14▫️ Selamat Dilan

90 49 105
                                    

Syifa berjalan menuju bangkunya, ia sempat melihat bangku tempat duduk Leon yang kini masih kosong, mendapati itu Syifa tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Syifa berjalan menuju bangkunya, ia sempat melihat bangku tempat duduk Leon yang kini masih kosong, mendapati itu Syifa tersenyum. Hari ini Syifa benar-benar gembira dan semangat karena tidak ada Leon lagi.

Syifa pun duduk bersamaan dengan Karin yang duduk di sebelahnya. Karin menompang dagu dengan kedua telapak tangannya seperti sayap burung, ia terlihat tersenyum penuh semangat dengan pandangan nya menuju pintu kelas yang terbuka, tampak menunggu seseorang.

Tak lama, Dilan masuk. Muncul dari lawang pintu, kemudian Riki terlihat membuntut di belakang Dilan.

Sontak ketika Karin melihat Dilan, ia menghirup udara, membuat tubuh nya sedikit meninggi tegak serta matanya yang membulat. Lalu menghembuskan udara dari hidung seraya tersenyum. Kemudian tubuhnya meleleh begitu saja. Karin memandangi Dilan sampai Dilan duduk di bangkunya, yang selama ini telah di duduki Leon.

Baru saja Riki duduk di sebelahnya Dilan. Ia di kejutkan dan matanya di buat melongo oleh beberapa siswi sekelasnya, berdesakan di hadapannya. Untuk mengucapkan selamat atas keberhasilan Dilan, serta memberikan buket dan kado kepada Dilan.

Karin pun tak mau ketinggalan, ia mengambil sebuah kado dari tasnya. Berhasil membuat Syifa yang melihat nya terkejut. Syifa yang setiap harinya hampir full dua puluh empat jam selalu bersama Karin, membuat nya bertanya kapan Karin membuat kado.

Karin langsung mengantri untuk memberikan kado. Di belakang kerumunan siswi. Karin mencoba menenangkan jantung nya yang berdetak kencang.

Satu persatu siswi di hadapan Karin pergi, sekarang tinggal dirinya saja di sana, berdiri sendirian. Ketika tahu Dilan sedang melihatnya. Jantungnya semakin berdetak kencang.

"Dilan. Selamat ya, kau sudah berhasil juara tiga lomba qori tingkat internasional. Kau hebat dan aku bangga sama kamu."
Ucap Karin.

"Iya, terima kasih. Rin."
Jawab Dilan singkat.

"Dan ini... kado untuk mu. Sekali lagi selamat."
Ucap Karin lagi sembari menyimpan kadonya ke tumpukan kado yang tersimpan di meja.

"Makasih kadonya".

"Iya. Sama-sama".
Ucap Karin lalu kembali menuju bangkunya.

Riki masih melongo tak nyangka melihat kado-kado dan beberapa buket cantik di depannya. Sekarang ia menggelengkan kepalanya seraya berkata.

"Buset. Udah kayak ulang tahun aja ini mah. Aku saja tidak pernah tuh, kalau ulang tahun dapat kado yang seperti ini. Aah. Malang nya nasib ku."
Riki mengalihkan pandanganya pada Dilan.

"Lan. Mau di apakan nih, kado. Banyak juga kado nya."

Karin sampai di bangkunya beranjak duduk.

"Karin. Kenapa kamu tidak mengajak ku, sih. Kalau kamu membuat kado." Bisik Syifa.

"Kenapa. Apa... kamu juga suka sama Dilan?"
Karin balik nanya dengan suara pelan.

"Bukan begitu. Tapi, aku tidak enak saja sama Dilan. Sepertinya, hanya aku saja yang tidak memberinya hadiah."

Gadis yang Berbeda (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang