Epilog°

117 10 1
                                    

"ma, pa, dia itu anak kalian juga loh"

"iya terus kalo dia anak papa, kenapa? Bukannya ini yang kamu mau? Hanya menyayangi kamu dan menelantarkan Rychell?"

Setetes cairan bening meluncur begitu saja dari mata gadis yang wajahnya tak begitu mirip dengan Rychell meskipun mereka berdua dibilang kembar. Ia menggeleng tak percaya dengan ucapan sang ayah, kemudian pandangannya ia alihkan kearah sang ibu.

"ma, aku gak kayak gitu, 'kan?"

Mamanya hanya diam, dan dapat gadis itu pahami jika sang ibu setuju dengan pendapat ayahnya. Gadis itu berdecih.

"berapa kali aku harus bilang? Aku cuman pengen baikan sama Rychell, aku ga pernah bilang keinginan kayak gitu ke kalian...but?"

"kalian berpikir aku ingin Rychell kayak gitu? Mungkin iya sejak aku tau kalo dia dijodohin sama pacar aku, aku sedikit dendam tapi gapernah berpikir sedikitpun untuk kalian pilih kasih sama Rychell!"

Gadis itu menyugar rambutnya kebelakang dan mendengus kasar. "terserah, kalo kalian gamau baikan sama Rychell, aku gak akan pulang. So, jangan cari aku"

Gadis itu berbalik dan pergi meninggalkan rumahnya. Entahlah, ia semakin merasa bersalah karena orangtuanya menganggap dirinya lah penyebab dari ketidakadilan disini. Ia berlari menuju rumah Dean yang berada tepat dihadapan rumahnya. Kebetulan, lelaki itu tengah bermain bersama kucing peliharaannya.

"Dean..."

Lelaki itu mendongak dan sedikit terkejut melihat sang kekasih yang berlinang airmata. Ia meletakkan kucingnya dan berjalan lalu membuka gerbang, langsung saja gadis itu memeluk lelaki tersebut.

Lelaki itu membalas pelukan gadis itu dan mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.

"masuk yok kita cerita didalem ya,"











°°°°°










"baby A kok ga bangun-bangun ayy?"

Rychell yang tengah mengoles sehelai roti dengan selai cokelat terkekeh pelan. Pandangannya sesekali mengarah kearah suaminya yang tengah menggendong sang bayi sembari sedikit menimangnya.

"namanya juga bayi, kerjaannya kan tidur nyusu tidur nyusu"

Lelaki itu mendekat dan berbisik ditelinga gadis itu, "kalo aku? Boleh nyusu juga nggak?"

Gadis itu diam dan timbul semburat merah dikedua pipinya. Sungguh, ambigu sekali!

"coba tanya sama baby A, boleh apa nggak"

Mendengar jawaban sang istri membuat dirinya merenggut kesal.

"itu nanti, sekarang siap-siap dulu ke sekolah. Gih, sarapan sini baby A biar aku urus"

Gadis itu mengambil alih anaknya dan membawanya ke kamar. Ales tersenyum senang dan mengecup singkat pipi istrinya.

"tolong bawain dasi aku kesini nanti ya, terus pasangin biar romantis hehe"

Rychell mencebikkan bibirnya dan berjalan menuju kamarnya. Untuk saat ini kamar mereka dibawah, karena kalau diatas akan susah bagi Rychell terlebih ada sang bayi.

Ah iya, fyi nama anaknya Rychell dan Ales itu Ivander Arsenio Stanley, dan dipanggil Arsen atau baby A. Nama tersebut dimusyawarahkan oleh Rychell sendiri dan dibantu Raqeel. Ales? Lelaki itu tak ambil pusing yang penting terdapat nama turunan dari keluarga sebelumnya.
Rychell memang berniat memberikan nama Arsenio, entahlah sepertinya memang dirinya tak ingin ribet. lalu bagaimana dengan Ivander? Nama itu diberikan oleh Raqeel, katanya agar terlihat seperti remaja lelaki yang famous

SURREPTITIOUS✓Where stories live. Discover now