19▫️ Menghadiri pernikahan

51 15 0
                                    

Hampir dua puluh lima santri putri yang berseragam hijau sage itu, sedang berada di sisi jalan dekat tembok pagar pesantren

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hampir dua puluh lima santri putri yang berseragam hijau sage itu, sedang berada di sisi jalan dekat tembok pagar pesantren.

Sisi kanan tak jauh dari mereka. Tujuh belas santri putra pun tak ketinggalan berdiri di sana.

Dari semua santri yang berjumlah 398 orang. Sepertinya hanya sebagian orang yang akan berangkat ke acara pernikahan.

Dua mobil pick up datang dan berhenti di depan santri putra dan putri. Lantas mereka pun langsung naik ke atas mobil pick up.

Sebagian dari mereka tampak sudah tidak sabar untuk pergi. Raut- raut ceria dan gembira terlihat jelas di wajah mereka.

Mobil putih kiyai Yahya keluar dari gerbang.

Dua mobil pick up yang di tumpangi para santri mulai melaju. Mengikuti mobil putih.

Santri putri begitu menikmati perjalanan. Mereka bercanda riang, mengabaikan angin dingin yang menghembus badan.

"Eh! Siapa tuh. Kenapa dia dari tadi mengikuti mobi kita."
Tanya salah satu santri putri yang duduk di ujung mobil, membuat dua santri di sampingnya ikut menoleh.

Ternyata, di belakang mobil mereka. Motor ninja hitam yang gagah tengah melaju, tampak seperti mengikuti.

"Itu mah. Seperti motor punya Leon."

"Iya, Iyah. Itu memang motornya Leon."

"Masa sih. Bukannya Leon ada di jakarta ya?"
Santri yang bertanya tadi, tidak percaya.

"Mungkin saja, Leon sudah kembali."

"Iya, aku juga pernah lihat Leon pakai motor itu. Sangat percis."

"Kalau begitu, kenapa dia mengikuti kita?"

"Mungkin saja, dia juga mau menghadiri pernikahan."

Tiga santri yang duduk paling belakang itu terus asik membicarakan Leon.

Sementara. Syifa, Karin, Nana, serta Raya asik berdiri di dekat kepala mobil pick up menikmati pemandangan-pemandangan yang di lewati.

***

Sholawat marawis terdengar keras di telinga. Dentuman salon yang keras meninju jantung.

Area pernikahan yang indah. Beberapa santri mendongak melihat atap yang penuh dengan bunga-bunga putih ter-urai serta daun-daun hijau di atas sana. Selain itu jauh dari hadapan mereka, panggung pelaminan yang terlihat indah dengan dekorasi-dekorasi pilihan, selain panggung pelaminan ada juga panggung yang lebih tinggi dan di tempati oleh grup marawis.

Ibu kiai dan bapak kiai di sambut ramah oleh panitia hajat.

Sedangkan para santri di iring oleh panitia hajat untuk langsung mengantri ke tempat prasmanan.

Setelah mendapatkan jatah, mereka para santri duduk di kursi yang telah di sediakan.

Sebelum duduk, Syifa menaruh kado untuk pengantin di kursi sebelahnya.

Gadis yang Berbeda (On Going)Where stories live. Discover now