prolog

365 31 2
                                    

11:21 WIB18 Maret 2023Kota Jakarta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

11:21 WIB
18 Maret 2023
Kota Jakarta.

Leon berdiri lemah, melihat bangunan kecil di sisi rumah nya yang sudah hancur lebu.

Di depan sana dua orang berbaju oren lengkap dengan pengaman di kepalanya, meraka berhenti menyemprot kan air pada dinding-dinding hitam setelah di lahapnya api. Kini bekas api itu menyisakan asap, mengepul perlahan menuju langit.

Dua pemadam kebakaran lainnya, muncul dari bangunan dengan menggotong tubuh manusia di atas tandu.

Mata Leon kembali berkaca-kaca. Dadanya semakin sesak. Melihat tubuh yang di tutupi kain, seakan sudah tiada.

Leon menghentikan dua pemadam kebakaran yang menggotong korban di hadapannya.

Badan Leon yang sudah tak bertenaga dan tak berdaya, tersungkur lemah. Lutut dan kaki bawahnya menyentuh tanah.

Seluruh tubuhnya terasa lemas. Baru kali ini, ia merasakan di ujung kelemahan. Ia menatap jasad korban di hadapannya, membuat nya semakin sesak dengan rasa pahit yang menyakitkan.

Leon melihat tangan korban yang sedikit jatuh dari tandu. Tangan yang tidak tertutup kain itu sudah hitam dengan bekas luka bakar yang sangat parah. Tangan itu mengepal. Leon perlahan membuka kepalan tangan korban. Tak di sangka. Disaat tubuh korban yang sudah tidak bernyawa. Ia menemukan gelang di kepalan tangan korban.

Leon mengambil gelang itu. Sejenak ia mengamati gelang berwarna hitam yang telah terputus itu, ber bandul separuh Yin Yang dan berbentuk seperti air yang melengkung, dengan goresan hijau bergambar daun.

Leon kembali melihat jasad di hadapannya. Menaruh tangannya di atas jasad, lalu tangannya mengepal kuat, berusaha untuk menguatkan diri. Namun air mata terjatuh begitu saja.

***

Di hari, detik menit yang sama, hampir sejauh 232 kilo meter dari Jakarta.

Cuaca langit di pedesaan sangat cerah. Pohon dengan daun-daun yang lebat dan rindang, bergoyang-goyang tertiup angin.

Sebuah lengan terangkat dan mengepal. Memakai gelang hitam dengan bandul separuh Yin Yang, bergelantung dan bergoyang tertiup angin, berbentuk seperti air yang melengkung dengan goresan hijau bergambar daun. Menghalangi sorotan sinar matahari yang cukup terasa hangat di kulit.

Gadis si pemilik lengan itu. Mendongak dan tersenyum melihat gelang yang melingkar di pergelangan tangannya. Sebuah rasa rindu kini ia rasakan ketika melihat bandul separuh Yin Yang, yang menempel pada gelang nya. Begitu banyak memori indah tersimpan pada bandul itu.

"Syifa!"

Panggilan itu membuyarkan lamunannya. Merasa namanya di panggil. Sontak ia, menurunkan lengan nya kembali dan kepalanya menoleh ke belakang.

Wajah cantik itu kini melihat seorang gadis dengan pakaian tertutup dan berhijab. Berdiri jauh di belakangnya sedang membawa keranjang yang penuh dengan buah strawberry.

Dia adalah Karin sahabat Syifa. Selain Karin, di sana ada beberapa santri putri lainya yang sedang beranjak pergi, ataupun yang masih baru beranjak berdiri dari duduknya di bawah pohon rindang. Tepat. Di belakang Syifa. Semua santri putri pun terlihat membawa keranjang yang sama dan penuh dengan buah strawberry.

"Ayo pulang!"
Lanjut Karin.

"Iya. Iya. Tunggu."
Syifa segera bangkit dari duduknya. Tak lupa ia membawa keranjang strawberry yang tadi ia simpan di sebelahnya. Lalu berjalan menghampiri sahabatnya untuk pulang bersama.

Mereka para santri putri beranjak pergi dari teduhnya pohon rindang di tengah-tengah ladang strawberry yang luas.

*****

Jangan lupa kasih bintang 🌟 nya, ya, sob🥰

Gadis yang Berbeda (On Going)Where stories live. Discover now