26. harusnya jujur

802 51 3
                                    

🍃

🍃🍃🍃

"Lian harus pulang bang!" Ujar lian dengan nada suara yang terdengar tegas namun terasa masih menghormati zadi yang ada di hadapan nya

"Gue udah bilang ke lian buat rawat inap beberapa hari lagi bang, tapi lian tetep keras kepala mau rawat jalan kata nya" ujar nathan kesal

Sedangkan zadi..
Pria itu terlihat menatap anya dan nathan yang saat ini sedang membereskan pakaian lian dan terlihat bersiap untuk pulang

Bagaimana tidak kesal?

Avlian...

Tubuh pemuda itu saat ini jauh dari kata baik-baik saja terlebih lagi di saat tiga hari yang lalu ia menerima diagnosa bahwa tumor yang lian miliki bukanlah tumor jinak melainkan tumor ganas stadium tiga.

Dalam kata lain, kanker otak stadium tiga

"Lian udah bilang ke kak una cuma pergi buat dua minggu bang, tapi sekarang bahkan udah lebih dari dua minggu"

"Lagian papa, bunda sama bang vian pasti udah pulang bang dan lian gak mau papa marah karena lian gak pulang dan semakin benci sama lian" ujar lian lagi melanjut kan kalimat nya

"Abang bakal jelasin semua nya ke mereka dek, mereka harus tau kondi.."

"Enggak bang! Jawab lian cepat sebelum zadi menyelesai kan kalimat nya

"Lian.."

"Han!" Ujar zadi dan nathan secara bersamaan

"Jangan pernah kasih tau mereka bang" ujar lian menatap mata zadi penuh harap

"Penyakit ini bukan penyakit biasa lian, bahkan.. setelah melakukan operasi pengangkatan tumor. Kondisi kamu bukan nya semakin membaik malah semakin memburuk" ujar zadi mencoba memberi pengertian kepada adik ipar nya tersebut

"Meski lian ingin tapi lian gak bisa jujur ke mereka bang, terlebih lagi sama kak aluna" ujar lian lagi

"Kenapa?" Tanya zadi

"Dengan keadaan bang mirza yang seperti itu saja sudah cukup membuat lian merasa sangat bersalah bang, dan lian gak mungkin sanggup jika harus menjadi beban mereka juga" ujar lian dengan nada suara nya yang terdengar lirih

Zadi menatap lian dengan sendu dan juga tatapan yang sulit untuk di artikan

Bahkan di saat kondisi tubuh nya yang seharus nya membutuh kan dukungan, ia masih memikir kan anggota keluarga nya yang lain

Meski ia juga sangat membutuh kan support dari mereka

"Lian abang mohon!" Ujar zadi sedikit memohon

"Dengerin bang zadi sekali aja han, lo harus jujur.. setidak nya ke kak aluna" kali ini nathan yang bersuara

"Enggak nat, meskipun jujur gue gak mau lagi merasakan sakit untuk ke sekian kali atas penolakan mereka" ujar lian dan sukses membuat nathan bungkam

"Lian mohon rahasian semua nya ya bang? Mereka gak akan perduli dengan kondisi lian.. bahkan sejak awal. Papa, bunda dan juga bang vian mengingin kan lian untuk pergi" ujar lian lagi kepada zadi

HANCUR ~ (END)Where stories live. Discover now