[14] Air Mata

2.1K 209 7
                                    

🌼🌼

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🌼🌼

Setelah tadi Ruka mengajak Rora untuk berbincang di halaman belakang rumahnya. Kini, kedua gadis itu tengah terduduk berdampingan.

Ruka menatap adiknya, masih dengan tatapan datar.

"Kakak udah suruh kamu buat istirahat, tapi kenapa kamu masih bandel berangkat ke sekolah hari ini?" tanya Ruka mengawali perbincangan mereka.

Rora yang ditanya begitu tentunya tertegun, pasalnya ia memang salah karena tidak meminta izin terlebih dahulu kepada kakak sulungnya tadi pagi.

"—em, a-aku minta maaf kak.." ucapnya lirih, sambil belum berani menatap kakaknya.

"Rora.. Kakak gak minta kamu buat minta maaf. Jelasin alasannya." ucap Ruka tegas.

"A-aku emang salah karena udah pergi gitu aja tanpa ngasih tau kak Ruka. Ta-tapi, rapat hari ini beneran penting kak dan aku memang harus hadir di rapat i—tu." jawab Rora, semakin mengecilkan suaranya. Pandangannya tiba-tiba beralih menatap sang kakak namun tak lama kembali ia buang.

Rora mencoba meyakinkan Ruka, kakaknya bisa kapan saja marah karena tatapannya yang tajam.

"Kakak cuma mau kamu pulih dulu Ra, kakak gak akan larang kamu buat ikut kegiatan apapun itu asalkan badan kamu sehat." tegasnya lagi.

"Kamu pasti tau kan, kakak paling gak bisa liat salah satu adik kakak sakit. Karena orang tua kita gak ada disini, kakak yang bakal selalu jagain kalian. Kalian udah jadi tanggung jawab kakak selama ini."

"Jadi tolong, turutin perintah kak Ruka ya.. Apapun itu. Karena kakak gak tau sampai kapan kakak bisa jaga kalian disini."

Rora masih setia tertunduk, namun matanya sudah mulai berkaca-kaca.

Ruka lalu lebih mendekatkan tubuh mungilnya, mengusap surai rambut sang adik. Bukannya ingin memarahi, Ruka hanya ingin yang terbaik untuk Rora. Terlebih, akhir-akhir ini Rora terlalu memaksakan dirinya dengan kegiatan di sekolah. Itulah yang sebenarnya membuat Ruka khawatir.

Ucapan kakaknya cukup menyadarkan Rora. Ia yang selama ini terkadang mengabaikan perintah Ruka. Padahal Ruka selalu memberikan yang terbaik untuk dirinya.

"Jangan terlalu memaksakan diri, kamu udah cukup capek jagain adek. Kakak mau kamu punya waktu istirahat yang cukup, biar gak sakit lagi kayak kemarin." Ruka tersenyum hangat, mendekap tubuh adiknya yang mulai menjatuhkan air mata.

"Kak Ruka sayang kamu Ra, makasih karena selama ini udah mau jagain adek. Kamu tau, adek masih sangat membutuhkan kita. Semarah apapun kamu sama adek, tolong jangan pakai kekerasan. Kak Ruka gak pernah ajarin hal itu."

Story of BabyMonster [END]Where stories live. Discover now