54° B"

93 14 1
                                    

H-1 ujian

Percayalah, sampai saat ini Rychell belum memejamkan matanya. Sekarang sudah pukul 12 siang. Sudah terhitung 14 jam dirinya berada dimeja belajar, sambil berusaha menahan gejolak diperutnya, ia tetap fokus membaca huruf demi huruf dalam buku yang tak terbilang tipis itu.

Namun sepertinya, menahan mual dari semalam itu bukan pilihan yang tepat. Karna sekarang dirinya merasa tersiksa dan ingin mengeluarkan isi perutnya lagi. Ia langsung berdiri dan berlari kearah kamar mandi. Segera berusaha mengeluarkan isi perutnya.

Namun nihil, tak ada apapun yang keluar melainkan cairan putih. Sekarang tubuhnya lemas dan tak bertenaga. Ia berpegang cukup erat pada wastafel dan berusaha mengatur nafasnya.

"Kak" Ales masuk kekamar Rychell dan tak menemukan gadisnya dikamar. Ia melihat meja belajar Rychell yang tertumpuk banyak buku, lalu beralih melihat kearah kasur Rychell yang masih tersusun rapi seperti tidak disentuh.

Ia langsung berjalan kearah kamar mandi dan menemukan Rychell yang tengah bertumpu pada dinding. Nyaris jatuh kelantai jika tidak ditangkap olehnya.

"Kak, kenapa?"

Gadis itu hanya menggeleng lemah. Ia terlalu lemas untuk menjawab pertanyaan itu. Tak lama matanya terpejam, dan kesadarannya menghilang.




°°°°°




Ales menatap tak percaya kearah wanita berjas putih dihadapannya. Apa ia tak salah dengar?

"Dokter serius?"

"Saya tidak pernah bercanda soal keadaan pasien saya mas, masnya bisa liat sendiri disini"

Ales menatap gambar yang diberikan oleh dokter itu. Kini ia bimbang harus bagaimana. Senang, bingung, kaget, terharu, semua bercampur aduk.

"Tolong jangan sampai kecapean ya, mbaknya sekarang terkena demam ringan mungkin efek kecapean, jadi tolong dijaga baik-baik ya mas"

"Baik, terimakasi dok"








"By? Kamu udah bangun?"

Ales langsung menghampiri gadisnya saat ia baru masuk dan mendapati gadis itu berusaha bangun.

"Kok aku disini? Harusnya aku belajar dikamar bukan disini"

Dengan segera, Ales menahannya. Berusaha menahan Rychell yang bersikeras ingin turun dari brankar.

"Hey tenang, kamu lagi sakit jangan kayak gini. Kenapa tadi malem begadang, hm?" Ales mengusap kepala istrinya dengan lembut.

"Emang kamu ga kasian sama baby kita?" Seketika Rychell terdiam. Ia menatap kearah Ales yang kini tersenyum padanya. Senyuman tulus yang belum pernah ia lihat, senyum bahagia yang belum pernah ia ciptakan. Dan kini ia melihat senyum itu, sangat manis.

"A-aku hamil?"






|Tsundere Protective|









"Biar aku aja, kamu duduk sana" Ales mulai membersihkan beberapa alat makan yang kotor diwastafel.

Rychell mengernyit dan menghela. Kemudian ia berjalan keluar dari dapur dan berjalan menuju ruang dibawah tangga. Ruang laundry. Sengaja dibuat agar tidak ribet.

Ia membuka penutup mesin cuci dan memasukkan pakaian kotor kedalamnya. Setelah itu, ia menaruh sabun cuci baju yang bubuk ketempat yang seharusnya. Lalu ia menutup penutup tersebut dan menekan tombolnya.

SURREPTITIOUS✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang