chapter 25

3.2K 407 16
                                    

Matahari mulai kembali ke peraduannya, bulan sedikit mulai terlihat di arah berlawanan, semilir angin semakin dingin menusuk kulit Renjun yang kini sedang berada di luar hotel untuk berangkat menuju area syuting. Di depannya ada Doyoung yang sedang sibuk memasukkan beberapa keperluan Renjun, sedangkan si artisnya sibuk melihat layar ponsel seolah menunggu seseorang menghubunginya. Tentu Doyoung paham betul apa yang mengganggu pikiran Renjun, kalau bukan Jeno, lantas siapa lagi?

Sejak masih di dalam kamar hotel sampai turun, lelaki yang lima tahun lebih muda darinya itu menunjukkan ekspresi aneh, antara gelisah dan mencoba bodoh amat dalam satu waktu. Doyoung menghembuskan napas berat, melihat Renjun bersikap gelisah seperti ini cukup mengusik ketenangan dirinya.

"Renjun? is everything okay?" Tangan Doyoung menyentuh bahu sempit Renjun. Bisa dia lihat kalau sedaritadi pikiran Renjun tidak berada di tempatnya, buktinya lelaki itu terlihat terkejut karena sentuhan kecil yang Doyoung berikan.

"Hah? Baik, Kak, udah siap semuanya?" Renjun menyimpan ponselnya disaku mantel coklat tebal miliknya, ia mengulas senyum ke arah Doyoung yang menatap dia penuh curiga.

"Jeno nggak ada kabar?"

Bukan itu.

Bukan masalah Jeno menghubunginya atau tidak, Renjun bisa paham kalau Jeno mungkin sibuk dengan persiapan atau membantu keluarganya, tapi masalahnya adalah ketika tadi Jeno menutup telfonnya secara tiba-tiba— Renjun bisa mendengar suara tidak asing menyebut nama Jeno. And thats thing make Renjun overthinking, they are not even close so why he can hear Yangyang's voice over there?

"Renjun... kalo kamu nggak bisa fokus, kita tunda aja syuti—"

"No, sorry... aku— maaf, Kak, ayo berangkat." Renjun menarik napas dalam sebelum menghembuskannya, lalu masuk ke dalam mobil diikuti Doyoung yang keliatan kesal padanya, padahal manajernya itu cuma khawatir.

So, maybe this is the reason why idol better not dating.

Lokasi syuting jaraknya lumayan jauh dari hotel. Wilayah padang rumput yang gelap dan hanya diterangi cahaya rembulan itu dipilih jadi tempat pertama untuk proses perekaman video. Saat sampai di sana, Renjun digiring masuk ke tenda untuk segera berganti baju dan bersiap, cuaca dingin makin terasa karena di sana hanya ada pohon-pohon rindang.

Renjun merasakan kepalanya terasa berat, entah mungkin susah beradaptasi dengan dinginnya cuaca di daerah ini atau memang demam yang dia anggap cuma masalah biasa itu jadi parah. Dirinya sudah pakai pakaian yang disiapkan para staff, beberapa menit lagi setelah briefing — proses syuting akan dilakukan. Mengabaikan rasa berat di kepala dan denyutan jantungnya yang tiba-tiba terpacu cepat, Renjun kembali lihat ponselnya, tidak ada pesan atau panggilan dari Jeno.

"Renjun? Ayo keluar," Doyoung memegang bahu Renjun, matanya melirik ke arah layar ponsel yang tidak ada apa-apa di sana, lalu tersenyum menatap Renjun dari cermin. "Ayo," ajaknya lagi.

Renjun hanya merespon dengan senyuman kecil, dia takut Doyoung sadar dengan keadaan dirinya yang tidak begitu baik. Mata Renjun terpesona dengan tempat yang tadinya hanya sebuah padang rumput biasa kini disulap dengan berbagai lampu indah dan warna-warni, melupakan rasa tidak enak badannya — Renjun kini antusias untuk melakukan syuting hari pertama.

***

Jam menunjukkan pukul sebelas malam lebih sedikit saat take adegan terakhir selesai dilaksanakan, Renjun sudah kembali di dalam tenda dengan beberapa staff yang akan membantunya membersihkan sisa make up juga merapikan baju-baju Renjun yang sudah digunakan untuk syuting tadi. Senyum Renjun yang sempat menghilang sudah kembali lagi saat mendapat pesan dari Jeno, mengatakan bahwa lelaki itu meminta maaf karena tidak menghubunginya sejak tadi karena sibuk melakukan ini itu.

Scandal | ft. NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang