5

1.4K 197 41
                                    

____________________

Apa itu cinta?

____________________

.

.

.

--- K A L O P S I A ---

.

.

.

Pagi ini sedikit berbeda.

Udara lumayan dingin dan hujan mungkin akan turun sebentar lagi.

Tidak seperti hari-hari sebelumnya di mana Hinata akan lebih dulu menyibukkan diri mengurusi berbagai hal sebelum berangkat bekerja, kali ini, sejauh mata Naruto memandang, wanita itu belum terlihat di mana pun.

Biasanya, di jam-jam begini, dia sudah menyiapkan sarapan -- yang seringnya makanan tersebut tidak tersentuh oleh siapa pun. Terkesan sia-sia, tapi tetap selalu dilakukan.

Dan tak semenit Naruto mempertanyakannya, Hinata sudah keluar dari kamar dengan penampilan yang rapi. Dia siap pergi bekerja.

Tidak ada sapaan. Hinata hanya melirik secara singkat dan berjalan duluan menuju meja makan.

Naruto merasa ada yang lain. Hinata lebih murung. Namun, seolah tidak ingin mencoba mencari tahu, Naruto memilih menyibukkan diri dengan mengenakan jam tangan sembari duduk di sofa.

"Akan kusiapkan roti untuk sarapan. Aku tidak sempat membuat yang lain."

Perkataan itu membuat Naruto menoleh kecil.

Sewajarnya, si pria tidak akan begitu peduli apakah ada makanan atau tidak yang akan disiapkan. Tetapi sekarang, saat tawaran diberikan, Naruto bergumam seakan menyetujui.

"Hm."

Ekspresi Hinata sempat tidak menyangka. Baru kali ini Naruto bersedia dibuat sesuatu.

Hinata segera berlanjut menuju dapur. Beberapa saat kemudian, Naruto menyusul ketika menebak bila kegiatan dalam menyiapkan sarapan itu mungkin telah selesai.

Sudah ada segelas kopi di atas meja. Naruto menebak bila minuman tersebut pasti untuknya. Lalu kemudian, Hinata datang dengan lembaran roti yang penuh oleh isian.

Dapat dikatakan, ini adalah sarapan pertama mereka setelah beberapa waktu telah terikat pernikahan.

Begitu datar.

Tidak ada percakapan sama sekali. Hinata hanya menikmati makanan dalam diam tanpa mau menatap sejak tadi, dan hal itu pula yang Naruto lakukan.

Naruto menduga, Hinata mungkin kesal karena masalah kemarin. Tampaknya, kata-kata yang sudah dia keluarkan membuat perempuan itu sangat terbawa perasaan.

Hujan yang semula belum hadir, kini benar-benar telah turun secara bergilir. Membasahi tiap inci pembukaan udara, meski belum dengan kekuatan yang begitu besar.

Suasana pengantin baru terasa menjadi semakin kelam.

"Minggu depan, jika ada waktu, ayahku ingin kau datang." Sebenarnya, Hinata sangat ragu mengutarakan hal ini. Setelah segala penolakan yang sering Naruto lakukan dan berbagai kalimat menyakitkan yang ia keluarkan, wanita tersebut merasa percuma meminta terlalu banyak.

"Ayahku dan akan berulang tahun, dan ingin kau bisa datang," Hinata menyudahi kalimatnya.

Dari seberang meja, Naruto sedang memperhatikan wajah tertunduk sang istri cukup lamat. Beberapa detik lamanya hal itu terjadi, hingga Hinata yang tak kunjung memproleh jawaban, kini mendongak dan membuat tatapan mereka bertemu.

Kalopsia [ NaruHina ] ✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt