"Pulang sekarang."

"Tapi-"

"Pulang."

"Baik." Felix hendak menjelaskan keadaan di sekitar tapi teringat kata Bundanya untuk menurut jika mempunyai suami.

Setelah Felix mengiyakan, saat itu juga panggilan diputus sepihak. Dia akhirnya memilih membungkus makanan dan minuman yang dibeli. Kakinya menyusuri tempat dengan menahan angin bercampur salju dengan payung. Hawa dingin terasa menusuk padahal dia sudah memakai jaket tebal dan syal.

Sampai di kereta, Felix secara diam-diam meminum susu yang dibelinya tadi untuk menghangatkan tubuh. Tubuhnya harus siap untuk kembali berjalan di tengah derasnya salju turun ke bumi. Tiba di rumah, Felix melepas jaket dan sepatunya.

Wajahnya memerah dan tak sanggup menahan dingin sehingga dia bergegas menaiki tangga. Dia berpapasan dengan Hyunjin yang ada diujung tangga, sudah memakai jaket sambil menelpon seseorang.

"Aku akan menjemputmu."

Ucapan itu terdengar oleh Felix. Ketika Hyunjin sadar Felix sudah sampai di rumah, Felix segera menyapanya.

"Aku keluar sebentar." ucapnya pada Felix.

Ketika suaminya itu menutup panggilan, Felix dapat melihat nama yang tertera di panggilan masuk itu. Dia tak ingin peduli dan segera masuk ke kamar untuk mandi air panas. Memakai hoodie dan menghidupkan heater agar terasa hangat.

Malam ini, untuk kedua kalinya Felix mengunci kamarnya dan memasang pengganjal pintu yang dibelinya tadi siang. Makan dan tidur untuk meredakan rasa dingin di tubuh.

Besok pagi, Felix rasa tubuhnya nyeri dan hendak flu. Tapi hari ini perkuliahan terakhir ada di siang hari. Jadi dia memilih tidur sampai menjelang siang dan minum obat. Felix tak mendapati mobil Hyunjin ada di garasi rumah setelah berkeliling mencari sang suami. Mungkin suaminya itu tak pulang semalaman.

Akhirnya setelah menjelang siang, Felix segera berangkat. Rencananya dia akan mengambil mobil milik orang tuanya yang dipinjam saudara. Setelah mendapatkan mobil orang tuanya kembali, Felix segera ke kampus.

Paham jika tubuhnya semakin merasa sakit, Felix ke rumah sakit untuk periksa. Benar saja dia langsung diminta opname tapi ditolak dan memilih rawat jalan. Disana Felix mendapatkan layanan dari perawat dan konsultasi sebentar dengan dokter.

Setelah menebus obat dia kembali ke rumah dengan keadaan sedikit lebih baik setelah mendapat infus dan vitamin, Felix memilih untuk mengunci diri lagi di dalam kamar.

Tiba-tiba kepalanya pening di tengah malam, Felix terbangun karena ingin ke toilet. Usai kembali dan mencoba untuk tertidur lagi, Felix samar-samar mendengar ketukan pintu kamarnya dan panggilan yang tak terdengar apa itu. Karena kepalanya berdenging dan terasa berat, Felix memilih mengabaikan dan tidur kembali.

"M..o..n.."

Felix seperti bermimpi ada yang memanggil untuk membangunkannya dan sekejap terbangun di siang hari. Kali ini dia mendengar dengan jelas ketukan pintu kamarnya dan panggilan atas namanya. Itu suara Hyunjin.

Felix membuka pintu kamar dan menyembulkan sedikit wajahnya sambil berkata.

"Aku sedang flu dan batuk jadi tolong jangan mendekat." suaranya terdengar serak.

Hyunjin menahan pintu agar tak tertutup lagi. Seperti hendak memeriksa suhu tubuh dari kening istrinya tapi Felix mundur satu langkah agar Hyunjin tak menyentuhnya.

"Aku ingin istirahat." ucap Felix yang wajahnya bengkak dan matanya sayu itu dengan mendorong pintu agar tertutup lagi.

Beberapa saat kemudian, bu Kim izin masuk ke kamarnya untuk membawakan bubur. Felix berterima kasih karena bu Kim sudah merawatnya dengan telaten. Efek obat flu dan batuk membuatnya tidur seharian sampai Felix tak mengenal jam berapa ketika dia sudah tersadar. Begitu juga keesokan harinya sampai 3 hari sudah Felix merasa batuknya telah sembuh dan tinggal demam dan sedikit flu.

Kisah Kita | HyunLixWhere stories live. Discover now