Prolog

34 2 1
                                    

Selamat datang kembali di ceritaku teman-teman! Cerita ini khusus untuk Shafia, tapi masih akan muncul tokoh yang lain seperti Arzan, Arfathan, Syakhira, Atlan, dan lainnya. Sama seperti cerita sebelumnya, genre cerita ini adalah romance religi. Tapi di cerita ini akan ada perbedaan yang menarik. Oh ya buat kalian yang belum baca Accidental Love harap kesana dulu ya, biar lebih nyambung ceritanya.
So... Happy Reading😊

.
.
.
.
.
.
.

Seorang gadis yang tengah asyik melukis Flamingo di kanvas nya tiba-tiba dikejutkan oleh suara anak kecil yang memanggilnya.

"Aunty Sasa.... " teriaknya berlari kearah Shafia.

"Eh Sofy kenapa kesini? Abi kamu mana?"

"Abi main cama kak Alwan," jawabnya menggunakan bahasa cadelnya.

"Kenapa gak main juga kesana?"

"Enggak mau, Abi gak beliin Sofy boneka belbi."

Shafia terkekeh melihat wajah cemberut keponakannya. "Utu... Utu... Sofy, Abi kamu mungkin gak sempet ke toko mainan. Nanti Aunty aja ya yang beliin buat Sofy."

"Benelan?" tanyanya antusias.

Shafia mengangguk. "Iya bener, yaudah sana main lagi sama Abi. Aunty Sasa mau ngelukis dulu."

"Oteyyy..."

Shafia menggelengkan kepalanya melihat tingkah lucu keponakannya. "Andai kamu ada Ren, pasti kamu bahagia banget liatnya," gumam Shafia sambil mengambil papan cat nya.

Drttt.... Drttt.... Drttt....

Shafia mengambil handphonenya dan menggeser tombol hijau yang ada disana. "Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam."

"Kenapa Na?"

"Yaelah pake nanya kenapa lagi! Ini udah jam sepuluh woyy, gak inget ada kelas apa?"

Shafia melirik jam dinding kamarnya. "Astaghfirullah, yaudah gue otw sekarang."

"Cepet, keburu dosen killer masuk. Lo dihukum tuh."

"Aelah lo gak usah nakut-nakutin gue dah!" kesal Shafia sambil mengambil tasnya.

"Gue bukan hantu yang bisa nakut-nakutin lo!"

"Eh btw, gue ada gosip baru nih Sha."

"Astaghfirullah, istighfar Na! Gosip itu dosa!"

"Ini bukan gosip beneran kok."

"Maksudnya gimana?"

"Ah ribet kalau mau jelasin. Buruan lo kesini aja dulu."

"Oke oke, gue matiin. Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam."

Shafia segera bersiap dan merapihkan alat lukisnya, ia segera mengambil tas nya lalu mengunci pintu kamarnya.

"Bang, liat kunci mobil Sasa gak?" tanyanya setelah turun tangga.

"Nyari itu pake mata Sha, jangan pake mulut. Tuh diatas kulkas."

Shafia langsung mengambilnya. "Kenapa bisa disini? Entar beku lagi."

"Gak akan beku kalau gak dimasukin frezeer. Lagian naroh kunci sembarangan, untung gak kamu kasih ke tetangga."

"Yeee enak aja!"

"Umma sama Abba di Pesantren?" tanya Shafia mencari keberadaan mereka.

"Iya, hari ini Abang gak masuk. Jadi Abba yang urus Pesantren."

"MasyaAllah ponakan Aunty ganteng banget sih." Shafia mencubit pipi Arwan yang sedang memakan biskuit.

"Udah sana berangkat, entar telat."

"Iya iya, ngusir nih ceritanya?"

"Enggak sih, tapi bener," jawab Arzan membuat Shafia mengerutkan dahinya.

"Kalau ngomong jangan kaya benang kusut Bang."

"Maksud kamu?"

"Udah ah, Sasa berangkat. Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam. Hati-hati."

.
.
.
.
.
.
.
Gimana nih ceritanya? Suka??
Jangan lupa tinggalkan jejak gays❤

Tak SamaWhere stories live. Discover now