Hyunjin berpakaian rapi dan memakai sepatu pantofel. Dia menghampiri Felix yang sedang menyiapkan buah dan sayur untuk makan malam.

"Aku ada acara dengan klien." ucap Hyunjin singkat.

"Ini sudah malam. Hati-hati Hyunjin."

"Besok aku berangkat pagi."

"Baik. Aku boleh mengantarmu juga?"

"Iya Mon."

"Hmn?" Felix memiringkan kepala bingung dengan panggilan itu.

Hyunjin membalik badan dan pergi memenuhi undangan klien. Bersama sang sekertaris, Hyunjin harus menyelesaikan kesepakatan kerjasama yang ternyata isinya hanya basa-basi semata.

Tak ingin menghabiskan waktu lama, Hyunjin segera meminta sekertarisnya bergerak cepat dan kembali ke kantor. Tapi di tengah jalan, dia ditelpon oleh Wonyoung yang meminta tolong padanya. Berakhir dia dan sekertaris datang ke restoran yang dituju.

Wonyoung meminta tolong untuk melepaskannya dari mantan suami yang memaksa untuk kembali. Ketika Hyunjin sampai disana, ternyata Wonyoung sedang dipaksa untuk meminum minuman beralkohol. Hyunjin segera mengambil gelas berisi alkohol itu dan menegaknya sampai habis.

Lagi-lagi soal etika, Hyunjin tak mungkin merusak gelas itu hanya untuk marah-marah di depan umum.

"Tinggalkan dia atau kutelpon polisi." ancam Hyunjin.

Hanya gertakan kecil dan lelaki itu berdesis kesal. Sekarang Hyunjin dan sekertarisnya mengantar Wonyoung pulang. Di sebuah apartemen, Hyunjin memilih untuk berkunjung sebentar untuk melihat bayi kecil yang lelap tidurnya.

"Halo.. putri kecil." sapa Hyunjin pada Ren.

"Kalau dia sedang bangun, pasti akan sangat senang bertemu denganmu." kata Wonyoung yang tersenyum cantik.

"Iya.., sayang sekali dia sudah tidur." Hyunjin menoel pipi Ren.

"Tolong jangan bangunkan dia. Aku ingin istirahat Hyunjin.."

"Aku bercanda."

"Terima kasih sudah menolongku."

"Tidak masalah."

"Cepatlah pulang. Istrimu pasti sedang menanti." Wonyoung segera menarik lengan Hyunjin agar menjauh dari kamar anaknya.

"Aku ingin tetap bersama bayi kecil ini."

"Hush.. apa yang kamu bilang. Ayo cepat kembali. Buat saja bayi sendiri bersama istrimu."

"Iya-iya.."

Hyunjin berpamitan dan di tengah jalan dia merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Kepalanya sedikit berdenyut dan badannya panas.

"Sial.. jangan-jangan soju tadi dicampuri sesuatu." Pasalnya selama ini Hyunjin tahan banting dengan minuman beralkohol.

"Pak Jung, tolong antarkan aku segera ke rumah." perintahnya dengan menahan pening di kepala.

"Baik pak. Apa karena minuman tadi?"

"Sepertinya iya."

Mobil melaju dengan kecepatan tinggi dan Hyunjin dituntun pak Jung masuk ke rumah. Setelahnya dia menyuruh pak Jung untuk pulang.

Hyunjin menaiki tangga dengan menghembuskan napas cepat. Rasanya panas sekali dan Hyunjin ingin melepaskan dasi yang mencekik itu. Menarik kuat dasi dari kerah lalu dengan cepat melemparkannya sampai jatuh ke lantai satu. Dia tertatih masuk ke dalam kamar dan melepaskan jas dan lagi membuang jas ke sembarang tempat.

Di dalam kamar ada Felix yang sudah tertidur di kasur mereka. Sesaat Hyunjin masih berpikir normal tapi semakin lama sepertinya kewarasannya sudah kalah dengan nafsu. Dia menaiki kasur dengan tergesa dan tubuhnya bertumpu diatas Felix.

Kisah Kita | HyunLixWhere stories live. Discover now