CHAPTER 40

2.8K 116 29
                                    

Kehidupan terus berjalan. Hidup Mike juga tetap berjalan, roda yang awalnya sempat berhenti kini kembali berputar pada porosnya. Mike menjalani kehidupan lebih parah dari sebelumnya. Tak hanya di Italia ia membuat kekacauan, tetapi Mike juga membuat kekacauan di Perancis.

Yeah! Tidak ada yang dapat menghentikan apa pun yang ia lakukan sekarang. Pulang dalam keadaan tubuh yang bersih adalah hal yang janggal bagi Mikequel, ia melampiaskan pada siapa pun yang menghalangi pandangannya.

Seperti saat ini Mike mengikuti pelayan cafe yang baru saja pulang berkerja. Langkah kaki Mike dengan perlahan, mengikuti gerak lambat wanita muda yang menutup telinganya menggunakan headphone. Seharusnya hal ini memudahkan Mike untuk mendapatkannya, tetapi dirinya masih menikmati menguntit wanita muda itu setidaknya, sampai di tempat yang bisa membuat ia melakukan aksinya dengan leluasa.

Mike tidak terlihat mencurigakan. Mike mengenakan kemeja hitam yang dibalut jaket kulit. Rambutnya juga di sisi dengan rapi, menghisap rokok serta membawa ponsel pada tangan kirinya.

Bukankah penampilannya sudah terlihat seperti pria normal?

Siapa sangka wanita muda itu memasuki gereja di depan mereka. Mike tak akan berhenti dengan aksinya hanya karena, wanita itu berdoa ia justru masuk dan ikut duduk di salah satu bangku gereja.

Hanya ada Mike dan dua orang lain yang salah satunya adalah wanita itu. Setelah puluhan tahun, ia kembali ketempat suci yang tak layak untuk dirinya pendosa berlumuran darah.

Berdoa? Kecuali dirinya mati.

Hanya itu yang terlintas di dalam pikiran Mike, ia tak percaya lagi kepada tuhan.

"Apa yang ia doakan? Apa dia meminta masuk surga?" batin Mike tertawa melihat wanita yang akan ia bunuh berdoa begitu lama.

Kebencian Mike bukan tanpa alasan, wanita muda cafe ini begitu sombong dan bersikap kasar kepada pelayan yang sudah tua. Bahkan beberapa kali bersikap tak sopan kepada pelanggan lainnya, ia salah satu orang yang mengamati dan mengalami hal itu. Tetapi anehnya tak dirinya sangka wanita ini rajin berdoa, padahal jelas- jelas sikapnya tak mencerminkan hal baik.

Wanita muda itu berbalik. Mata mereka sempat bertemu satu sama lain, Mike membalas tatapan Viona dengan seringainya.

Viona terlihat ketakutan mencekam tasnya dan berdiri dengan cepat meninggalkan gereja. Hight heels Viona beberapa kali menginjak kerikil sempat membuat ia kehilangan keseimbangan, tetapi ia tetap berjalan dengan cepat. Sedari tadi dirinya merasa di ikuti oleh pria yang berada di belakangnya, Viona ingin berteriak juga tak mungkin karena tak ada hal aneh selain perasaanya.

"Selamatkan aku tuhan," teriak Viona di dalam batinnya.

Saat dirinya tak ingin berbelok. Tiba- tiba tarikan kencang pada tasnya membuat, tubuh kecil Viona tersentak dan ikut masuk ke dalam gang kecil yang begitu gelap. Mulut Viona ingin berteriak tetapi tetap saja tak bisa melakukan, sebuah tangan besar membekap mulutnya. Matanya terbuka lebar saat cahaya remang, menyoroti wajah pria yang ikut bersamanya di gereja tadi.

"Lepaskan aku, aku mohon," teriak Viona ketakutan.

Viona begitu ketakutan ia mencoba memberontak. Tetapi tenaganya tak cukup kuat, sensasi sakit datang begitu cepat. Darah segar menyembur keluar, pisau yang di pegang oleh Mike berhasil menusuk denyut nadi pada lehernya.

Mike tersenyum setelah berhasil membuat wanita sombong di depannya merenggangkan nyawa. Pisau yang tertancap kembali di tarik, Mike melemparkan tubuh rapuh untuk berkumpul bersama setumpuk kantong sampah yang berada di dalam gang.

"Tidurlah dengan damai," ucap Mike melepaskan jaketnya dan menggulungnya, tangannya mengeluarkan sapu tangan serta mengusap permukaan wajah. Menghapus bersih seluruh darah pada wajah tampannya.

𝐓𝐇𝐄 𝐌𝐈𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 𝐊𝐈𝐋𝐋 𝐘𝐎𝐔 Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora