12. Fairy Tale

235 29 8
                                    




Yang suka baca sambil dengerin segala macam. Mungkin di part ini bisa dicoba baca sambil dengerin BGM sejenis kayak  'Scott Buckley Elementary Solo Piano' biar tambah ngena hehehe ^_^






Rasa hangat menjalari tangan Seola, dan lelaki itu yakin jika asalnya bukan hanya dari kopi panas yang baru saja dibelinya ini.

Dilayar yang berada di balik kaca besar toko yang baru saja dirinya singgahi itu, dia melihat video klip satu grupnya sedang diputar. Lagu hits pada masanya yang sudah sangat lama itu, jika Seola disuruh menyanyikan atau menarikannya sekarang, sudah dipastikan dirinya akan terbata pada bagian tertentu karena lupa.

Perlahan bibirnya tertarik keatas membentuk senyuman, sebersit ada rasa bangga tersendiri dihati ketika melihat karyanya ternyata masih diapresiasikan, masih berada dalam benak orang-orang yang menyukainya, dan bahkan masih dihargai ditempat yang sangat jauh dari asalnya.

Seola segera berlalu dari halaman toko sebelum lagu itu selesai diputar. Dia menekan topi hitamnya, bermaksud menyembunyikan wajahnya dibalik sana, lalu berjalan santai sambil meminum kopinya yang mulai mendingin. Ditangan kirinya ada tas kain berisi bahan masakan untuk makan malam ini, dan sebungkus makanan bayi untuk Juna.

Lelaki itu menyebrang tanpa terganggu, keramaian yang lalu lalang disekitarnya tak terlalu peduli pada dirinya. Dan Seola, sangat menghargai ketenangan ini.

Sebuah privasi-privasi ditempat ramai yang dulu pernah sangat dirinya cari.

Sekarang secara perlahan, benaknya justru di selimuti rasa rindu pada kehidupan lamanya.

Dan tanpa terasa setelah jalan bersama bayang-bayang masa lalu, Seola sudah sampai rumah dengan pelataran asri di kota Boston yang beberapa tahun lalu dia beli patungan bersama Bona.

Begitu masuk kedalam, dirinya disambut oleh Juna yang berada digendongan Bona yang sedikit berontak, seolah tak sabar untuk digedong olehnya. Seola pun segera meletakan barang belanjaannya lalu segera mengambil alih tubuh Juna dari Bona.

"Padahal baru ditinggal sebentar, sudah rindu ternyata." Canda Seola, menghujani wajah Juna dengan kecupan lembutnya. Dan aroma wangi khas bayi seketika menguar.

"Juna sudah mandi?" tanya Seola, menatap Juna yang hanya tertawa tawa kecil bersama tatapan lucunya.

"Sudah dong appa. Kan mau main bareng appa, jadi harus wangi dan segar." Sahut Bona menjawab jenaka, dengan suara bayi yang dibuat-buat. Wanita itu sudah mulai untuk membuat makan malam mereka.

Sembari menunggu Bona memasak dan menunggu waktu makan, Seola hanya duduk disofa bersama Juna dipangkuannya dan tontonan televisi yang menyala tanpa arti, pasangan anak dan ayah itu sekarang lebih memilih berada pada dunianya masing-masing.

"Juna mau apa, hm?" tanya Seola, melihat pergerakan Juna yang tampak tak nyaman apalagi tangannya terus terulur kedepan seolah sedang berusaha menggapai sesuatu.

Begitu matanya menangkap botol susu yang menyisakan setengah, Seola pun segera menggambilnya. Tapi langsung ditolak dengan Juna yang mendorong tangannya kasar. Seola pun meletakan kembali, lalu berinisiatif mengambil biskuit bayu, siapa tau Juna sudah lapar karena menunggu Bona lama.

Tapi sama halnya dengan susu, anak itu sama-sama menolaknya dengan membuang roti bayi itu kelantai.

Dan begitu perhatiannya terpaku pada sebuah buku sebagai kandidat pilihan terakhir, Seola mengambilnya dengan ragu. Lalu memberikannya pada Juna yang tanpa terduga langsung memeluknya dengan gembira.

Discover : Time, Love, & DiedWhere stories live. Discover now