39° M'

77 12 2
                                    

"Gue menang! Sini limpulnya!"

"Dih, apaan! Bidak lo belum nyampe finish anjirr!"

Kenzo menjulurkan lidahnya. "Dua kotak lagi gue menang, udah sini duit kalian"

"Kan lo belum di garis finish oon! Gimana sih elah!"

"Kok ngamok? Tetep aja gue bakal menang,"

"Sombong banget, dapet angka satu mampus lo" sinis Rychell yang duduk disamping Seryn.

Saat ini mereka tengah main ular tangga. Gaada angin gaada hujan, Kenzo membawa permainan papan itu. Demi apa ini Kenzo keknya kurang bahagia deh pas kecil.

Kyle dan Kenzo lah yang cekcok tadi. Yang bener aja, Kenzo bahkan belum mencapai kotak akhir dan sudah meminta uangnya duluan. Kan gila.

"Gabakal, liat nih ya. Ayo dua, dua" pria itu melempar dadu ditangannya setelah mengocok nya pelan.

Dan sepertinya dewi fortuna tidak berpihak padanya. Pria dengan wajah tengil itu mendapatkan angka satu. Kyle bersorak senang, sementara Kenzo tampak pasrah. Ia menatap tajam kearah Kyle yang terlihat bahagia.

"Mampos turun kan lo! Makasih ya tuhan engkau memberi Kenzo kekalahan,"

"Diem lo, heh Rychell! Gara-gara lo kan ah!"

Rychell mengernyit, "gue? Yang lempar dadu siapa?"

"Tapi gara-gara kata-kata lo ah! Argh! Gagal gue dapet seratus limpul!"

"Itu sih, DLS" celetuk Seryn membuat Kyle semakin mengejek Kenzo.

"Rychell" keempat manusia itu menoleh kearah suara.

Terlihat Raqeel dengan sebuah buku ditangannya. Gadis yang duduk disebelah Seryn itu mengernyit tipis.

"Apa?"

"Gue mau ngomong, penting"

Dean yang tadinya tidur dibelakang meja tempat mereka bermain langsung menaikkan kepalanya. Ia menatap kedua gadis yang tengah bertatapan itu.

"Disini aja" ucap Rychell sembari mengeluarkan handphonenya.

"Gabisa, harus empat mata. Apa harus gue bongkar semuanya disini?" balas gadis itu dengan seringai diakhir.









|Salah paham|









Kedua gadis yang hanya berbeda beberapa bulan itu berjalan mendekati pagar rooftop.

Rychell menatap punggung Raqeel yang menatap lurus kedepan. Entah mengapa perasaan Rychell mulai tak enak. Raqeel berbalik dan menatap Rychell yang juga menatapnya.

"Sebelumnya gue sama Ales itu bagaikan amplop sama perangko, susah dipisahkan"

"Dari kelas 2 SMP gue pacaran sama dia, banyak yang merestui hubungan kami termasuk mama sama papa"

"Apapun kami buat berdua, kami selalu dijadikan pasangan romantis pas disekolah"

"Kami jarang berantem, bahkan pernah buat janji untuk menikah dan menua bersama"

"Tapi suatu hari, dia gaada kabar selama seminggu. Bahkan gue kerumahnya dan gaada orang sama sekali disana,"

"Gue juga nanya sama tetangganya, dan ternyata dia pindah kota"

"Dia pindah kesini, tanpa gue ketahui. Seminggu kemudian gue juga dibawa kesini sama nyokap karena gue stres mikirin Ales"

"Waktu itu gue ketemu dia di restoran setelah sekian lama"

SURREPTITIOUS✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang