29° C'

64 8 0
                                    

Seryn mengernyit menatap buku absen. Dilihatnya Rychell absen dua hari. Kemana gadis itu pergi? Pernah sih begini, tapi kali ini tiba-tiba menghilang. Bahkan guru pun tak tau.

"Kenapa lo?"

"Si Rychell kok absen dua hari?"

"Kan dia gak Dateng dua hari mbul!"

Seryn beralih menatap lelaki dihadapannya dan mendelik. "Dugong cungkring!"

"Eh tapi lo tau dia kemana?" Tanya gadis itu saat Dean si ketua kelas hendak membalas ejekannya.

Dean menggeleng sembari mengangkat kedua bahunya. "Lo pikir gue emaknya?"

"Kali aja lo tau"









°°°°°







"Ayok nanti malem nongkrong!" Seru Kyle dalam kelas sambil berdiri setelah Bu Elvi keluar dari kelas.

"Gass! Dimana?" Tanya Dean yang baru masuk kedalam kelas.

"Mana yang bagus, gue pengen banget keluar lagi"

Rey terkekeh dengan nada mengejek. "kasian banget tiga hari dikurung, makanya kalo ujian belajar Kyle"

"Kek lo belajar aja"

Rey mendelik tak terima, "gue belajar ya!"

Kyle kembali duduk sembari mencibir. Namun matanya berubah serius menatap Rey.

"Gue khawatir deh sama Rychell,"

"Kenapa dia?"

"Kemaren pas ambil rapor, gue liat papanya nyeret dia keluar dari sekolah. Kenapa ya? Mana muka bapaknya serem,"

Rey menukik alisnya tak terima. "dia diseret lo perhatiin, lantas gue yang dijahatin bokap apa kabar?"

"Dia masih diseret, gue? Mau liat?" Tantang gadis itu bersiap menggulung lengan bajunya.

"Eh-eh gausah! Kalo yang lain liat gimana? Iya-iya, semoga bokap lo cepet berubah ya"

"Gausah sedih lagi, kan mau nongkrong" buku Kyle sembari mengusap pipi Rey yang mulai dibasahi airmata.

"Kenapa ya bokap gue gak kek bokap kalian?" Curhat Rey dengan suara yang bergetar membuat Kyle mendesah dalam hati.

Mulai deh, kalo sampe ni anak kerasukan..bisa mampus gue







°°°°°








"Mama mau pulang duluan ya, papa masih ada kerjaan dijakarta. Gapapa kan?"

Rychell tersenyum tipis, "kami kapan ma?"

"Coba kamu tanya sama suamimu, sekarang kan kamu ada suami. Jadi harus diskusi sama suami, oke?"

Gadis itu berusaha tersenyum padahal tak ingin. Akhirnya ia mengangguk saja dan menyalami ibu mertuanya. Beralih ke ayah mertuanya juga.

"Nak, bangunkan Ales. Dia tukang Bangkong itu," suruh nenek Ales yang hafal sikap cucunya.

"Iya omah," gadis itu berlari meninggalkan ruang TV menuju kamarnya.







"Al, bangun"

"Bonyok lo mau balek ke Jakarta,"

Rychell menepuk-nepuk pipi Ales setelah menggoyangkan bahu pria itu. Namun nihil, matanya tak bergerak sedikitpun untuk tanda-tanda terbuka.

"Bangun atau gue siram pake aer panas, atau gue siram pake Yasin?"

Seketika mata Ales terbuka dan menatap Rychell yang wajahnya begitu dekat dengannya. Gadis itu membeku ditempat, apalagi saat Ales meraih pinggang gadis itu dan menariknya.

SURREPTITIOUS✓Where stories live. Discover now