30

1.8K 245 68
                                    

"Jadi, sudah sejak kapan kau kembali?"

"Sudah beberapa hari ini. Aku datang ke sini karena ingin melihat keadaan Ibu dan Ayah."

Hikari menyunggingkan senyuman dewasa. Rasanya masih cukup tidak menyangka bila kediaman mereka akan disambangi oleh Naruto pada hari ini. "Kami baik-baik saja. Bagaimana denganmu?"

"Aku juga baik," Naruto menjeda sesaat. Tentu ia masih mengingat jelas tujuan utamanya. Meskipun bersungguh-sungguh ingin melihat keadaan keluarga Hyuga, tetapi maksud ketibaannya lebih condong untuk hal lain.

Hinata. Naruto tidak melihatnya di mana pun.

"Di mana ... Hinata?"

Gerakan Hikari yang sedang meletakkan segelas teh panas ke atas meja -- sejenak langsung terhenti.

Dari raut wajah yang terpantau, Naruto seperti menangkap gestur yang berbeda.

"Sebenarnya, aku juga memiliki tujuan lain hingga datang ke sini." Naruto tidak berniat berbasa-basi terlalu lama. "Aku ingin bertemu Hinata."

Hikari masih terdiam. Ini menambah rasa ingin tahu di dalam hati Naruto. Gelagat sang mantan ibu mertua -- menambah besar dugaannya.

"Belum lama ini, aku bertemu dengannya secara tidak sengaja. Dan ... ada satu hal yang ingin kupastikan."

Penjelasan Naruto, Hikari balas dengan deheman pelan. Ia memahami ke mana arah percakapan mereka akan terjadi.

Sejujurnya, Hikari tidak yakin. Sejak pertama, Hinata sudah memohon padanya agar situasi ini tidak sampai bocor ke telinga Naruto. Untuk alasan apa pun itu.

Hikari tidak mengerti apa yang membuat Hinata begitu berkeras hati, meskipun seharusnya, Naruto tetap pantas untuk mengetahui semua yang terjadi.

Namun, melihat betapa kuat Hinata meminta kala itu, Hikari menjadi tidak bisa berbuat apa-apa. Alhasil selama beberapa tahun berlalu, ia tetap diam sesuai dengan apa yang sang anak inginkan.

"Aku tahu, Ibu pasti sudah memahami apa yang kumaksudkan."

Benar. Itu memang benar. Hanya saja, Hikari menjadi bimbang.

"Jika Ibu bersedia, aku ingin Ibu mengatakan yang sebenarnya padaku."

"Naruto--" Hikari terhenti sesaat. Wajah penuh harap Naruto membuatnya menjadi semakin tidak karuan.

"Bukankah aku tetap berhak untuk tahu?" Naruto masih tetap mencoba. Ia harus menggunakan cara halus agar merobohkan dinding yang tercipta.

Dan ya, Hikari memang tidak sampai hati untuk membohongi Naruto. Hikari memahami bagaimana perasaan seorang orangtua.

"Ya, itu benar," Akhirnya, Hikari bicara. "Setelah perceraian kalian, baru diketahui bila Hinata sedang mengandung. Kamu pasti sudah bertemu dengannya juga, dan Ibu yakin, itu yang membuatmu datang ke sini."

.

.

.

--- K A L O P S I A ---

.

.

.

Sekali lagi, Naruto berhasil membuat Hinata dihantam rasa terkejut.

Jika dipertemuan sebelumnya semua terjadi secara tak sengaja, untuk sekarang, Hinata yakin ada unsur niat tertentu di dalamnya.

Kalopsia [ NaruHina ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang