[17] Pulang

1.3K 144 11
                                    

🌼🌼

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🌼🌼

Sosok laki-laki itu baru saja menginjakkan kakinya di bandara, ditemani dua orang bodyguard dan satu orang asisten pribadinya. Dengan setelan serba hitam, kacamata hitam, serta topi dan tak lupa masker yang menutupi wajah tampannya.

Ia tampak berjalan sangat cepat, menghindari segala macam orang yang berada disana.

Bodyguard itu membuka pintu mobil yang sudah terparkir cukup lama di tepi jalan. Supir pribadinya pun sudah siap mengantar sang majikan pergi.

Setelah memastikan majikannya berada didalam mobil dengan aman. Lantas, dengan segara supir itu melajukkan mobil yang dikendarainya menuju rumah sakit terbesar di kota Seoul.

Kemarin, pria itu baru saja mendapatkan kabar bahwa putri bungsunya sakit dan kini sedang mendapatkan perawatan. Ia pun segera mengatur jadwal untuk bisa tiba di Korea sore ini.

Butuh waktu hampir satu jam, pria itu akhirnya tiba di rumah sakit. Ia menuju ke lantai atas. Menemui dokter pribadi keluarganya. Sementara bodyguard juga asisten pribadinya bertugas menunggunya di depan ruangan.

"Selamat sore, Dokter Airi." pria itu membuka kacamata serta masker yang dipakainya, membuat wajah tampannya terpampang nyata dengan senyum manis yang terpancar.

"Ah!" dokter Airi sedikit dikejutkan dengan kehadirannya yang tiba-tiba. Namun, ia tetap senang bertemu kembali dengan kawan lamanya.

"GD!" seru dokter Airi. Ia berjalan menghampiri, berpelukan kecil seraya melepas rindu.

Setelah melerai pelukan itu, GD mendudukkan tubuhnya di sofa dan dengan terburu ia memulai inti dari pertemuannya sore ini.

"Bagaimana keadaan putriku? Apa dia baik-baik saja?" tanyanya, mengawali perbincangan.

Dokter Airi ikut terduduk setelah ia membawa secangkir teh hangat yang ia taruh diatas meja. "Apa kau tidak menemuinya dulu? Dan langsung menuju kemari?"

GD mengangguk, dengan santainya ia meneguk teh hangat yang tersaji itu.

"Aku akan menemuinya setelah ini." jawabnya kemudian.

"Putrimu membutuhkan perawatan, traumanya kembali kambuh setelah sekian lama. Dia mengalami kekerasan fisik di sekolah."

"Ya, aku sudah mengetahui hal itu."

Dokter Airi menatapnya heran, "Darimana kau tahu? Bukankah kau tidak pernah menjawab telpon putri sulungmu?"

"Cepat jelaskan saja, bagaimana keadaan Chiquita sekarang. Aku harus segera menemuinya." ucap GD penuh penekanan.

"Cih. Jika kau memang ingin menemuinya. Kenapa tidak menemuinya sejak lama, kenapa harus menunggu dia jatuh sakit?"

"Aku menunggu waktu yang tepat, aku tidak bisa asal pergi. Kau juga tahu."

Story of BabyMonster [END]Where stories live. Discover now