[10] Panik

1.6K 173 12
                                    

🌼🌼

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🌼🌼

Selesai membersihkan diri, Ruka kembali melanjutkan aktivitasnya untuk mengerjakan beberapa tugas kuliah. Besok dirinya harus pergi ke kampus lebih awal karena ada jadwal presentasi yang harus ia bawakan.

Ruka membuka laptop, mulai mencari referensi untuk tugasnya kali ini. Sudah semester akhir, Ruka harus benar-benar serius agar cepat lulus. Ia tidak mau menunda-nunda waktu lagi.

Lebih dulu Ruka menghela nafas, jiwa magernya selalu saja muncul jika sedang mengerjakan tugas.

Di tambah lagi, ia mendengar kegaduhan di luar sana. Kepalanya tiba-tiba pening, pikirannya mulai berkelana. Mana bisa fokus jika seperti ini.

Ya Tuhan, perlukah Ruka pergi mencari tempat sepi?



"AHYEON???!"


Suara lantang Haram terdengar keras di telinga Ruka. Lagi-lagi ia harus beranjak padahal baru saja tubuhnya beristirahat.

Mau tidak mau Ruka mengecek kondisi di luar sana. Ia membuka pintu kamarnya pelan, mengintip terlebih dahulu ke arah lorong.

Tercengang bercampur kesal ketika mendapati sang adik Ahyeon terkapar di lantai dengan Asa dan Haram yang sedang mencoba membangunkannya.

Ruka pura-pura tak ambil pusing. Pasalnya, Ahyeon baru saja menabrak pintu kamar Rora.

Sesaat Ruka memejamkan matanya sambil menepuk keningnya sendiri.

"Lagian, ngapain sih pake lari-larian segala. Begini kan jadinya." geram Asa, ia merasa jengkel dengan tingkah kedua adiknya ini.

"Kak Asa juga, kenapa pake nutup pintu tiba-tiba sih?" solot Haram.

"Ya, kakak kan gak tau kalau Ahyeon mau masuk. Udah cepetan, bantuin kakak." Asa membantu Ahyeon untuk berdiri dan membawanya pergi ke kamar Rora.

Rora yang memang belum tertidur pun cukup terheran-heran menyaksikan ketiga kakaknya, ia menatap Haram yang saat itu sedang kesusahan memapah Ahyeon menuju sofa.

"Kak Ahyeon kenapa?" Rora berjalan mendekat, penasaran dengan apa yang terjadi.

"Cepatan panggil kak Ruka." titah Asa.

Haram buru-buru keluar, tapi nyatanya Ruka sudah berada di balik pintu. Ia sejak tadi hanya memperhatikan, tanpa berbicara ataupun bertindak.

"Kenapa lagi?" Ruka menghampiri dengan wajah datar, mata sipitnya menatap tajam Haram.

Haram yang ditatap sebegitunya hanya bisa menunduk lesu.

"Kak, urusan itu nanti aja ya. Sekarang Ahyeon yang lebih penting." sanggah Asa, ia tidak mau adanya keributan yang terus menerus. Sudah cukuplah untuk hari ini.

Ruka pun dengan terpaksa mengesampingkan urusannya dengan Haram, ia duduk di tepi sofa tempat Ahyeon terbaring.

Ahyeon merasakan tubuhnya sangat sakit, pandangannya sedikit kabur. Kepalanya pusing bukan main, seluruh badannya ambruk sekarang. Ia bahkan ingin menangis, tapi ia tahan karena takut dimarahi.

Story of BabyMonster [END]Where stories live. Discover now