Chapter IV

313 135 48
                                    

Happy Reading
(⁠。⁠♡⁠‿⁠♡⁠。⁠)


_Jika senyum itu untuk ku. Jangan pernah menariknya kembali_

"Kamu kok nggak asing yah?" tanya Nasya setelah tiba di ruang kelas, terlihat seseorang sedang menatap serius ke arah luar dan lagi berdiri tepat didepan jendela kelas.

"Siapa?" Balasnya menoleh ke arah sumber suara, dengan tatapan tajam tanpa senyum.

"Kamulah siapa lagi! emang ada orang lain disini selain kita?"

Tak merespon, terlihat cowok itu hanya diam lalu menoleh kembali menatap keluar jendela dan  sesekali melihat layar ponselnya.

Cukup lama terdiam Nasya merasa keadaan semakin hening tak ada tanda-tanda kehidupan.

"Lho budeg yah?, aku lagi ngomong!" timpal Nasya kasar.

Dan lagi-lagi cowok itu menoleh sinis tanpa merespon. Nasya sedikit tak suka dinginnya sikap itu, ingin sekali mengeluarkan kata-kata kasar dari mulut yang suci itu.

Mengingat sosok cowok itu seperti pernah menolongnya, Nasya mengurungkan niatnya.

"Aku nggak pura-pura lupa kok. Walau kamu nya pura-pura" tambahnya sembari melontarkan senyuman penuh mengejek lalu berjalan pelan sedikit ke depan kalah berdiri berdampingan dengan cowok itu dan ikut menatap keluar jendela.

"Hmm makasih yah... buat obatnya semalam" ucapnya tiba-tiba dengan nada yang mulai tenang, sambil menoleh kesamping lalu sedikit menoleh ke atas menatap wajah cowok itu. Karena Nasya cukup pendek, hingga dirinya yang harus berusaha mengimbangi kesamaan dari perbedaan tinggi badan mereka.

"Hmm" balasnya tak ada niat.

"Iiiih berarti itu kamu? tuh...kan, aku bilang juga apa. Aku nggak mungkin salah nebak" seruh Nasya histeris senang.

Raut wajahnya penuh kegirangan, setelah mengetahui pria yang bersamanya saat ini adalah Langit. Sosok pria yang meninggalkan cerita singkat saat bersamanya dibawah naungan hujan malam.

Sontak Langit kaget menatap Nasya seakan tersadar. Menyesal dengan jawabannya sendiri, Nasya hanya tersenyum puas ketika tebakannya tidak meleset.

Menambah kesal dirinya semakin tidak peduli. Langit berbalik berjalan ke salah satu bangku duduk yang ada di kelas itu, sambil kepala yang mengarah ke langit-langit kelas, sambil menghembuskan nafasnya kasar, menunjukkan betapa kesalnya dirinya saat ini.

"Kamu ternyata kamu sekolah disini yah? Trus kamu ngapain disini? kan udah jam pulang!" Tanya Nasya penasaran tak ada henti menimbulkan banyaknya pertanyaan yang tak bisa di cicil.

tok tok.....

Bunyi ketukan pintu membuat mereka menoleh.

"Maaf yah, tadi ibu masih ada kesibukan sedikit, jadi kelamaan, kalian sudah menunggu lama yah?" Suara Ibu Reni mengubah suasana hening.

"Sudah Bu"

"Belum Bu"

Jawab mereka bersamaan dengan jawaban yang berbeda. Nasya mengatakan BELUM dan Langit mengatakan SUDAH.

Aurora (END)Where stories live. Discover now