17. Sketsa

177 23 0
                                    

"Bagaimana caramu melakukannya?"

Exy menghentikan gerakan tangannya, dia mengangkat pandangannya untuk melongok kearah Soobin. "Melakukan apa?"

Soobin menggerakan dagunya kearah sketsa wajahnya yang dibuat oleh Exy di pangkuan lelaki itu. "Itu gambarnya, bagaimana bisa?"

Exy menggendikan bahu dan menggeleng. "Entah. Begitu saja." Lelaki itu pun kembali menggerakan tangannya untuk menggoreskan pensil dengan hati-hati sembari sesekali mengamati wajah Soobin yang sedang dia gambar hampir selesai.

"Aku terlalu sulit buat jelasin sama kata-kata."

Soobin mengerjapkan matanya sambil menggerakan lehernya yang terasa agak kaku beberapa kali, setelah cukup lama diam tidak melakukan apapun demi sebuah sketsa yang sedang Exy buat.

Mereka berdua baru saja berkeliling di Kastil Devin untuk melihat teater nasional Slowakia dan melihat pameran lukisan terbuka yang kebetulan juga digelar disana. Mereka berdua menempuh perjalanan keliling Austria dan Slowakia dengan kereta. Berbeda dengan hari-hari sebelumnya yang mana mereka lebih banyak berdiam diri di ruangan masing-masing, termasuk Exy yang lebih banyak tidur.

"Finish! Akhirnya selesai juga." Exy mengangkat kertas hasil gambarnya, lalu menyandingkannya disamping wajah Soobin yang langsung menengok kearah samping kanan.

"Mirip kan?" ujar Exy bangga. Lelaki itu menaik turunkan alisnya jahil pada Soobin yang hanya menggeleng-gelengkan kepala.

"Xy, kalo gitu kamu aja yang buat sampul album comeback kita semua. Jangan sia-siain hobi hebatmu ini, harus masuk dalam bagian kontribusi. Kalo nanti semisal kamu butuh bantuan, aku siap kok jadi asisten kamu. Itung-itung nerapin apa yang udah pernah kamu ajarin ke aku." Balas Soobin terlihat semangat dan menggebu-gebu.

Exy menggaruk kepala bagian kepalanya, wajahnya sedikit merona karena tersipu mendengar ucapan Soobin. Tapi berikutnya Exy sudah bisa biasa saja, bahkan sekarang lelaki itu juga terlihat ikut semangat sampai mengangkat kepalan tangannya ke udara.

"Betapa hebatnya perjalanan berseni ini, hahaha." Exy tertawa lepas. "Ternyata ada manfaatnya juga. Padahal niatnya mau bersantai dan bersenang-senang."

"Nanti aku bakal minta izin sama semuanya kalo ada acara kumpul bareng lagi buat bahas comeback." Ungkap Exy antusias.

Drrttt....

Exy dan Soobin saling berpandangan sesaat begitu mendengar dering panjang diantara mereka. "Hp mu bunyi Bin." Ujar Exy mengedinkan dagunya pada Soobin agar gadis itu segera menilik hp nya, namun justru Soobin menggelengkan kepala.

"Nada deringku nggak ada yang kayak gitu. Mungkin punyamu Xy." Balas Soobin balik mengendikan dagu.

Buru-buru Exy menilik ponselnya sendiri yang sedari tadi dia letakan dibangku kosong sebelah peralatan gambarnya. Begitu ditengok benar saja ponsel miliknya sendiri yang berbunyi.

"Ada ada aja kamu. Bisa-bisanya lupa sama suara hp sendiri." Soobin terkekeh kecil sambil geleng-geleng tak percaya.

Exy nyengir. "Buktinya."

"Dari siapa?" Soobin ikut melongok kearah ponsel Exy yang sekarang layarnya terlihat menghitam.

"Loh kok nggak keliatan apapun?" heran Soobin menoleh kearah Exy yang mengangkat kedua bahu sekilas.

"Kak Seola vc, tapi nggak tau orangnya kemana." Detik berikutnya terdengar suara gaduh dari seberang, dan gambar Seola yang terbalik.

"Kok kebalik?"

"Kak, lo pegang hp nya aja kebalik." Komentar Exy datar.

"Oh sorry."

"Tumben vc, ada apaan?" tanya Exy lansung, mengalihkan Seola darisana yang terlihat aneh.

Discover : Time, Love, & DiedWhere stories live. Discover now