23

1.7K 244 85
                                    

____________________

Mengapa roda berputar? Karena ada tempat tujuan yang ingin dicapai. Perhentiannya tergantung dari bagaimana kau menuntunnya.

____________________

.

.

.

--- K A L O P S I A ---

.

.

.

Kendaraan tersebut memasuki area halaman rumah dengan sedikit kasar. Mengerem secara tiba-tiba, sampai tubuh Hinata sempat tersentak saat mobil itu berhenti.

Hinata menoleh pada sosok di sampingnya. Tetapi, belum sempat mulutnya memberikan protes, ia sudah melihat bila Naruto keluar dengan bantingan pintu yang cukup keras.

Hinata menjadi was-was saat pria tersebut berjalan ke sisi lain kendaraan dan berhenti tepat pada pintu di dekatnya, untuk membuka serta menyeret ia masuk ke dalam rumah.

"Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!" Hinata masih mencoba melepaskan diri, tetapi Naruto tidak berniat mengindahkannya.

Malah, Hinata heran ketika langkah mereka tidak berhenti sama sekali, dan terus berlanjut hingga keduanya masuk ke satu ruangan.

Hinata terdiam. Ia tidak mengerti mengapa Naruto malah membawanya masuk ke kamar saat ini. Maksudnya, kamar pria tersebut.

Hinata kembali mencoba melepaskan diri, dan kali ini usahanya berhasil. Bukan karena Hinata bisa menyaingi kekuatan Naruto, melainkan sang pria yang sengaja melakukannya, lantas seketika memutar tubuh untuk menatap si wanita secara langsung.

"Apa selama ini kau bersamanya?"

Rembulan Hinata gemetar ketika mendengar nada suara Naruto yang menggebu dan penuh tekanan.

Namun, Hinata sengaja tidak menjawab. Ia berpaling dan melangkah mundur untuk menjaga jarak.

Napas Naruto terasa memburu. Gelagat yang Hinata lakukan saat ini seolah mengatakan jika dirinya adalah sesuatu yang harus dihindari.

"Siapa sebenarnya laki-laki itu? Apa dia memang hanya rekan kerjamu?"

Hinata mengernyit. Kenapa Naruto malah bersikap seperti ini? Bukankah selama ini dia selalu bersikap tidak pernah ingin tahu tentang hidup Hinata? Mau itu dengan siapa dia bersama, apa yang dia lakukan, ataupun ke mana dia pergi.

Hinata juga masih ingat saat masa ia coba menjelaskan mengenai Toneri. Naruto hanya membalasnya dengan ungkapan yang terasa begitu menohok.

"Apa aku bertanya?"

"Tidak perlu menjelaskannya. Mau pergi bersama siapa pun, itu hakmu."

"Lagi pula, bukan urusanku. Kita sudah sepakat untuk tidak saling ikut campur, 'kan?"

Dan sekarang, apa yang dia lakukan? Kenapa mendadak bertanya dan menatap sampai sebegitunya?

"Bukankah kau tidak ingin tahu siapa pun yang sedang bersamaku?"

Kepalan tangan Naruto mengerat sejenak. Tatapannya semakin tajam. Hinata bukan menjawab pertanyaannya, tapi malah membalikkan ia pada semua yang pernah mulutnya lontarkan.

"Aku tidak melarangmu saat kau pergi dengan perempuan lain, bahkan sampai tidak pulang -- mungkin karena kau sedang bersamanya. Lalu, untuk apa aku harus menjelaskan urusanku padamu? Mau dia rekan kerja atau bukan, kenapa kau peduli? Kita sudah sepakat untuk tidak ikut campur urusan masing-masing, 'kan?"

Kalopsia [ NaruHina ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang