2. bang mirza

1.9K 90 2
                                    

🍃

🍃🍃

"Bang mirza!!" Teriak lian dengan semangat sesaat setelah membuka pintu kamar abang nya yang saat ini sedang duduk di rooftop kamar nya sembari mendengar kan sebuah lagu pada earphone yang terpasang di kedua telinga nya

Lian tertawa dan tersenyum menatap abang nya mirza yang saat ini masih tidak mengetahui kehadiran nya.

Hingga pada akhir nya, lian memutus kan untuk mendekat dan mulai berjongkok di hadapan abang nya lalu memegang tangan abang nya tersebut

"Bang..?" Panggil lian lirih

Mirza dengan cepat melepaskan earphone nya dan tersenyum di saat ada dua tangan yang saat ini menggenggam tangan kanan nya dengan erat

"Bang vian?" Tanya mirza

Lian hanya bisa menghela nafas pelan karena mirza tidak menyadari kehadiran nya dan hal itu benar-benar membuat lian merasa sangat bersalah kepada abang nya tersebut

"Maaf bang, maafin gue ya bang?" Ujar lian lirih dan mulai menetes kan air mata nya namun langsung di seka nya dengan sangat kasar takut mirza akan menyadari bahwa ia menangis saat ini

"Lian..?" Tanya mirza pelan

"Gue minta maaf bang, maafin gue.. karena gue lo jadi kaya gini, harus nya gue yang seperti ini. Bukan bang mirza, maaf" ujar lian lagi

Mirza tersenyum lalu mulai mengusap surai adik bungsu nya tersebut dengan lembut.

Ia tidak pernah menyalah kan lian atas semua peristiwa yang terjadi kepada nya.

Namun...

Tidak dengan lian, pemuda itu terus-menerus menyalah kan diri nya sendiri atas apa yang terjadi kepada mirza.. abang nya tersebut

Lian terus terpuruk
Lian terus menangis
Bahkan kebencian dari kedua orang tua nya dan juga vian tidak pernah ia anggap berlebihan karena ia beranggapan bahwa kebencian dari anggota keluarga nya bahkan tidak akan cukup untuk menebus semua kesalahan yang ia perbuat

"Ngapain lian kemari, bukan nya ada kelas kan sore ini?" Tanya mirza mencoba mengalih kan ucapan lian dan seperti nya cara tersebut cukup sukses

"Abang tau dari mana?" Tanya lian sedikit heran

"Tadi kak aluna ke sini, kata nya lian ada kelas sore ini.. dan pulang nya malem" ujar mirza sedangkan lian hanya mengangguk mengerti

"Ini gue beliin bang mirza garlic bread, setiap liat toko kue langganan kita..gue selalu keinget roti kesukaan lo bang" ujar lian sembari menyerah kan bungkusan yang ia bawa tadi hingga membuat mirza tersenyum sembari menerima bungkusan tersebut

Pemuda itu tersenyum dengan tidak menatap sang adik, namun lian sangat mengerti hal itu

"Makan sama abang ya dek? Lo mau kan?" tanya mirza lembut namun lian terlihat berfikir sejenak

"Enggak bang, tadi gue udah makan di kantor.. gue juga mau langsung pergi ke kampus ini, Takut nya telat nanti"

"Gak papa ya bang makan sendirian" ujar lian dan bertanya di akhir kalimat nya

HANCUR ~ (END)Where stories live. Discover now