44. 0% alkohol

867 52 10
                                    

🍃

🍃🍃🍃

"Omong kosong..!" Ujar niko dan membuang jauh perasaan khawatir nya kepada putra bungsu nya tersebut

"Vian berusaha menutupi semua nya dari semua orang karena bang zadi mengatakan bahwa lian tidak ingin kalian mengetahui keadaan nya yang sebenar nya.. lian tidak ingin menjadi beban untuk semua orang"

"Karena dia berfikir! Sudah cukup ia merebut kebahagiaan mirza dan dia tidak ingin merebut kebahagiaan kita juga" ujar vian dengan air mata yang mengalir deras

"Lian.." lirih ratu dengan sangat pelan namun masih terdengar jelas di telinga suami nya dan juga putra nya tersebut

"Kalian juga bahkan tidak tau, ketika pasca kecelakaan bersama dengan mirza.. putra bungsu kalian itu telah menjalani operasi di kepala nya sebanyak dua kali" ujar vian lagi

Ratu mengepalkan kedua tangan nya erat dengan kedua mata nya yang memerah menahan tangis, sungguh...

Pernyataan yang vian lontar kan benar-benar membuat dada nya terasa sangat sesak.

"Jangan berbohong vian" ujar niko dan mulai menatap mata vian dengan sendu menunggu jawaban

"Vian tidak berbohong pah, dan tidak akan pernah bisa berbohong mengenai hal ini, bahkan vian sudah mengetahui segala nya tentang lian"

"putra kalian itu bahkan telah mempersiap kan mata nya untuk mirza dan telah mengisi formulir sebagai pendonor" ujar vian lirih tanpa mampu menatap kedua mata orang tua nya

"Tanpa di minta pun lian telah mempersiap kan mata nya untuk mirza, bukankah keputusan lian yang seperti itu yang kalian nantikan?" Ujar vian

Ratu terisak dan mulai memukul dada nya dengan sangat keras mencoba meluapkan emosi nya.

Namun...
Rasa sakit akan fakta yang vian lontar kan masih membekas dan tersisa di dalam hati nya dan rasa nya benar-benar menyakit kan.

"Lian, putraku pah.. bawa lian ke bunda sekarang, maafkan bunda sayang" teriak ratu histeris dan menangis dengan sangat kencang.

Beruntung, di sana hanya ada diri nya, niko dan juga vian..

Jika tidak! Wanita itu pasti sudah membuat kehebohan dan khawatir semua orang

"Vian papa mohon, cari adik kamu! Bawa lian pulang sekarang.. dia mungkin belum jauh dari sini" ujar niko pada akhir nya, dengan nada suara yang terdengar sangat lirih.

"Iya pah" jawab vian cepat lalu mengeluar kan ponsel nya dengan panik karena melihat sang bunda yang terlihat menangis histeris saat ini

"Maafin abang dek, tapi bunda dan papa juga berhak tau tentang penyakit lo" lirih mirza.

Karena ia tau, jika lian mengetahui kondisi sang bunda yang seperti ini.

Dapat di pastikan lian pasti akan marah kepada nya

💜💜💜

"Han, lo gak papa?" Panggil ghava dan mulai duduk di sebelah lian yang saat ini sedang berada di bagian gedung paling atas milik nya.

HANCUR ~ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang