35° I'

70 11 1
                                    

Ales memukul stir mobilnya kuat menatap pagar sekolah yang telah tertutup rapat itu. Ia menghempas tubuhnya disandaran jok mobil dan mendengus kasar.

Sial!

Dirinya terlambat kesekolah karena kesiangan! Mana hari ini ada ulangan Kimia lagi, sial banget yaallah.

Bagaimana bisa dirinya terlambat bangun? Padahal ia yakin kalau jam weker miliknya sudah disetel pada waktu yang seperti biasanya. Aneh, jika tiba-tiba berubah.

Ia melihat sosok gadis yang tak asing dimatanya. Tangannya langsung membuka safety belt-nya dan keluar dari mobil.

"Raqeel!"

Gadis yang akan masuk kedalam gedung sekolah itu menoleh lalu tersenyum. Tak menyangka ada sang kekasih disini, oh apakah kekasihnya itu merindukan dirinya?

"Eh, sayang. Ada apa?" Ales mengatur napas dan segera menarik tangan Raqeel menuju mobilnya.

"Lo harus bantuin gue,"

"Bantu...apa?"

Ales tak menjawab dan hanya menatap kearah pos yang tengah dijaga oleh satpam. Gadis disampingnya mengikuti arah pandang kekasihnya itu.

"Oh itu mah gampang, but it's not free honey."

"Ada syarat maksud lo?"

"Iya dong, kamu tau kan aku itu gimana"

Pria itu mendengus kasar, apalagi yang diminta oleh gadis ini coba?

"What are the conditions?"









°°°°°










Rychell keluar dari toilet sembari merapikan rambutnya yang tergerai. Sialan, ikat rambutnya lepas tadi. Bagaimana bisa lepas sih? Pasti terjatuh.

Gadis itu berjalan menuju kantin sambil memainkan handphone ditangannya.

Tiba-tiba ia ditabrak dan terhuyung sedikit kebelakang.

"Duh, lo bisa jalan gak sih?!" Sungut gadis yang menabraknya.

"Eh, Rychell. Duh, sori ya" ucap gadis itu lagi sambil meraih bahu Rychell, tapi langsung ditepis begitu saja oleh pemiliknya.

Rychell hendak melewati Raqeel, tapi gadis dihadapannya malah menghalangi dirinya. Gadis dengan wajah jutek itu menghela samar dan menatap adik tirinya datar.

Raqeel tersenyum padanya. "kenapa dingin gitu sih? Gue adek lo loh padahal,"

"Gue kangen Rychell yang perhatian, gue kangen Rychell yang penuh kasih"

"Tapi kenapa lo berubah?" Tanya Raqeel dengan mata yang berkaca-kaca.

Sementara Rychell mendengus geli dalam hati dan memalingkan wajahnya.

"Kenapa lo juga ngerebut pacar gue? Bukannya cowok didunia ini banyak ya?"

"Kenapa harus pacar gue? Kenapa Chell? Kenapa!"

Isakan Raqeel membuat atensi murid lain menuju kearahnya. Mereka langsung mengerumuni kedua gadis itu. Jujur, Rychell risih ditatap gitu sama mereka. Tapi ia berusaha tenang dan menahan sesuatu yang nyesek didadanya.

"Se gak laku itu lo sampe rebut pacar gue? Iya?"

"Gara-gara lo, waktu gue sama dia buat ketemu aja gaada"

Murid-murid yang mengerumuni mereka mulai berbisik-bisik. Namun Raqeel tak peduli, beda dengan Rychell yang berusaha menahan rasa sakit yang semakin parah di tubuhnya.

SURREPTITIOUS✓Where stories live. Discover now