47. impian terwujud

879 56 13
                                    

🍃

🍃🍃🍃

Lian memasuki rumah nya perlahan karena tidak ingin membuat kebisingan. Karena saat ini sudah menunjuk kan pukul 7 malam yang berarti papa, bunda. Abang nya vian dan juga mirza.

Saat ini pasti sedang menyantap makan malam mereka, dan ia benar-benar tidak ingin mengganggu makan malam anggota keluarga nya

"Lian?" Panggil sesorang dari arah dapur sesaat setelah lian menginjak anak tangga pertama hingga dengan cepat lian menoleh dan menatap ratu yang tersenyum ke arah nya dengan membawa piring berisi ikan bakar yang sangat ia sukai

"Apa gue mimpi?
Gue gak salah denger kan?
Bunda manggil nama gue?"

Lirih lian dan tanpa sadar bibir nya tertarik membentuk senyuman dengan air mata yang mulai menetes membuat ratu mulai merasakan kembali perasaan rasa bersalah itu.

"Kenapa menangis nak?" Tanya ratu yang saat ini mencoba menahan air mata nya agar tidak jatuh.

Karena tidak ingin membuat putra bungsu nya tersebut menjadi mengkhawatir kan nya.

"Enggak bunda! Lian gak papa" ujar lian dan menghapus air mata nya kasar

"Bunda udah masakin ikan bakar kesukaan lian, makan ya nak?" Ujar ratu pelan

Lian mengangguk dengan semangat sembari mengambil alih piring yang di bawa oleh ratu.

Meskipun sejak pagi tadi ia tidak nafsu makan dan juga merasa sangat mual.

Diri nya tidak mungkin menolak ajakan sang bunda dan menyia-nyia kan kesempatan yang selalu ia tunggu setelah sekian lama nya.

"Avlian, sini nak! Duduk di samping papa" ujar niko di saat melihat kedatangan lian yang berjalan di samping istri nya membuat baik aluna maupun mirza yang ada di sana benar-benar terkejut akibat perubahan sikap papa mereka yang berubah lembut kepada sang adik

"Pah..?" Ujar lian lirih dan mengikuti permintaan sang papa setelah ia meletakkan piring yang ia pegang ke atas meja

Perlahan tangan niko terulur menarik kursi yang ada di sebelah nya memudahkan putra bungsu nya itu untuk duduk membuat aluna tersenyum menatap interaksi sang adik dan juga papa nya tersebut

Aluna benar-benar tidak menyangka dengan apa yang ia lihat.

Dirinya benar-benar tidak lagi merasakan ke khawatiran di saat lian ikut bergabung bersama mereka di meja makan.

Entah kapan kali terakhir sang adik bergabung bersama mereka di meja makan tanpa ada nya keributan.

Yang pasti semua itu sudah sangat lama sekali, karena.. setiap kali lian duduk di meja makan baik itu vian maupun kedua orang tua nya pasti akan menyakiti lian dengan kata-kata mereka

"Zadi gak pulang lagi sayang?" Tanya ratu menatap aluna sembari menyendok kan nasi ke piring lian hingga membuat sang putra tersenyum

"Makasih bunda.." ujar lian pelan

"Makan yang banyak ya sayang" ujar ratu menjawab lian dengan senyuman

HANCUR ~ (END)Where stories live. Discover now