13. Parfume

178 26 0
                                    

Bersama buku gambar dan sekotak spidol yang dibawanya, Exy duduk dikursi dengan tenang sambil tangannya yang sibuk membuat sketsa taman kecil yang ada di pinggir alun-alun tempat mereka bersantai sekarang. Sedangkan Soobin yang bersamanya hanya duduk santai disampingnya sambil menikmati sore yang hangat.

Namun diam-diam Soobin tidak hanya bersantai ria tanpa arti saja, diam-diam dia sedang menfokuskan indra penciumannya lebih lama. Ada aroma makanan hangat dari seseorang yang berlalu dihadapan mereka, lalu aroma Exy yang segar dan lama-lama berubah menjadi aroma yang lembut.

"Finish!" dengan bangga Exy mengangkat buku gambarnya lumayan tinggi. "Soobin-ah, lihat ini!"

Soobin mengambil buku gambar itu dari tangan Exy sambil tersenyum senang. Ekspresi yang sama dia saksikan bertahun-tahun yang lalu sejak mereka menjadi seorang trainee, saat menghabiskan waktu istirahat untuk menggambar.

"Wah!" puji Soobin kagum.

"Tuan Chu, gambarnya boleh untukku?"

"Ambil saja." Jawab Exy sambil membereskan alat gambarnya. Setelah selesai dia menatap Soobin yang sedang menatap hasil gambarnya.

"Simpan baik-baik ya."

Dengan sangat antusias Soobin mengangguk. "Tentu."

"Oh ya Xy, hari ini kamu pake parfume apa? Kayaknya beda dari yang kemarin." Tanya Soobin iseng. Tapi dia tetap penasaran dengan jawaban lelaki itu.

Exy menaikan salah satu alisnya heran, kenapa tiba-tiba Soobin bertanya demikian. "Ini parfume Florence yang waktu itu aku beli di toko retro dalam gang. Kenapa? Suka ya?"

Soobin mengangguk terang-terangan. Seulas senyum terbit penuh arti, aroma parfume Exy sukses mengingatkannya pada suasana pagi di Kopenhagen kota yang antik dengan suasana hangat, damai, dan nyaman.

"Kalo kamu mau, ambil aja."

Soobin bersorak. Dia memandangi Exy tak percaya. "Gampang banget. Serius nih buatku? Bukannya kamu baru pake, hm?"

Exy tertawa renyah. "Iya, emang aku baru pake hari ini. Tapi entah kenapa, kalo aku ngasih sesuatu ke kamu, rasanya nggak bener-bener ngelepasin barang itu buat orang lain."

Exy menatap Soobin penuh binar. "Soalnya, aku bisa pakai dan pinjem kapan aja."

"Jadi milikku juga milikmu nih ceritanya?"

"Kamu keberatan?"

Soobin mengangkat bahunya kecil. "Nggak juga sih."

"Bercanda Bin." Koreksi Exy cepat-cepat. "Milikmu ya milikmu. Aku menghormati zona pribadimu."

"Oh." Soobin terdiam sebentar sambil merenungkan sesuatu dan memandangi Exy yang sudah berdiri.

"Terima kasih Xy. Tapi kamu boleh masuk kapan aja kok."


*****


Dibagian belakang guest house mereka, ada sebuah halaman kecil dengan rumput artifisial. Dikiri dan kanan ada rak-rak buka beraneka macam jenis yang berukuran mungil dan terlihat segar.

Exy baru menemukannya pagi ini, karena terlalu malam dia terlalu lelah dan langsung tertidur di sofa. Sementara Soobin sendiri tertidur pulas di karpet bulu dilantai bersama kartu-kartu yang berserakan, belum ditata lagi setelah mereka bermain.

Exy mengecek sekeliling, mencari alat penyiram yang ternyata ada di belakang rak rak pot dan sudah terisi air kotor. Exy pun langsung menggantinya dengan air yang bersih dengan membawa tempat itu ke sudut halaman untuk diisi ulang. Setelahnya, Exy menyirami bunga-bunga itu dengan sedikit air disetiap bunga.

Selesai menyirami, Exy menikmati bunga-bunga tersebut dengan mengamatinya dari dekat, sesekali juga mengambil gambar bunga tersebut, juga memeriksa aromanya.

Begitu puas melakukannya setelah menghabiskan waktu hampir 30 menit hanya untuk menikmati semua bunga-bunga itu, Exy pun masuk kembali kedalam rumah.

"Soobin." Panggilnya. Exy berjalan pada kamar yang ada diujung.

"Aku disini." Soobin tiba-tiba muncul dibelakang Exy. "Ada apa?"

"Aku mau pergi lagi ke toko retro itu. Mau ikut?" buru-buru Exy masuk kedalam kamar untuk mengambil jaketnya yang digantung dibelakang pintu, tak lupa juga membawa tas hitamnya yang berisi peralatan menggambar.

"Mau ngapain?"

"Aku mau beli parfume lagi, ada aroma baru yang tiba-tiba aku inginkan. Nanti aku tunjukin aromanya, aku jamin kamu lebih suka yang ini. Sekalian hunting foto dan mungkin sekalian juga gambar tempatnya." Ujar Exy percaya diri.

"Tunggu sebentar. Aku ganti baju dulu."

Sembari menunggu Soobin, Exy menyempatkan untuk mampir kehalaman belakang. Lelaki itu menghampiri salah satu pot, lalu mengambil dua bunganya yang ada dibawah.

Begitu melihat Soobin sudah bersiap, Exy setengah berlari menghampiri gadis itu. Tangannya langsug terulur untuk memberikan salah satu bunga yang sudah diambilnya.

"Coba kamu cium aromanya." Ujar Exy memerintah.

"Ini aroma yang mau jadi parfume baru kamu?"

Dengan penuh binar, Exy mengangguk antusias. "Kamu lebih suka yang mana? Yang ini atau yang kemarin?"

"Kalo aku suka dua-duanya gimana dong?"

Exy tergelak. "Kalo gitu nanti parfume aroma barunya kita beli dua ya. Satu buatmu, yang satu lagi buatku."

Soobin mengangguk senang. "Parfume Couple."




~~~~~~~~~~

Discover : Time, Love, & DiedWhere stories live. Discover now