chapter 02

5.2K 526 7
                                    

Semua orang cuma tau luarnya seorang Lee Jeno saja. Mereka hanya kenal sosok Lee Jeno pengusaha muda, tampan yang sampai sekarang masih single. Mereka taunya Jeno adalah orang kaku, serius, dan selera humornya tinggi alias gak gampang dibikin ketawa. Tapi, mereka gak tau kalo dibalik semua itu, Jeno menyimpan rasa suka fanatiknya terhadap penyanyi terkenal; Huang Renjun.

Sebelum ini, Jeno sama sekali gak tertarik dengan kehidupan di luar bisnis. Dia hidup monoton saja seperti sebelum-sebelumnya, komputer besar di apartment cuma digunakan untuk rapat jarak jauh atau bermain game online bersama teman-temannya. Lalu, entah sejak kapan, Jeno yang benci musik, tiba-tiba secara tidak sengaja menemukan lagu yang membuat dia merasa nyaman dengan suara dan nada yang terlantun seolah mengajak dia untuk mencari tau lebih dalam soal seseorang dibalik lagu itu.

Kebetulan sekali temannya Na Jaemin adalah fanboy garis keras. Jaemin suka menghamburkan uang dan tabungannya untuk menonton konser serta membeli album atau merchandise artis idolanya mungkin istilahnya bias. Mendengar Jeno yang tanpa aba-aba bertanya soal lagu yang berjudul Take A Chance With Me milik Huang Renjun itu buat dia kaget sekaligus heboh memperkenalkan Renjun ke Jeno.

Dan di sini lah sekarang Jeno. Di acara fansign offline Huang Renjun, dia berhasil menang undian dan bisa datang ke sana. Dari jarak seratus meter ada Huang Renjun yang sedang memberikan speech soal betapa senangnya dia bisa berjumpa sedekat ini dengan para penggemar. Jeno tersenyum dibalik masker yang menutup sebagian wajahnya.

Dia tidak punya waktu untuk datang ke konser, tapi Jaemin memberikan kesempatan lain buat Jeno agar bisa bertemu seseorang yang foto dan posternya memenuhi sudut ruang kerja Jeno. Dari sini dia bisa melihat senyum Renjun sangat cantik, binar mata yang biasa lihat dari layar sekarang bisa dia tatap langsung, suaranya sama merdunya dengan yang biasa Jeno dengarkan.

Jeno mengangkat kamera yang dia pinjam dari Jaemin, mengambil foto Renjun dari angle yang menurutnya bagus. Sebelum ini, Jeno gak pernah merasa mengidolakan orang sampai seperti sekarang.

Jeno sudah menyiapkan hadiah yang akan dia kasih ke Renjun, juga album yang dia bawa agar bisa mendapatkan tanda tangan sang idola. Hadiah kecil berupa boneka moomin kesukaan Renjun yang akan dia berikan, Jaemin bilang hadiah dari fans terkadang tidak berakhir di tempat idolnya, mungkin akan dikumpulkan lalu disimpan di tempat lain. Jeno ingin memberi lebih, tapi mengingat bisa saja kadonya berakhir dibuang begitu saja, maka menurutnya sebuah boneka karakter kesukaan Renjun saja sudah cukup.

Setelah menunggu beberapa waktu giliran untuk berhadapan langsung, kini Jeno sudah duduk dibangku tepat di depan Renjun yang tersenyum ke arahnya. Jarak mereka sangat dekat, menurut Jeno.

"Hai!" Sapa Renjun ramah. "Nama kamu siapa?"

"Lijen."

Renjun tertawa. Menurut dia nama fansnya ini lucu dan unik sekali.

"Kamu cantik."

Renjun tertegun sejenak, walau tidak jarang mendapat pujian yang sama dari para fans lain, tapi fans lelaki di depannya ini menunjukkan pesona lain yang bikin Renjun cuma bisa senyum malu-malu ketika diberi pujian semacam itu.

"Aku punya boneka moomin limited edition yang pernah kamu sebutkan di bubble," kata Jeno, menyodorkan boneka seukuran helm itu ke arah Renjun. Tentu saja sang idola langsung menganga tidak percaya, itu adalah boneka moomin dengan tanda tangan penciptanya di bagian borderan bentuk hati yang ada di belakang boneka itu. Harganya tidak main-main dan seorang fans misterius memakai masker memberikannya dengan senyuman secara cuma-cuma.

"Boleh tanda tangan di album yang pertama aku beli? waktuku nggak lama buat ketemu sama kamu di sini." Jeno menyadarkan Renjun yang masih terpukau dengan apa yang dia dapat.

"Ah iya iya, sebentar ya, aku tulis juga ya nama kamu di sini." Renjun menaruh boneka di meja dan meraih album Jeno juga spidol yang disediakan staff, ia menorehkan tanda tangan dan menulis kata thank you, lijen di bawah tanda tangannya. Jeno tersenyum senang sekali melihat itu.

Jeno menerima kembali album pertama Renjun yang dia beli, lalu berdiri, "Boleh aku mendapatkan pelukan dari idolaku?"

Dengan senang hati, memang beginilah sistem fansign offline yang bertujuan membuat Renjun lebih dekat dengan para fans yang tentunya sudah diperiksa secara ketat agar tidak membahayakan Renjun. Renjun berdiri, memeluk Jeno dengan meja menjadi pembatas tubuh mereka.

"Terima kasih, Lijen. Semoga kita bisa ketemu lagi."

***

"Kayanya dia orang kaya, Ren, ini boneka harganya nggak main-main." Doyoung yang duduk di sebelah Renjun membolak-balikkan boneka moomin yang sudah lulus kualifikasi keamaan dan boleh dibawa Renjun pulang. Sekarang mereka sedang berada di mobil untuk perjalanan menuju kediaman si diva.

Renjun senyum, "Nggak tau, sih, Kak, tapi iya deh. Bonekanya bau-bau baru dateng." Dia masih ingat jelas senyuman lelaki memakai setelah jas abu-abu dan masker hitam itu, sayang sekali harus ada masker yang menutupi buat Renjun tidak bisa melihat keseluruhan wajah penggemarnya tadi. "Aku mau ke apartment aja. Schedule ku kosong sampai dua hari ke depan, kan?"

Doyoung mengangguk, tangannya menyimpan boneka moomin mahal itu ke sebuah paperbag putih besar. "Iya, agensi udah kasih ijin. Inget ya, Injun, jangan ke club."

Tanpa jawaban Renjun cuma mengangguk-angguk saja. Dia sudah kepalang membuat janji sama Yangyang agar ditemani ke club. Selama tempat itu milik orang terdekat Renjun, privasinya akan aman. Renjun jamin itu, karena setahun ini, tidak seorang pun tau kalau Renjun sering keluar masuk bar.

Malam ini akan malam yang seru, Renjun akan melupakan sejenak bebannya sebagai penyanyi serta idola banyak orang dan menjadi dirinya sendiri untuk beberapa jam.

Senyum tidak luntur di kedua belah bibir lelaki dua puluh empat tahun ini. Semoga dua hari tidak berlalu begitu cepat, karena dia mau menikmati hidup di waktu yang singkat.

[]

to be continued

Scandal | ft. NorenWhere stories live. Discover now