38. Design

55 10 0
                                    


Yeonjung tersenyum melihat layar laptopnya yang sekarang menampilkan Becky sedang tersenyum antusias. Mereka berdua sedang video call untuk membahas acara peragaan busana di Wina, Austria.

"Kutunggu kau di Wina Yeonjung Yoo. Kita bertemu disana minggu depan."

Yeonjung mengangguk kecil, lalu melambaikan tangannya. "Terima kasih Becky, dan sampai jumpa."

"Sama-sama, dan sampai jumpa Yeonjung."

Begitu layarnya mati, Yeonjung mendongakan kepala, mengawang-awang bagaimana perjuangannya dulu menjadi seorang designer yang dia tekuni sampai sekarang.

Awal dia belajar menjadi seorang designer dulu saat dia masih menjadi seorang idol di cosmic, hingga setelah mereka bersepuluh sepakat untuk rehat dari dunia per-idolan dan memutuskan menghiatuskan dua grup sekaligus, Yeonjung langsung giat menekuni dunia designer sampai dia akhirnya bisa masuk agensi para designer impiannya di Wina dan bisa membuat acara peragaan busana hasil dari rancangan design nya sendiri.

Yeonjung merasa semua ini masih seperti mimpi. Tapi kenyataan ini tidak membuatnya untuk berhenti bersyukur atas semua kerja keras dan doanya selama ini. Dia percaya apa kata orang-orang diluaran sana, hasil memang tidak akan pernah mengkhianati usaha.

Bertepatan Yeonjung menutup laptopnya dan menyimpannya kedalam tas, Dawon dan Dayoung menghampirinya bersamaan sambil membawa nampan berisi makanan dan minuman.

Mereka duduk di meja dengan konfigurasi kursi dua banding dua, Yeonjung berdampingan dengan Dayoung, sedangkan Dawon duduk sendiri dihadapan Yeonjung.

"Udah selesai video call nya?" tanya Dawon sambil membagikan makanan dan minuman yang tadi dibawanya.

Dawon meletakan cup es latte dan roti isi dihadapan Dayong, lalu meletakan jus semangka dan mixing antara sushi dan kimbap dihadapan Yeonjung, terakhir mengosongkan nampan dengan menggeser cup es americano dan tart blackpink kehadapannya.

"Beberapa menit yang lalu." Jawab Yeonjung bersama seulas senyum dan ungkapan terima kasih.

Setelah menyeruput jus nya sedikit, Yeonjung langsung mengambil buku sketsa, membuat Dayoung berdecih melihat manusia disampingnya mulai menyibukan dengan dunianya sendiri.

"Katanya mau ngobrol-ngobrol santai, ingkar janji ini namanya." Protes Dayoung diakhiri dengusan kasar. Sudah hampir sebulan mereka tidak bertemu untuk sekedar tukar cerita, jadi Dayoung berisiatif untuk mengajak bertemu.

Yeonjung memberikan cengirannya. "Takut keburu lupa, lagian cuman sebentar. Mau nambahin design buat cloting line senior, takut kena semprot karena ngaret."

Dayoung membuang nafasnya dan mengangguk-angguk memaklumi. Lagipula dia masih bisa mengobrol dengan Dawon lebih dulu.

"Dia kasih alasan apa lagi nggak bisa ikut ketemuan kali ini?" tanya Yeonjung disela-sela tangannya yang bergerak lincah diatas buku, lalu melirik kearah Dayoung yang menopang dagunya malas sambil memainkan sedotan es nya.

"Semalem Yeoreum bilang nggak bisa ikut ketemuan karena mau flight ke San Francisco, tugas dinas dari orang tuanya suruh nengokin kak Luda sama kak Eunseo disana."

"Ngomong-ngomong seragam grup gimana nasibnya sekarang?" tanya Dawon menyahut, memecah suasana yang nyaris hening.

Yeonjung menghentikan gerakan tangannya dan berakhir meletakan pensil dan buku sketsanya dimeja.

"Tau comeback nya di undur lagi, dia juga langsung batalin lagi proses pembuatannya. Katanya mau memprioritaskan yang butuh cepet." Jawab Yeonjung lesu.

"Kak Exy juga mau ganti design buat seragam universe. Maunya sih gaya klasik modern, gabungin era wish sama natural, atau gaya abad ke 18. Apa ya namanya? Lupa." Tambahnya.

Dayoung menoleh heboh kearah Yeonjung bersama delikan samar. "Lagi? Bisa plin plan juga orang itu." Ujarnya geleng-geleng tak mengerti.

Yeonjung mengendikan bahunya tak tahu. Sebagai penanggung jawab seragam untuk penampilan mereka saat comeback nanti, Yeonjung merasa sangat senang, tapi disisi lain dia juga merasa tertekan karena comeback yang sudah berulang kali ditunda dan bahkan nyaris batal karena agensi yang dilibatkan sudah angkat tangan.

Tapi Yeonjung tau, mereka bersepuluh tidak hanya memiliki kepentingan untuk comeback saja. Ada hal lain yang harus mereka prioritaskan, seperti halnya pekerjaan dan kehidupan yang mereka dapatkan setelah melepaskan dunia per-idolan beberapa tahun silam.

"Jung, bukannya mau ngeraguin. Tapi kalo emang udah nggak sanggup, bisa bilang ke kak Exy supaya dialihin ke yang lain." Ujar Dayoung hati-hati, takut menyinggung Yeonjung.

Yeonjung mengangguk mengerti bersama seulas senyum. "Masih sanggup kok. Kalo udah nggak sanggup, mungkin udah angkat tangan dari dulu. Justru seneng karena dikasih kesempatan langka ini. Yah, meskipun rada buat tertekan." Kekehnya.

"Apalagi setelah denger kalimat kak Seola waktu rapat pertama kali buat bahas comeback, sebisa mungkin cuman sedikit dapet campur tangan dari luar. Kalimat itu buat pengingat biar jadi tambah semangat." Tambah Yeonjung, senyumnya semakin lebar.

Dawon yang sedari tadi diam dan memilih menjadi pendengar sambil menikmati kue dan kopinya, diam-diam tersenyum senang mendengar kalimat pamungkas dari Yeonjung.

"Kalo butuh bantuan jangan sungkan bilang ya Jung, siapa tau kita kita bisa bantu." Sahut Dawon, yang dijawab Yeonjung dengan anggukan antusias dan acungan jempol.

Melihat Yeonjung seantusias itu, membuat ingatan Dawon melayang pada kejadian dimana dia dan Yeojung mengejar seorang perancang ke Las Vegas, dan itu juga mengingatkan Dawon jika seorang Yoo Yeonjung harus menjadi seseorang yang keras kepala jika sudah menyangkut dunia yang dia sukai.

"Mau liat design nya Jung."

Yeonjung lantas mengambil tablet dari dalam tas dan memberikannya pada Dayoung setelah membuka sebuah laman yang sekarang sudah memaparkan hasil rancangan-rancangan busananya disana.

"Yom, geser kebawah. Disana ada rancangan yang udah dikasih warna. Coba kasih masukan, soalnya masih bingung nentuin warnanya, termasuk buat yang kombinasi."

Sesuai arahan dari Yeonjung, Dayoung langsung menggulir tabletnya kebawah. Matanya seketika langsung fokus pada beberapa rancangan berwarna yang tadi Yeonjung katakan.

Karena Dayoung tidak langsung memberikan masukan, Yeonjung memilih menunggu sambil meneruskan design cloting line nya yang tertunda.

Lagu Lauv berjudul Steal The Show  yang baru terputar, mengalun diudara begitu saja mengambil alih suasana riuh café, sembari menemani keheningan di meja Dawon, Dayoung, dan Yeonjung yang sudah sibuk dengan dunia masing-masing.




~~~~~~~~~~

Discover : Time, Love, & DiedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang