Chapter II

607 146 62
                                    

_Happy Reading_
(⁠。⁠♡⁠‿⁠♡⁠。⁠)

******

"Hal sederhana namun memberikan tawa"

 

"Hal sederhana namun memberikan tawa"
Pukul 06:00 pagi terasa cerah dihari itu. Namun selimut tebal berwarna pink masih menutupi setiap lekukan tubuh seorang anak gadis.

Sinar matahari yang terpancar menembus wajah mulusnya dari balik jendela, seperti tidak ada kekuatan untuk beranjak dari tempat ternyaman itu, rasanya ingin terus memeluk erat bantal guling.

Sedangkan di dapur terdapat seorang wanita berusia 35 tahun yang sedang menyiapkan sarapan buat keluarganya.

Dari lantai dua terlihat seorang pria berusia 40 tahun, turun ke bawah menggunakan jas dan dasi serta disebelah tangan kanannya memegang tas. Sepertinya ia akan bersiap untuk berangkat kerja.

"Pagi bunda! pagi ayah!" terdengar suara anak gadis mereka yang berteriak riang dari lantai atas, berlari kecil turun ke bawah.

"Bunda pikir kamu udah lupa hari ini harus masuk sekolah" katanya sambil menuangkan susu coklat buat putrinya.

"Huuufff, ya kali Nasya malas, walau kadang-kadang sih, heheheh" ucap gadis itu terkekeh.

"Kamu sudah mau lulus, harus rajin belajarnya, persiapan mau ambil jurusan apa nanti, terus universitas mana yang mau kamu masuk" kata Herman cukup panjang mengingat putrinya akan menyelesaikan jenjang SMA.

Gadis dengan nama Renasya Aurora biasa di sapa dengan sebutan Nasya yang merupakan anak tunggal dari Herman Andara dan Ibu Nia Daniaty.

Herman Andara merupakan seorang pengusaha kaya yang memiliki beberapa mall terbesar di pulau Jawa. Dan Ibu Nia Daniaty hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa.

Apa yang kurang dari seorang Renasya? dia imut, dia ceria, cerewet, namun penyayang. Nasya lahir dari keluarga cemara, semua yang dimiliki adalah impian semua anak, mulai keluarga yang harmonis, dan semua kasih sayang selalu ia dapatkan.

"Nasya"

"Iya yah?" sambil menikmati sarapan roti dan susu, gadis itu merespon panggilan ayahnya, ia menoleh menatap lekat kedua matanya.

"Ayah sama Bunda kamu, akan berangkat besok ke Jakarta, ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan disana, jadi kamu disini, tetap fokus belajar yah, kamu sama Bi Ina dulu. Okay?".

Bi Ina merupakan asisten rumah tangga yang sudah bekerja sejak Nasya masih kecil.

"Kok jalan lagi sih....perasaan baru balik dari sana" balasnya dengan raut wajah memalas dengan bibir yang mengerucut.

Mengingat beberapa minggu lalu orangtuanya baru balik dari Jakarta dengan urusan pekerjaan, namun harus berangkat lagi esok harinya dengan tujuan yang sama.

"Iyah sayang.... nanti Ayah sama Bunda gak lama kok di sana"

Tapi apa boleh buat, itu sudah menjadi pekerjaan ayahnya, walaupun sibuk dengan segala pekerjaan, Nasya tetap diutamakan.

"Hmmm, okay deh ayah jangan lupa vidio call kalau gak sibuk disana yah".

"Iyaa sayang, sudah selesai sarapan kan?" tanyanya di balas anggukan dari putrinya

"Oh yah bunda mau tanya, semalam dari mana? kok pulangnya lama?" tanya Ibu Nia mengalihkan pembicaraan mereka

"terjebak hujan Bunda..... handphone Nasya juga udah gak ada baterei nya."

Aurora (END)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz