17

1.4K 219 36
                                    

____________________

Yang lebih sulit dibanding melawan tantangan hidup?

____________________

.

.

.

--- K A L O P S I A ---

.

.

.

Hinata langsung meraih segelas air dan meneguknya. Ia coba menenangkan diri dari rasa nyeri yang kini menyerang kepalanya. Beruntung, rasa sakit itu sudah sedikit berkurang. Karena bila dibanding dengan saat di kantor tadi, yang sekarang tidak lagi membuatnya begitu kesulitan. Setelah ini, yang dia butuhkan adalah istirahat.

Dengan sedikit lemas, Hinata berjalan menuju kamar. Pada ruang tengah, ia tidak sengaja saling berhadapan bersama Naruto yang sedang berdiri di sana.

Tatapan pria itu menyelidik sesaat. Tampaknya, ucapan laki-laki tadi -- memang benar. Wajah Hinata tidak terlihat sesegar biasanya dan ia terus memegangi kepala.

Namun, Hinata tidak ingin begitu mengadu. Ia melenggang menjauh sehingga tidak ada percakapan apa pun yang terjadi antara keduanya.

Naruto tidak bersuara apa-apa. Ia juga melanjutkan menuju kamar, kemudian membersihkan diri.

Ketika jam menunjukkan malam yang sudah lumayan larut, Naruto masih berkutat dengan kesibukan seorang diri. Matanya menatap serius pekerjaan di hadapannya dan konsentrasi tersebut baru terputus ketika ponselnya menandakan satu panggilan masuk, dari Shion.

"Sedang apa?"

"Hanya menyelesaikan beberapa pekerjaan yang belum sempat diselesaikan."

"Kau sibuk?"

"Tidak juga. Kenapa?"

"Kalau begitu, bisa jemput aku?"

Naruto menyandarkan diri pada kepala ranjang. Ia tampak menimbang sesaat. "Kau di mana?"

Shion menjelaskan letak keberadaannya saat ini. Naruto melirik arloji terlebih dahulu, baru setelah itu beranjak bangun untuk meraih pakaian hangat miliknya.

Hinata yang sedang berada di depan pintu kamar dan berniat kembali mengambil segelas air, sekilas melihat siluet yang melewati ruang depan. Ketika mendengar suara pintu yang tertutup, ia menebak bila Naruto baru saja keluar.

Manik rembulan Hinata melemah sejenak. Ia hanya bisa menghela napas.

.

.

Hari menunjukkan pukul sebelas malam ketika kendaraan Naruto berhenti di depan sebuah bangunan besar. Shion sudah di sana untuk menantinya, dan tak butuh lama segera masuk ke dalam mobil.

Wanita itu tampil dengan gaun malam yang terbilang cukup terbuka. Ia baru selesai mengikuti acara bersama teman-temannya.

Dengan gerakan sembarangan, Shion melepas ikatan yang sejak tadi sedang memperindah helain rambutnya. Tubuhnya dihadapkan pada Naruto dan melancarkan satu ciuman.

Sayangnya, Naruto segera melepaskan perpaduan bibir itu dan menatap Shion cukup serius. "Kau minum lagi?"

Sembari menyadarkan tubuh dengan cukup kasar, Shion bergumam. "Hm. Aku butuh penyegaran. Hidupku terasa pelik belakangan ini."

Kalopsia [ NaruHina ] ✔Where stories live. Discover now