16. Feeling

233 27 1
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



~~~~~~~~~~



Padahal hari masih terlihat petang diluar, namun Bona pukul setengah empat pagi sudah bangun dan bahkan sudah membersihkan diri. Tidak hanya itu, Bona juga sudah membereskan sebagian rumah mulai dari menyapu, mencuci, lalu mencicil memasak untuk sarapan serta menata keperluan yang akan mereka bawa ke Korea.

Pukul lima pagi, Bona menjeda kegiatannya untuk berias seperlunya dan mengganti pakaian. Pagi nanti sekitar pukul tujuh, dia harus meninggalkan Seola dan Juna untuk pergi mengurus pekerjaan diluar sebagai pemegang beberapa yayasan yang cukup besar dan terkenal di Boston.

Saat akan keluar dari kamar untuk mengerjakan yang lain, langkah Bona tertahan oleh suara alarm yang cukup berbunyi nyaring ditelinga, cepat-cepat Bona mematikannya agar tak membuat Seola dan Juna terusik dari tidurnya yang masih lelap. Sebelum pergi, Bona menyempatkan mengecup kening mereka bergantian.

Bona pergi kedapur untuk melanjutkan memasak, membuat sup. Namun kegiatannya tiba-tiba terganggu ketika di merasakan ada yang melingkar di perutnya. Bona menoleh sedikit dan menemukan Seola yang sudah meletakan kepalanya malas di bahunya.

"Kok udah bangun? Baru aja aku matiin alarm-nya biar nggak ganggu."

"Harusnya kamu bangunin aku." Seola menenggelamkan kepalanya yang masih terasa berat ke leher Bona dan mengusak-ngusaknya disana dengan manja.

"Juna nggak ikut bangun kan?"

"Enggak. Kamu tadi bangun jam berapa?"

"Sekitar jam setengah empat."

"Pantes sekarang udah wangi. Nggak dingin?"

"Kan ada air hangat. Ya, meskipun sedikit. Sana mandi dulu."

Seola menggeleng. "Nggak ah, nanti aja. Kemarin aku coba mandi pagi sekitar jam setengah enam, langsung gigil. Nggak mau lagi."

Bona berdecak dan memutar bola matanya malas. "Seenggaknya cuci muka sama sikat gigi dulu. And, don't you see? I am going to cook, aku juga lagi pegang pisau. Jadi jangan coba-coba buat macem-macem, ini masih pagi." Peringat Bona ketika merasakan tangan usil Seola yang sudah kemana-mana.

Seola nyengir tanpa dosa. "Okay."


*****


"Are you okay?"

Seola berlari dengan panik ke arah dapur begitu mendengar suara erangan dan ringisan darisana. Didapatinya Bona yang tengah mengibaskan tangannya dengan cepat. Seola langsung menarik tangan Bona lembut. Salah satu jari Bona mengeluarkan darah segar cukup cepat.

Discover : Time, Love, & DiedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang