32

1.4K 219 56
                                    

.

.

--- K A L O P S I A ---

.

Happy Reading

.

.

"Ibu!"

Itu suara Boruto.

Seruan kecilnya yang berasal dari depan rumah, menghantar Hinata untuk mendekat ke arah jendela. Ia ingin memantau keadaan sekitar lebih dulu, sebelum membuka pintu dan mendapati sang anak yang tersenyum lebar karena baru saja diajak jalan-jalan.

Sekali lagi, Hinata melirik-lirik lingkungan rumah dan jalanan dengan cepat.

Naruto sudah tidak ada. Dari tadi, Hinata sudah merasa gelisah karena khawatir pria tersebut masih berada di sana. Terlebih, Hinata tidak bisa menghubungi kontak sosok dewasa di hadapannya untuk menjelaskan apa yang terjadi.

"Ada apa, Hinata?"

Pertanyaan itu membuat Hinata menggeleng. "Tidak, Ibu. Silahkan masuk."

Kushina segera melepas gandengannya pada tangan Boruto. Ia membiarkan si balita berlari masuk lebih dulu.

"Ini,"

Hinata meraih bungkusan besar dari tangan Kushina. Ia mengintip sejenak isi di dalamnya dan mendapati beberapa makanan anak-anak dan susu nutrisi. Bahkan, ada alat tulis juga.

Orang-orang terdekatnya sangat memanjakan Boruto. Hinata tidak bisa menolak dan berkomentar terlalu banyak, karena ini pemberian Kushina.

"Terima kasih sudah menemani Boruto jalan-jalan hari ini. Ibu juga berbelanja banyak sekali untuknya."

Kushina tersenyum. Pundak Hinata diusap dengan lembut. "Ibu senang bisa menghabiskan beberapa jam bersamanya."

Hinata mengangguk. Sejenak, dia kembali menoleh keluar jendela. Gelagat ini membuat Kushina menjadi penasaran.

"Kenapa?"

"Ibu ..."

"Ada apa?"

"Tadi, Naruto datang ke sini."

Kushina terdiam.

"Dia mencari Boruto saat Ibu membawanya pergi."

"Lalu, apa yang kau katakan?"

"Aku hanya bicara apa adanya. Tapi, aku tidak bilang bila Boruto bersama Ibu."

Melalui lubang hidungnya, Kushina melepas napas singkat. Ia sudah mendengar cerita mengenai pertemuan Hinata dan Naruto beberapa waktu lalu, serta segala perbuatan Naruto yang kini sedang mencoba untuk mendekatkan diri kepada Boruto.

Sama hal dengan Hinata, Kushina juga sengaja tidak memberi kabar apa pun mengenai kehamilan Hinata ketika itu.

Baginya, semua percuma. Kekecewaannya kepada Naruto sudah terlalu banyak karena harus menyia-nyiakan Hinata.

Untuk apa dia memberi kabar saat, bukan? Belum tentu juga Naruto akan peduli.

Karena seperti yang sudah Hinata ceritakan, dirinya begitu disakiti oleh Naruto yang tetap menjalin hubungan bersama Shion.

Benar. Kushina sudah tahu semuanya.

Saat kedatangan Shion ke kediaman Namikaze waktu itu, Kushina sudah memahami penderitaan seperti apa yang Hinata alami.

Kalopsia [ NaruHina ] ✔Where stories live. Discover now