27. Proposal

117 15 5
                                    




Happy Reading ^_^




Tidak ada hal berarti yang Eunseo dan Luda lakukan malam ini, selain makan dua mangkuk sup yang diantarkan keruangan mereka. Hingga sudah hampir dua jam mereka hanya duduk-duduk dan mendengarkan lagu dengan sesekali bernyanyi bersama atau menonton video.

Luda sekarang hanya memainkan ponselnya, tanda dia sudah benar-benar bosan. Eunseo menggeser tubuhnya, bermaksud merapat.

"Mau dengar sesuatu?"

Luda menoleh dengan salah satu alis terangkat. "Tiba-tiba?"

Eunseo mengerjapkan matanya beberapa kali dengan lucu, membuat Luda reflek tertawa melihatnya.

"Mau tidak?"

"Boleh."

"Dengarkan baik-baik. Jadi begini, ada seorang tuan putri yang sangat menyukai cahaya. Karena itu, dia jadi punya banyak sekali jenis lilin dikamarnya, membuat dia sangat betah berada disana."

"Dan suatu hari, ada seorang dewi berkunjung ke kamarnya, lalu memperlihatkan tarian cahaya dilangit. Tuan putri itu sangat menyukainya. Setelah itu, si tuan putri lantas memutuskan untuk berpetualang diluar."

Luda meletakan ponselnya dimeja. "Wah. Tapi Eunseo-ya, lebih baik kau melakukan hal yang lain saja. Kisahmu sedikit kacau." Ungkap Luda jujur, membuat Eunseo seketika menekuk wajahnya.

Meskipun akhirnya mereka berdua tertawa bersama.

"Ayo balik ke hotel."

Dengan pasrah Luda mengangguk. Dia pun membalas uluran tangan Eunseo, dan mereka pun keluar bersama.

Padahal malam ini mereka berdua sudah berniat untuk melihat aurora yang sempat tertunda karena dirinya sakit beberapa waktu lalu. Tapi setelah menunggu cukup lama, ternyata yang mereka tunggu-tunggu tidak muncul juga.

"Mungkin waktunya belum tepat. Besok kita kembali lagi. Sekarang waktunya istirahat." Hibur Eunseo bersama seulas senyum, lalu mencium kepala Luda sekilas. Dia lantas memasukan tangan Luda yang mulai dingin kedalam saku mantel tebalnya.

Mereka pun berjalan beriringan meninggalkan tempat yang sedari tadi mereka singgahi, bersama perasaan Luda yang sedikit kecewa dan sedih.


+++++


Sesuai janji Eunseo, saat siang mereka kembali lagi sekaligus untuk makan siang, mereka pergi kesana dengan sebuah kereta salju yang ditarik oleh dua ekor kuda berwarna putih. Dan sekarang, mereka berdua sudah duduk di luar restoran setelah memesan dua mangkuk sup.

Lalu setelah makan, mereka berdua pergi untuk mencari beruang kutub atas saran dari seorang pegawai hotel. Bagian ini yang menyita lumayan banyak waktu karena lokasinya yang cukup jauh.

Meskipun begitu, mereka sangat puas karena berhasil melihat tiga ekor beruang kutub, dengan satu diantaranya adalah anak beruang yang selalu mengekor ibunya untuk mencari makan.

Mereka berdua baru kembali ke hotel saat sudah petang. Luda berhenti didepan hotel dan mendongak, dia diam berdiri lama-lama disana.

"Kenapa?"

"Sepertinya waktunya masih belum tepat."

Eunseo berusaha tersenyum. "Kemarilah." Lelaki itu melambaikan tangan, bermaksud meminta Luda untuk mendekat padanya, dan Eunseo langsung merangkul lehernya begitu Luda berdiri disisinya.

Discover : Time, Love, & DiedМесто, где живут истории. Откройте их для себя