[15] Berharap

1.3K 140 8
                                    

🌼🌼

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🌼🌼

Malam yang terasa lebih dingin dengan hunian rumah besar yang kini terasa lebih sepi. Masalah selalu saja muncul dalam keluarga ini, bermula dari orang tuanya yang acuh padahal mereka mempunyai tujuh gadis yang seharusnya masih dalam tahap pengawasan.

Untuk kesekian kalinya, adik bungsu mereka membuat onar lagi. Ruka sebagai kakak tertua pastilah harus menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi, mau tidak mau.

Hari ini, tepatnya tiga hari setelah kejadian yang menimpa Chiquita. Ruka pergi untuk menemui kepala sekolah. Dengan pakaian serba tertutup, Ruka ditemani oleh Rora turun dari mobil Porsche hitam yang ia kendarai sendiri.

Ia menenteng tas hitam dan sebuah map berwarna coklat.

"Selamat Pagi." sapa Ruka, setelah sampai diambang pintu ruang kepala sekolah.

Pria tua dengan setelan jas hitamnya menoleh. "Oh nak Ruka, silahkan masuk." ia mengarahkan Ruka dan Rora untuk duduk di sofa panjang yang terdapat di ruangan tersebut.

Ruka bersama adiknya segera memasuki ruang gelap bernuansa kelam. Terlihat rak-rak besar berisikan banyak piala dan penghargaan lainnya yang tersusun rapih.

Ruka mendudukkan tubuhnya berhadapan dengan sang kepala sekolah, ia menaruh map coklat itu diatas meja.

Sorot mata pria tua itu sontak berubah menjadi tajam, "Berkas apa itu?" tanyanya penasaran.

"Sebelumnya, izinkan saya untuk meminta maaf terlebih dahulu." Ruka menjeda ucapannya sesaat sebelum melanjutkan, "Dengan berat hati saya akan memindahkan adik saya Chiquita ke sekolah lain."

Pria tua itu makin menatap Ruka tak percaya.

"Adik saya sudah cukup membuat sekolah ini kerepotan, saya tidak ingin adik saya terus mengulangi kesalahannya. Maka dari itu, saya memutuskan untuk memindahkan Chiquita dari sekolah."

"Ini.." Ruka mengeluarkan secarik kertas dari map coklat tadi.

"Surat permohonan." lanjutnya.

Terlebih dulu pria itu memakai kacamatanya. Mengambil surat dan membacanya dengan teliti lalu sesaat kemudian kembali ia taruh.

"Apa nak Ruka tidak mau memikirkannya lagi? Walau Chiquita sering membuat onar, namun Chiquita sangat berbakat dalam bidang olahraga. Dia sudah banyak mengantongi piala dalam kejuaraan taekwondo. Sangat disayangkan sekali jika Chiquita harus keluar dari sekolah ini." sesal kepala sekolah tersebut.

"Maaf Pak, tapi saya sudah memikirkannya secara matang. Mohon maaf sekali lagi, saya tidak bisa mengubah keputusan yang sudah saya buat."

Rora termenung mendengar keputusan kakak sulungnya, gadis itu sebenarnya ingin menyanggah tetapi berakhir hanya menunduk sambil memainkan jari-jari tangannya.

"Baiklah kalau begitu, saya tidak
bisa berbuat banyak. Untuk yang terakhir kalinya, pihak sekolah ingin meminta maaf atas kejadian yang baru saja menimpa Chiquita."

Story of BabyMonster [END]Where stories live. Discover now