29. Perfect Day

102 18 0
                                    




Part 02

Happy Reading ^^






Mereka semua menoleh begitu mendengar suara terompet yang disusul oleh suara serempak gesekan biola dan cello. Termasuk meja rombongan kerabat dan keluarga sang mempelai yang menatap kagum pada Eunseo dan Luda yang berjalan beriringan menuju altar di ruangan terbuka ini.

Suara meriah tepuk tangan dan orchestra kecil mengiringi langkah keduanya hingga tiba di altar. Disana Eunseo dan Luda sama-sama membungkuk sekilas kearah para tamu yang menyambutnya dengan penuh suka cita, lalu berdiri saling berhadapan begitu Dawon sang MC acara mempersilahkan seorang pendeta untuk berdiri dimimbar menggantikannya.

Suasana seketika berubah menjadi hening dan serius kala sang pendeta memerintahkan untuk kedua mempelai mengucap janji suci dan memasangkan cincin secara bergantian, dan suara kembali riuh saat kedua mempelai sudah dinyatakan sah.

Seola reflek menutup mata Juna yang ada dipangkuannya saat melihat Eunseo yang membuka veil  Luda dan langsung menciumnya. Sedangkan Bona yang duduk disebelahnya sudah menangis haru melihat kedua adiknya disana.

Setelah itu, Yeonjung dan Dawon memberikan sumbangan suara emas mereka sebagai salah satu hadiah pernikahan, tidak hanya mereka berdua saja yang menyanyi bersama. Exy, Soobin, dan Dayoung juga tak mau kalah, mereka juga sama-sama bernyanyi. Tapi, bedanya mereka bertiga menambahinya dengan tarian abad pertangahan.

Sebelum acara selanjutnya dimulai, Dayoung dan Yeonjung menggantikan Dawon menjadi MC, keduanya sekarang sedang sedikit kesusahan untuk menenangkan para tamu yang terlihat antusias dan sudah tidak sabar untuk mengikuti acara pelemparan bunga dari mempelai.

"Sayang, kamu nggak mau ikut?"

Seola menaikan salah satu alisnya. "Buat apa? Kan udah ada kamu sama Juna." dengan mesra Seola memeluk Bona dari belakang dan menjatuhkan kepalanya malas dibahu sang istri.

"Sayang, malu diliatin yang lain." Bisik Bona, dia berusaha melepaskan kedua tangan Seola yang melingkar diperutnya.

"Aku nggak peduli." Seola semakin mengeratkan tangannya, dan Bona hanya bisa menghela nafas pasrah.

Tiba-tiba suara yang terdengar kecewa dari orang-orang membuat Seola membuka matanya yang sudah terpejam beberapa detik, dia melihat sekelilingnya ketika merasakan jika ada banyak pasang mata yang tengah memperhatikannya.

"Gimana ini?"

"Kenapa?"

Bona mengangkat tangannya bersama sebuket bunga berwarna putih dan raut wajah kebingungan. Seola tersenyum, lalu mengambil alih buket itu dari tangan Bona. Kemudian dia melemparkannya pada seseorang.

"Chu Exy! Park Soobin! Tangkaplah!" teriak Seola yang seketika mengalihkan perhatian keduanya yang kebetulan berdiri secara bersebelahan.

Exy dengan sigap menangkap buket lemparan Seola yang ternyata terbang mengarah padanya.

"Tuan Exy cepatlah menyusul dengan wanita disampingmu!" Sahut Eunseo berteriak.

"Doakan agar segera menyebar undangan!" balas Exy jenaka yang sukses mengundang sorakan meriah dari yang lain.

Soobin yang berdiri disampingnya hanya bisa tersenyum malu-malu, dia lantas merebut buket bunga ditangan Exy untuk menutupi wajahnya yang mungkin sudah sangat merah.

"Semoga kak Exy dan kak Soobin benar-benar segera menyusul."


+++++


Soobin dan Bona bergantian untuk mencium pipi Luda, lalu memberikan selamat kepada kedua mempelai.

"Selamat untuk kalian berdua. Semoga menjadi keluarga bahagia sampai akhir." Bona memeluk Luda sesaat, begitu juga dengan Soobin.

"Loh, kenapa nangis? Hey, don't cry." Ujar Soobin, menyeka wajah Luda yang tampak basah.

"Ini hari berbahagiamu dan Eunseo, jangan sedih begini." Hibur Bona, dia menepuk pelan bahu Luda untuk menenangkan.

Luda hanya bisa tersenyum. "Terima kasih kak Bona, kak Soobin."

"Seo, lo harus bisa nyeimbangin suka dukanya di kehidupan baru kalian nanti." Pesan Seola.

Eunseo menaikan salah satu alisnya bingung. "Maksudnya kak?"

"Semua hal yang berlebihan itu nggak baik. Jadi semuanya kalo bisa harus cukup, nggak lebih dan nggak kurang entah itu kebutuhan materil, batin, dan yang lain." Eunseo mengangguk mengerti mendengar penjelasan dari Seola yang menepuk bahu Eunseo dengan bangga.

"Cie, ada yang mau ngerasain malam pertama." Goda Dayoung yang datang bersama Yeoreum, Dawon, dan Yeonjung.

"Malam pertama?" tanya Luda polos. Sedangkan Eunseo sendiri sudah tersenyum tersipu karena tau arah pembicaraan Dayoung kemana.

"Kenapa kakak terkejut? Ketika seseorang menikah, mereka akan merasakan malam..." desah Dayoung, gadis itu tak sanggup melanjutkan kata-katanya. Dayoung justru menyikut Bona beberapa kali yang memutar bola matanya jengah.

"Im Dayoung ini." Dawon geleng-geleng keheranan, begitu juga dengan Yeoreum dan Yeonjung.

"Jangan didengerin kak, otaknya dia udah geser." Ujar Yeonjung, dia menatap gadis bermarga Im itu dengan tatapan mengejek.

"Tapi liat deh, kak Luda sama kak Eunseo udah kayak kepiting rebus." Goda Yeoreum bertawa tawa mengejeknya.

"Lee Yeoreum!"

"Ayo siap-siap, fotonya udah mau dimulai." Ujar Exy yang datang memberitahukan jika sesi foto bersama akan segera dimulai.

Semuanya pun bubar dengan mengikuti langkah Exy yang meminpin jalan, kecuali Luda dan Eunseo yang memang sengaja menunggu semuanya sedikit menjauh.

"Nggak lupa kan?" tanya Luda yang langsung diangguki oleh Eunseo bersama senyum penuh arti.

"Nggak kok. Second  kan, setelah foto keluarga tadi." Luda mengangguk, lalu mengait lengan Eunseo untuk pergi dari tempat bersama.

Sebelum melakukan sesi foto, Eunseo mendekat pada si juru foto untuk membisikan sesuatu lalu setelahnya bergabung dengan yang lain dan berdiri dibelakang samping Yeoreum.

"Lok kak, kok lo nggak didepan samping kak Luda?" tanya Yeoreum keheranan.

"Udah, nggak apa-apa."

"Kak Luda, kok disini? Nggak ditengah sama kak Eunseo? Itu juga kak Eunseo kenapa malah dibelakang?" heran Yeonjung yang ada disamping Luda.

"Kalian nggak tiba-tiba lagi marahan kan karena pisah begini?"

"Yom." Tegur Soobin.

"Gue cuman tanya kak, soalnya aneh banget centernya malah pisah bagaikan langit dan bumi."

"Untuk foto sesi pertama bersama dengan mempelai, akan dilakukan hanya untuk grup cosmic dan grup universe. Yang lain akan ada disesi selanjutnya." Ujar sang juru foto sebelum mengambil gambar, membuat kedelapan manusia yang sudah berbaris itu hanya saling menatap satu sama lain.

"Ayo fokus kedepan." Intruksi Eunseo pada semuanya.

Setelah hitungan mundur berakhir, kamera yang lampunya baru saja berkedip beberapa kali itu sudah berhasil mengabadikan moment kesepuluhnya dengan perasaan penuh suka cita yang tergambar jelas dari senyum penuh arti mereka semua.




~~~~~~~~~~

Discover : Time, Love, & DiedWhere stories live. Discover now