32° F'

62 13 0
                                    

Ales meraih handphone dan berdecak kuat. Kemana gadisnya itu? Kenapa belum pulang juga? Apa nginap dirumah temennya? Sial, ia juga tak memiliki nomor istrinya itu.

"Halo ma"

"Halo sayang, kenapa nak?"

"Mama punya nomor kak Rychell?"

"Nggak sayang, kenapa? Rychell sama kamu kan?"

"Tadinya ma, tapi kami kepisah diresto"

"Hah?! Gimana bisa?! Aduh Cale, kamu gimana sih! Kamu itu suaminya, kamu harus lindungi dia!"

Pria itu spontan menjauhkan handphone Santi telinganya. Langsung berdenyut telinganya, begitu Evanny mengomel tadi.

"Mama gamau tau, kamu harus cari dia! Mama gamau mantu kesayangan mama kenapa-kenapa!"

Ales memutar bolamatanya. Kalo dipikir-pikir, Rychell bakalan pulang kok. Gadis itu pasti bisa menjaga dirinya sendiri. Benar kan?










°°°°°











"Ugh,"

Matanya mulai terbuka dan menyesuaikan cahaya. Sebuah suara membuat kepalanya menoleh.

"Akhirnya bangun juga, makan dulu kak abis itu minum obat"

Gadis itu berusaha duduk dan bersandar. "Kok gue bisa disini?"

Lelaki dengan wajah seperti Cina itu duduk dikursi samping brankar. "Tadi kakak pingsan, jadi Galen langsung bawa kakak kesini. Galen gatau rumah kakak dimana"

"Yang tau cuma apartemen kakak aja, itupun gatau nomor brapa"

Gadis itu menatap kosong kedepan. "makasih, maaf"

Alis pria itu bertaut. "maaf? Buat?"

"Lo hindarin gue sejak kita dilapangan basket, gue pikir gue punya salah sama lo. Lo juga ngabaikan chat gue"

Pria itu tersenyum, "bukan menghindar kak, tapi ada yang cemburu"

Kini gadis itu yang mengernyit bingung, "cemburu? Siapa?"

"Adalah, kalo Galen cerita, kapan kakak makannya?"








°°°°°








"Kakak gaboleh stres, gaboleh kecapekan, atur pola makannya juga"

Gadis itu mengangguk paham seraya menatap isi plastik rumah sakit yang berisi obat tersebut.

"Yaudah, Galen pulang dulu ya. Bye kak" pria itu mengusap pucuk kepala Rychell dan kembali menaiki motornya.

Gadis itu tersenyum tipis dan melambaikan tangannya. Tubuhnya berbalik dan masuk kedalam apartemen tersebut. Saat masuk kedalam kamar apartemennya, ia melihat Ales yang mondar-mandir diruang TV.

Gadis itu berjalan santai menuju dapur tanpa menatap pria itu. Sadar, ada suara langkah masuk, pria itu spontan menoleh dan bernapas lega.

Pria itu mengambil langkah cepat menyusul Rychell kedapur. "kak, lo kemana ajasih? Kenapa kabur gitu aja?"

Tangannya menarik pergelangan tangan gadis itu dan menarik sang istri kedalam dekapannya.

"Jangan kabur gitu aja kak, gue khawatir"

Gadis itu terdiam tanpa membalas pelukan suaminya itu. Entah kenapa, ritme jantungnya berubah menjadi cepat. Apa dirinya akan mati? Ayolah, ia masih muda, jangan mati dulu. Masih banyak yang ahrus dikejar.

SURREPTITIOUS✓Where stories live. Discover now