21. Doubt

165 16 3
                                    



Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



"Jung, ada kak Exy sama kak Soobin."

Yeonjung dengan cepat menyibakan selimut kesembarang arah lalu segera beranjak dari tempat tidur dan langsung berlalu keluar kamar Dayoung.

"Kak Exy, kak Soobin." Sapa Yeonjung pelan. Exy mengangguk dan Soobin langsung menghampiri adik kecilnya itu untuk dipeluk.

Soobin membawa Yeonjung untuk duduk bersama yang lain, mengitari meja yang ada banyak makanan. Mulai dari roti hangat, susu kotak dan kue kering.

Mereka berempat saling pandang satu sama lain dalam beberapa saat. Exy meletakan roti yang baru dimakan setengah keatas piring. Lelaki itu terlihat akan bicara, namun masih kebingungan untuk memilih kata-kata yang tepat.

"Aku tadi dikabarin kak Dawon." Yeonjung membuka obrolan.

"Terus gimana? Dia bilang apa?"

"Dia nggak ingin dihubungin dulu."

"Berita ini bener-bener aneh." Ungkap Exy sambil menggeleng-geleng kecewa. Raut wajahnya benar-benar kasal.

"Semua udah sepakat kalo ini berita palsu." Soobin mengangguk sebagai penangguh apa yang Exy ucapkan.

Yeonjung terdiam sejenak. "Sebentar. Kalian semua percaya sama kak Dawon kalo dia nggak ngelakuin hal itu?"

"Hp Dawon sama sekali nggak pernah hilang kayak yang diomongin sama berita."

Yeonjung seketika langsung menoleh bergantian kearah Dayoung dan Soobin yang terlihat biasa saja.

"Hari ini agensi bakal buat pernyataan. Gue udah diskusi sama kak Seola dan Luda."

"Kak Dawon udah kosultasi sama pengacaranya?"

"Udah. Mereka semua udah tau sama persoalan ini."

Yeonjung masih tercengang dan masih sulit untuk mengerti semuanya. "Tapi kata ahli IT diberita___"

"Kamu percaya sama kita kan Jung kalo berita itu aneh? Dan jangan lupa Jung, kita sendiri juga punya ahli IT." Yeonjung menganguk kecil.

"Kak Luda udah ngecek. Ada yang salah." Sahut Dayoung.

"Kayaknya emang ada yang ingin jatuhin Dawon." Soobin akhirnya angkat suara.

"Entah tujuannya mau buat apa, tapi dia cukup berhasil. Dia udah berani bayar banyak buat bikin banyak berita palsu dan buat penyataan dari ahli IT. Dan sekarang cuman nunggu waktu sampai dia bisa ngerekayasa kasus ini sampai ke tingkat selanjutnya."

"Orang itu bisa bayar ke media , dan nggak nutup kemungkinan dia juga bakal bayar polisi."

"Terus, apa yang harus kita lakuin buat kak Dawon, kak?"

Exy menggeleng, seolah taada harapan, membuat hati Yeonjung terasa sangat ngilu.

"Kita cuman bisa berharap sama pengacara. Ini udah termasuk pencemaran nama baik. Tapi kita kan nggak tau, orang itu bakal main sampai sejauh mana."

"Orang itu pasti bukan orang sembarangan." Sahut Soobin pelan.

"Apapun yang terjadi nanti___" Dayoung menjeda ucapannya dan menahan nafasnya cukup lama, rasanya sangat kelu untuk mengatakannya. "Nama kak Dawon udah terlanjur kotor. Itu yang orang itu mau. Dia mau jatuhin karir kak Dawon yang lagi naik-naiknya. Jadi yang bisa kita lakuin sekarang adalah dampingin kak Dawon biar dia nggak ngerasa sendirian."

"Satu terkena berarti semua terkena masalah. Tapi kita harus tetap sabar. Sudah ada pihak yang akan ngelakuin tugasnya masing-masing. Percayalah, semua masalah pasti ada waktu penyelesaiannya sendiri."

Setelahnya suasana berubah menjadi hening dan terasa sekali menyiksanya bagi mereka berempat.


+++++


Yeoreum masuk pada bangunan minimalis berlantai dua. Tadi setelah selesai mengajar, Dayoung menghubunginya agar bergabung bersamanya dan Yeonjung ditempat kumpul langganan mereka.

"Maaf lama." Ujar Yeoreum tak enak hati. Dia menarik kursi diantara Dayoung dan Yeonjung yang tampak sekali sibuk menggambar.

"Santai." Hibur Dayoung, melempar senyumnya sekilas.

Yeoreum menyeruput minuman es-nya yang baru sampai dimeja dan ikut makan bersama dengan Dayoung yang terlihat lahap, berbeda dengan Yeonjung yang terlihat sangat lesu bersama kantung mata tebal.

"Jung, ayo nanti ikut kita sepedaan sore. Nanti gue sewain sepedanya." Ajak Yeoreum semangat.

Yeonjung menggeleng pelan. "Maaf hari ini gue harus nyelesaiin beberapa gambar." Tolaknya.

"Jung dimakan gih, jangan gambar mulu." Peringat Dayoung yang nampak lelah. Yeonjung pun melirik sekilas kearah Dayoung dan mengangguk.

Namun alih-alih mengambil makanan yang Dayoung sodorkan, Yeonjung justru menyambar gelas kopinya dan langsung meneguknya hingga tak tersisa. Lalu kembali melanjutkan gambarnya, membuat Dayoung hanya bisa menghela nafas pasrah.

"Dari kapan?" bisik Yeoreum, dia mencondongkan tubuhnya sedikit kearah belakang tubuh Dayoung. Mereka berdua lantas melirik sekilas kearah Yeonjung yang sama sekali merasa tak terusik.

"Begitu sampai, dia langsung sibuk ngerjain tugas gambarnya yang katanya pesanan dari beberapa klien." Dayoung menunjuk salah satu piring dan beberapa gelas dengan dagunya. "Sampai itu makanan nggak kesentuh sama sekali, dan lo liat itu gelas-gelas kosong bekas kopi. Dia cuman minum itu dari tadi."

"Permisi." Ketiganya menoleh kompak pada seorang pelayan yang baru saja datang dimeja mereka dengan membawa nampan.

"Saya ingin mengantarkan pesanan kopinya lagi." Ujar sang pelayan nampak ragu, meskipun tetap meletakan gelas kopi itu dimeja mereka bertiga.

Yeonjung mengulas senyum. "Terima kasih." Dan pelayan tersebut langsung pamit undur diri meninggalkan meja mereka.

Saat akan meminumnya, gelasnya dengan cepat langsung direbut oleh Dayoung. "Stop Jung. Kasian lambungnya." Dia meletakan gelas itu kearas-keras ke meja bersama amarah yang tertahan.

Yeoreum hanya bisa menatap Dayoung yang wajahnya terlihat memerah, lalu menatap Yeojung lama yang terlihat tak acuh dan mengabaikan omelan Dayoung. Yeoreum benar-benar dibuat tidak habis pikir dengan kelakuan Yeonjung yang menurutnya sudah melewati batasan.

Padahal Yeonjung yang biasanya, tidak pernah seambisi ini dengan apapun. Yeonjung pasti akan selalu santai namun serius dan tetap terstruktur dikondisi apapun, bahkan Yeonjung benci dengan apapun itu yang berlebihan.

"Ternyata lo masih ngeraguin kak Dawon. Gue kecewa sama lo, Jung."

Celetukan Yeoreum sukses menghentikan gerakan tangan lihat Yeonjung diatas kertas. Tanpa sadar tangannya meremas kuat pensil yang digenggam bersamaan dengan bibirnya yang tiba-tiba bergetar.




~~~~~~~~~~

Discover : Time, Love, & DiedWhere stories live. Discover now