28. flashback (mencari investor)

708 39 5
                                    

🍃

🍃🍃🍃

⏱️ Flasback on ⏱️

"Bang yok, bantuin gue buat ngajuin proposal ke investor, siapa tau mereka berminat buat invest ke salah satu aplikasi yang gue buat bang" ujar lian yang saat itu masih duduk di bangku sekolah kelas 3 SMA namun sudah mengerti cara untuk menciptakan aplikasi berupa game

"Ya bang, please..." Mohon lian lagi

"Abang kamu pasti lelah lian, baru juga mirza sampe rumah. Sekarang udah kamu minta buat temenin kamu pergi" ujar ratu dengan suara nya yang terdengar lembut

"Lian belum bisa bawa mobil bunda dan janji temu sama perwakilan investor nya setengah jam lagi, boleh ya bunda?" Ujar lian sedikit memohon dengan sorot mata nya yang terlihat penuh harap

"Yaudah ayok!" Ujar mirza dengan tersenyum dan kembali memakai topi yang sebelum nya ia kenakan

"Mirza!! Kan baru juga sampe rumah nak, seenggak nya makan dulu" ujar ratu

"Nanti bisa makan di luar sama lian bun, gak papa ya?" Ujar mirza hingga membuat ratu hanya bisa menghela nafas kasar dan pada akhir nya menyetujui permintaan putra nya tersebut

Padahal mirza baru saja pulang dari kampus namun sang adik malah memaksa abang nya tersebut untuk mengantar nya pergi.

Namun ia bisa apa? Bukankah sebagai seorang ibu diri nya harus mensuport putra nya selagi hal yang di lakukan mereka merupakan hal yang positif

"Tapi hati-hati bawa mobil nya ya nak, lian kalau udah selesai langsung pulang jangan kemana-mana lagi" ujar ratu

"Iya bunda.."

"Mirza makanan nya, jangan ad.."

"Iya bunda, mirza tau" jawab mirza cepat sebelum ratu menyelesai kan kalimat nya lalu pergi ke tujuan awal lian setelah mencium punggung tangan sang bunda secara bergantian.

💜

"Abang nunggu di sini aja ya? Lo aja yang masuk ke dalem dek" ujar mirza ketika mereka sudah sampai di parkiran dan telah memarkir kan kendaraan mereka di basement sebuah hotel yang ada di pusat kota

"Kenapa gak ikut masuk bang?" Tanya lian

"Gue mau tidur bentar dek! Lo aja yang masuk ke dalam, udah buat keputusan harus bisa mandiri" ujar mirza dengan tersenyum namun ia mulai tertawa di saat melihat tangan sang adik yang terlihat bergetar

"Heyyy lo jangan ragu dek, kalo mau berhasil harus berani" ujar mirza lagi sembari mengacak surai adik nya tersebut membuat lian mendecih kesal dan kembali merapikan rambut nya yang terlihat berantakan

"Gak ragu bang, gue sedikit gugup! Takut salah ngomong" ujar lian dengan pelan sembari mengepal kan kedua tangan nya dengan kuat lalu menarik nafas panjang dan menghembuskan nya secara perlahan mencoba untuk berusaha menenang kan diri nya sendiri yang terlihat gugup membuat mirza tertawa pelan menatap sang adik yang terlihat menggemas kan dimata nya

"Dahh sana.." ujar mirza sembari mendorong tubuh adik nya itu dengan pelan

"Kalo gitu gue masuk ya bang? Doa in gue" Ujar lian pelan dan mirza hanya mengangguk sembari tersenyum lembut menatap adik satu-satu nya tersebut yang terlihat mulai menjauh dari pandangan mata nya

HANCUR ~ (END)Kde žijí příběhy. Začni objevovat