Chapter XIII

216 96 40
                                    

Happy Reading

*****

Terik matahari menyinari kota Bandung di siang itu, dimana hawa panas membuat penghuni bumi merasa tak sanggup bertahan di dalam ruangan ataupun di luar ruangan. Kantin SMA Cakrabuana dipenuhi dengan murid-murid dari berbagai kelas dan berbagai jurusan. Semua  minuman dingin habis terjual di sekolah itu, penyebab cuaca yang panas, hingga membuat keadaan kantin sangat ramai. Di pojokan kantin, seperti biasa Langit dan teman-temannya sudah mengontrak tempat itu.

Dan dari kejauhan kedatangan dua orang gadis mengundang pandangan Langit dan Dilan tak ingin lepas. Renasya dengan rambut yang dilepas menyentuh kedua pundaknya, sedangkan Prita dengan rambut diikat setegah menambahkan aura cantik mereka.

Kamu mau pesan apa? tanya Prita setelah menemukan tempat duduk untuk makan siang kali itu. "Mie ayam" balasnya singkat,

"okay" Prita lalu bergegas menuju ke arah stan bakso dan mie ayam.

Tidak sadar, sejak tadi sepasang mata terus melihat gerak gerik seorang gadis yang sedang duduk berjarak dengan dirinya sekitar 3 meter, ekspresi yang dilontarkan terlihat hampa dan sendu.

"udah?" tanya Nasya setelah melihat Prita yang melangkah mendekatinya menuju tempat dimana Nasya duduk. "iya, bentar lagi pesanan kita udah datang"

Dua menit kemudian pesanan mereka pun datang.....

"oh yah, btw kamu udah ketemu sama bu Mawar?" tanya Prita sambil menikmati baksonya sedangkan Nasya masih setia dengan mie ayamnya. "astagaa, aku lupa" Nasya menghentikan makannya menatap kaget kearah sahabatnya, mengingat perintah wali kelas sejak pagi. "setelah ini deh" ucapnya, lalu lanjut menikmati mie ayam.

"Hm, belum tua udah pikun, kalau udah tua apa lagi" cibir Prita geleng-geleng tak habis pikir dengan sahabatnyabisa lupa jika tidak di ingatkan.

"Prita?" dirinya menoleh ke kanan, melihat kedatangan seseorang yang berhasil membuat Nasya berdecak kesal namun Prita hanya diam menatap cowok itu.

"Setelah ini gue minta waktu lho bentar, boleh?"

Prita hanya menduduk tak menghiraukan "hmm" balas membuat Dilang melangkah mundur dan pergi, seakan sudah tau jawaban apa yang di dapatkan.

"Kamu masih percaya sama Dilan?"

"nggak tau, mungkin ada hal yang mau dia omongin"

"semoga nggak mengecewakan"

"kalau mengecewakan juga aku tetap aman" balas Prita judes.

*****

"Permisi Bu" sapa Nasya ketika melihat bu Mawar yang sepertinya sedang sibuk dengan lebtopnya.

"duduk" Perintahnya sambil menunjuk salah satu kursi yang tepat didepan mejanya.

"baik Bu"

"kamu tau, kenapa saya manggil kamu?" pertanyaan itu membuat gadis tersebut hanya menggeleng.

"Tidak bu" jawabnya membuat bu Mawar membuka suara,

"jadi gini, selama ini informasi yang saya dapatkan, kamu ikut les dimana-mana, bahkan kamu masuk dalam siswa terbaik di sekolah ini, nilai kamu selalu  melampaui lebih tinggi, bahkan lebih dari Tiara. Saya tau sejak kelas X peringkat kamu saling ber adu dengan peringkat Tiara anak IPA 1" ucapan bu Mawar masih setia di dengar dan di cerna oleh gadis itu.

"kali ini harapan saya semakin sangat tinggi. Kamu tau kan? ada satu murid yang baru pindah ke sini ketika di semester awal kelas XI. Dan itu Langit Argantara" nama itu membuat Nasya semakin terdiam membisu.

"Impacnya sangat besar setelah memasuki sekolah ini. Dia menggeser posisi Ardhan sebagai kapten basket, dan seharusnya yang mengikuti olimpiade kimia periode ini adalah kamu dan Gilang dari kelas kita, namu posisi Gilang berhasil digeser, kamu bisa tau apa artinya? seorang murid baru berhasil menunjukan kemampuan nya dalam waktu singkat" pernyataan itu semakin membuat gadis itu tak bisa bernafas tenang, pikirannya saat ini sedang mengamuk berusaha memahami mengapa bu Mawar menyampaikan ini. Mengapa dalam sekolah ini guru-guru tidak bersatu, membuat unggul sekolah ini namun lebih memilih membuat murid mereka bersaing.

"Dari sini kamu paham kan?, tidak ada kata teman untuk saat ini, kalian hanya musuh, bahkan dengan sahabat kamu sekalipun. Jangan mengecewakan kedua orangtua kamu, dan semua teman-teman kamu, termasuk saya sebagai wali kelas kamu. Kalau posisi kamu di geser kali ini, maka kamu tidak bisa saya percaya. Kamu itu ketua kelas yang harus pertahankan prestasi kelas kita. Gilang dan Arghan sudah digeser oleh kelas sebelah. Dan kamu mau? Keegoisan kamu bisa menjatuhkan nama baik kelas kita nantinya" tekan bu Mawar menatap dalam ketua kelas IPA 3. Gadis itu masih tak habis pikir keras, kenapa harus dikaitkan sampai tim basket dan Gilang yang tak bisa mengitkuti olimpiade?.

"saya akan usahakan Bu" balasnya tenang

Mendapat respon demikian, membuat dirinya tersenyum lega karena kepatuhan muridnya "ternyata kamu memang bisa dipercaya"

"kamu bisa keluar sekarang"

"iya bu, saya ijin keluar" ijin gadis itu meninggalkan ruang guru setelah di perintah, dengan pikiran yang berantakan, membuat gadis itu berada di tahap frustasi level tinggi.

Mengapa harus dirinya yang di harapkan untuk bertindak sejauh ini? dan mengapa harus dengan Langit yang menjadi saingannya?. Pikirannya terus berkecekamuk tak henti.

"Hai" sapa seseorang dari belakang membuat gadis itu menoleh,

"gue bisa minta waktu buat ngomong?" tanya gadis itu menanti respon.

"apa?" tanya Nasya pasrah tak bertenaga,

"lho ada hubungan apa sama Langit?"

Masih dalam keadaan belum stabil dirinya menghebuskan nafasnya kasar, mendengar pertanyaan Tasya. Mengingat dirinya tak ingin mendengar nama cowok itu. apa lagi harus berurusan  dengan teman-teman Tiara.

"nggak, emang kenapa?"

"kok dia bisa dekat sama lho"

"oh, itu karena kita sepaket ikut olimpiade" respon Nasya menjelaskan.

"baguslah, kiraain lagi pdkt" balas Tasya berbalik ingin pergi, "kenapa sih? suka sama dia?" sambung Nasya bertanya penasaran.

"bukan urusan lho" tiga kalimat membuat dirinya meninggalkan gadis itu kembali terdiam menatapnya pergi.

"Sya, pliss jangan gila" batinnya tak sanggup, pikirannya kembali berkecamuk dengan harapan bu Mawar, gadis itu memang tak ingin dirinya di jadikan harapan oleh semua orang. Apa yang akan terjadi jika semua usahanya tidak berhasil mewujudkan harapan mereka?.

See you readers

gimana menurut kalian dengan part ini?
Aku rasa makin ke sini cerita ku makin membosankan yah?

Aurora (END)Where stories live. Discover now