Chapter VI

269 116 39
                                    

_Happy Reading_

"Teruslah bermain tanpa aku"

"Pagiii cantikk...." Suara Dimas mulai bergema di telinga Nasya.

Membuatnya menoleh ke dengan tatapan sinis, seakan sudah mengetahui sumber. suara dan pemilik suara itu.

"Kok nggak di sapa balik?" tanya Dimas dengan ekspresi mengejek.

"Dalam satu hari aja, bisa nggak, biarin hidup aku tenang tanpa gangguan!" tanya Nasya memperlihatkan ekspresi kesal.

"Nggak bisa cantik" balas Dimas dengan nada manja.

Respon itu menambah kemarahan Nasya yang menunjukkan ekspresi tak suka.

"Janganlah seperti ini cantik, kau terlihat lebih tua nantinya" kata Dimas sok puitis, nada yang dikeluarkan seperti sedang membaca sebuah puisi, dan sepertinya berhasil membuat Nasya kesal.

"Ih ayam bebek romantis banget".

"Apa? Ayam-ayam? Bebek-bebek?. Semuanya itu ciptaan Tuhan" balas Dimas dengan nada seakan sedang bernyanyi.

"Eh bukan!, maksudnya AYANG BEBEB"

"Eh tunggu dulu!. Situ ngapain ikut-ikutan?" Sontak Dimas menatap ke arah Angga dengan ekspresi kesal setelah sadar Angga masuk dalam obrolannya dengan Nasya sejak tadi.

"Lah suka-suka lah"

"Brisik!" cetus Langit yang sejak tadi menyaksikan obrolan mereka, dirinya berjalan di ikuti Julian, sambil tidak memperdulikan Angga dan Dimas yang sedang berdebat tak ada habisnya.

"Situ kenapa lagi?" Pertanyaan Dimas entah dilontarkan ke siapa setelah melihat Langit sudah melangkah jauh meninggalkan mereka.

Tak sadar Angga beranjak menuju kelas meninggalkan Dimas seorang diri di koridor. Dan sejak tadi Nasya juga sudah pergi meninggalkan mereka saat Dimas dan Angga sedang menuai perdebatan.

"Lah gue ditinggal sendirian nih" kata Dimas pada dirinya sambil disaksikan murid lain yang sedang berlalu-lalang.

"Ngapain lihat-lihat?" hardiknya pada murid-murid lain yang sedang menatap bingung melihat Dimas.

****

"Gilang!!!" Panggil Nasya berlari kecil keluar kelas.

"Nih! Aku lunasi iuran kelas. Malas tunggak soalnya." Ucapnya sambil menyodorkan uang iuran ke Gilang yang notabenenya sebagai bendahara kelasnya.

"Wokay thanks"

"Belum ganti baju olahraga? hari ini kita olahraganya gabung sama anak IPA 1 dan 2?"

"Ha? Gabung?"

"Yes"

"Okey duluan aja, nanti aku nyusul" tutur Nasya lalu berjalan ke arah lokernya, dengan malas, karena ia memang tidak pernah suka jam olahraga di gabungin.

****

"Nggak ada toleransi buat yang nggak menggunakan baju olahraga." Kata Pak Rio kembali menegakkan peraturan dalam mata pelajarannya.

"Tapi saya tidak bohong pak. Baju olahraga saya memang hilang" kata Nasya menjelaskan, dengan raut wajah penuh harap.

"Jangan buat ekspresi gitu deh. Munafik loh terlihat jelas!" cetus Tiara dari dalam barisannya.

Aurora (END)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن