37. Coffee

63 10 1
                                    


Dayoung sengaja mampir ketempat Yeoreum tanpa berkabar dulu, ingin memberi kejutan pada lelaki itu. Setelah jadwal syuting brand untuk iklan, Dayoung langsung melesat pergi begitu syuting dinyatakan selesai.

Sekarang mobil Dayoung sudah terparkir rapih dibasemant bangunan studio Yeoreum berada.

Saat langkahnya hampir berhenti didepan pintu studio Yeoreum, dahi Dayoung dibuat mengkerut cukup dalam bersama salah satu alisnya terangkat begitu mendengar suara keributan dari dalam.

Dayoung mengetuk pintu studio tersebut beberapa kali dengan ketukan kecil, lalu langsung masuk kedalam studio yang pintunya ternyata tidak terkunci.

Begitu didalam, Dayoung langsung disambut oleh suara musik pop dan sekelompok anak yang sedang menari mengikuti irama, yang Dayoung yakini jika anak-anak itu adalah kiriman dari agensi entertainment dan merupakan seorang trainee.

Tak berniat mengganggu, Dayoung bersandar pada dinding dan mengamati mereka semua dari sudut, dan tanpa sadar kepalanya terangguk-angguk mengikuti irama musik bersama ingatannya yang mengenang masa-masa dimana saat dirinya menjadi trainee dulu dan menganggap latihan adalah waktu-waktu bermain yang menyenangkan.

Terhanyut dengan bayang-bayang masa lalu, Dayoung sampai tidak sadar jika musik sudah berhenti. Dia dibuat terkesiap dan tertarik dari lamunannya sendiri begitu mendengar suara intruksi istirahat.

"Kenapa nggak ngabarin?"

Dayoung tersenyum lembut melihat Yeoreum berjalan kearahnya dengan mata sedikit melotot kejut. Langkah lelaki itu diiringi oleh sorak sorai kelompok anak-anak yang sekarang sedang duduk bersama dengan beberapa dari mereka bersiul siul menggoda, tapi itu semua tidak dihiraukan oleh Yeoreum yang diam-diam sudah salah tingkah.

Dayoung mengintip kearah anak-anak yang tertutup tubuh Yeoreum, sekedar untuk menyapa mereka dan dibalas anggukan sopan oleh anak-anak tersebut.

"Kok tau aku lagi disini? Kenapa nggak ngabarin dulu?"

Dayoung menunjukan cengirannya. "Iseng mampir."

Yeoreum terkekeh, lalu membawa Dayoung keruangan yang ada disudut melewati anak-anak trainee yang sekarang sedang sibuk memakan catering dari perusahaan. Sebelum masuk keruangan yang sudah disinggahi Yeoreum, Dayoung memberikan sekotak macaron pada salah satu anak yang langsung mengucapkan terima kasih dengan penuh semangat.

"Jangan lupa dibagi sama yang lain ya."

Dayoung lantas menyusul masuk dan langsung mengangsurkan satu cup kopi pada Yeoreum yang menerimanya dengan senang hati.

"Tumben, biasanya latihan diagensi? Atau ini latihan mendadak diluar jadwal?" tanya Dayoung begitu duduk disofa tunggal hadapan Yeoreum.

"Ruangan latihan buat trainee laki-laki lagi ada perbaikan. Mau ke tempat perempuan, ternyata lagi dipakai. Jadi aku bawa mereka kesini."

Dayoung mengangguk mengerti bersama tepian cup kopi yang sudah menempel pada bibirnya. "Oh, gitu."

"Dari mana?"

"Syuting brand iklan. Kebetulan lokasinya deket, jadi sekalian mampir."

Sekarang gantian Yeoreum yang mengangguk-angukan kepala dengan samar dan nyaris tak terlihat bersama lolosan kata oh lumayan panjang.

Selama beberapa menit, mereka berdua membiarkan suasana hening mengambil alih. Dayoung terlihat sibuk berbalas pesan dengan seseorang, sedangkan Yeoreum hanya diam karena bingung harus melakukan apa. Lelaki itu itu dibuat tersenyum melihat Dayoung yang tiba-tiba tertawa, dan itu nyaris membuat Yeoreum salah tingkah jika tidak cepat-cepat mengambil cupnya dimeja.

Tapi bukannya meminum kopinya yang masih utuh, Yeoreum hanya menahan cup tersebut didepan mulutnya, bermaksud untuk menyembunyikan lengkungan bibirnya yang tertarik keatas.

"Gimana? Enak?"

Yeoreum dibuat membeku sejenak mendengar suara Dayoung yang tiba-tiba mengintrupsinya. Dia lantas meminum kopinya sedikit dan mencecap rasanya perlahan, lalu meletakan kembali cupnya dimeja.

Cappucinno. Ini adalah rasa baru untuk Yeoreum. Sebagai sesama pencinta americano, Yeoreum benar-benar tidak menduga jika Dayoung bersungguh-sungguh ingin mencicipi rasa yang lain, padahal saat Dayoung memberinya pesan mengenai perihal itu minggu lalu yang dia kira hanya sebatas gurauan.

"Kamu sendiri gimana? Nggak nyesel udah incip yang beda dari biasanya, hm?"

Dayoung tersenyum penuh arti. Dia menggeleng-geleng bahagia. "Sebagai pecinta americano, aku nggak nyesel udah cobain rasa baru. Meskipun komentarnya masih, nggak terlalu buruk."

Kopi adalah ritual yang tidak pernah bisa ditinggalkan. Bahkan saat bangun tidur pun setelah minum segelas air mineral untuk mengisi tenaga, Dayoung akan langsung beralih pada seduhan kopi yang memang selalu dia sukai aromanya. Setiap aromanya memasuki tubuhnya, Dayoung merasa seluruh indranya sedang diterapi.

"Kayak hidup, harus bervariasi."

Yeoreum tergelak dan berakhir tersenyum melihat senyum yang terlukis diwajah Dayoung semakin lebar. Dia menggeleng-geleng gemas.

"Ada ada aja."

"Setelah ini kamu sibuk nggak?" tanya Dayoung.

"Aku mau ketempat kak Exy, mau liat keadaanya lagi. Tapi kalo kamu mau ajak aku pergi, aku nggak bisa nolak."

Dayoung tersipu malu begitu mendengar kata yang lolos tanpa ragu dari mulut Yeoreum dan terdengar senang hati. Dia berusaha mengendalikan diri saat merasakan kedua pipinya yang memanas.

"Kemarin aku tanya kak Soobin, katanya gipsnya udah dilepas minggu lalu."

"Syukurlah." Yeoreum meloloskan helaan nafas lega.

"Kalo mau pergi, mau ajak kemana emang?"

"SWEPARA."

Yeoreum menaikan salah satu alisnya. Nama itu masih asing ditelinganya, itu juga bukan nama tempat yang biasa dia singgahi dengan Dayoung ataupun Yeonjung dan Dawon. Atau mungkin tempat itu baru saja buka? Entahlah.

"SWEPARA, Sweet and Paradise. Kopi sama desert, gimana menurutmu?"

"Perfect."




~~~~~~~~~~

Mau kasih aba-aba kalo dichapter depan-depan mungkin bakal ada something, jadi jangan kaget ya hehehe ^_^

Happy Reading ^^

See you di next chapter



Discover : Time, Love, & DiedWhere stories live. Discover now