22° V

68 10 0
                                    

Rychell menyajikan nasi goreng diatas meja. Terlihat agak, berantakan? Bukan agak lagi, emang berantakan pake banget.

Telur gosong, warna nasi yang tidak rata. Bagaimana rasanya? Rychell yakin, begitu melihatnya Ales akan melempar piringnya. Helaan napas terdengar dari bibirnya.

Ia kembali kedapur untuk membereskan kekacauan yang ia buat. Mula-mula ia meletakkan kembali barang-barang ditempatnya, lalu mencuci barang yang kotor di wastafel.

Ia memikirkan bagaimana caranya agar masakan yang dibuatnya itu enak. Dirinya hanya ingin terlihat lebih hebat daripada Raqeel dihadapan pria itu. Karena setiap bertemu, Ales selalu berkata bahwa ia merindukan masakan seorang Raqeel.

Lagi-lagi helaan napas terdengar dari bibirnya. Kenapa ia tidak bisa sesempurna saudarinya itu? Kenapa hanya satu kelebihan, kenapa tidak bisa banyak seperti Raqeel? Why?

Saat berbalik, ia hampir menjatuhkan barang-barang bersih yang telah dicucinya. Bagaimana tidak? Tiba-tiba Ales muncul dihadapannya dengan piring bekas makan ditangannya.

Ia tak bisa menyembunyikan wajah terkejut saat melihat piring Ales yang bersih itu. Ia ingat, itu piring makan yang disiapkan memang untuk Ales.

Anehnya piring itu telah kosong.

"Kenapa?"

Rychell menutup mulutnya yang sempat menganga. Lalu ia berdehem sejenak.

"Lo makan nasi gorengnya?"

Ales mengernyit kemudian menggeleng. "Gausah ge-er, yang punya lo gue kasih kucing. Gue deliv sarapan buat lo sama gue"

Oke! Sialan!




°°°°°




Rychell melirik kearah kelas 10IPA2, mencari sosok yang kemarin menatapnya dengan tatapan kecewa. Kenapa batang hidungnya tak keliatan?

Bagaimana ini? Apa Ales memberitahu soal perjodohan mereka kepada Galen? Mampus dia mampus.

Bibir bawahnya digigit seraya berjalan menuju tempat sepi. Tangannya terangkat dan menyentuh rambutnya yang dicepol.

Ditariknya ikat rambut tersebut dan mulai mengacak rambutnya tersebut.

"Lo kemana dek?"

Tangannya meraih handphone yang ada disaku roknya. Dibukanya chat seseorang yang online, tapi tak membuka chat darinya.

Gigitan pada bibirnya semakin kuat, bodoamat sama luka yang timbul.



Rychell berjalan dengan tas yang tersampir dibahu kirinya. Dirinya berdiri disamping kelas 10IPA2 sambil memainkan handphonenya.

Perlahan, kerumunan murid keluar dari kelas itu. Semua berhamburan keluar dari gedung dan ada yang berjalan kearah kantin, perpustakaan, atau bahkan ke toilet dulu.

Hingga yang terakhir dilihatnya adalah Ales dengan wajah lelahnya. Pria itu mengernyit melihat  sang tunangan celingak-celinguk melihat kedalam kelas.

"Cari siapa lo?"

Rychell tak menjawab dan masih celingak-celinguk mencari objeknya.

"Gaada, dia absen hari ni"

Lalu Rychell beralih menatap Ales penuh intimidasi. Sementara Ales mengangkat kedua bahunya.

"Terserah mau percaya atau nggak, I don't care"

Gadis itu mendelik dan berbalik, ia segara pergi dari sana. Namun, ia tak jadi melangkah karena Ales lebih dulu menahan pergelangan tangannya.

Ditariknya pergelangan gadis itu hingga berbalik kearahnya. Merasa gadis itu tak seimbang, ia menahan pinggangnya. Keduanya saling menatap satu sama lain.

SURREPTITIOUS✓Where stories live. Discover now