Dokkaebi di Sungai (52)

944 141 94
                                    

Update lagi deh..
Kabur sebentar dari realita.

Ayo komen yang banyak!! Biar aku semangat kabur dari kenyataan 😭

✨jangan lupa vote dan comment✨

***

"AJUMMAAAAAAA!!!"

"AJUUMMAAA WWAAAIIT!!!"

Hendery dan Dejun berteriak kencang saat melihat Sumin hendak menutup toko buahnya.

"AJUMMAAAA WWIWWIIII!!" Teriak Dejun, sembari mengayuh sepedanya lebih cepat.

"Hahahaha kalian kembali? Sudah tanya pada Papanya harus beli apa?" Tanya Sumin, saat Hendery dan Dejun dengan terengah-engah menghentikan sepeda mereka di depan toko buah.

"Hhaaaaah...hhhaaaaahh... Wwiㅡwwiwi!!" Jawab Dejun, kini turun dari sepedanya dan berdiri sedikit membungkuk dengan tangan bertumpu pada lutut.

"Wiwi?" Sumin mengernyitkan dahinya, mencoba menebak buah apa yang dimaksud Dejun.

"Wiㅡwi! Wiwi Ajumma." Hendery ikut membantu Dejun yang kini mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Wiwi... Wiwi itu buah apㅡ aaaaaaaaah!!!!" Senyum Sumin langsung mengembang saat ia teringat gambar buah di daftar belanja yang mereka kira adalah kentang.

"KIWI!!!" Seru Sumin.

Dejun langsung menganggukkan kepalanya.

"Iyah.. Wiwi..." Ujar Dejun.

"Ooh..  Kiwi.. Kalau itu ada. Ayo, sinih masuk." Sumin langsung mengajak Dejun dan Hendery masuk ke dalam toko buah.

"Hmmm Kiwi ya.. Yaaaaah... Cuma tinggal golden kiwi. Tidak apa-apa ya?" Sumin mengambil satu kotak plastik berisi tiga buah kiwi yang tersisa.

"Mau beli berapa?" Tanya Sumin.

"Lima." Dejun menunjukkan lima jari tangan kanannya pada Sumin.

"Cuma ada tiga. Bagaimana?" Sumin menunjukkan sekotak kiwi di tangannya pada Dejun dan Hendery.

"It's awkay." Jawab Hendery dengan enteng.

"Tiga gapapa?" Bisik Dejun pada Hendery. Mereka membutuhkan lima kiwi, bukan tiga.

"It's awkay. Malk Hyung, Nong Kun, and Deyyi." Hendery menunjuk satu persatu kiwi di dalam kotak plastik yang dipegang Sumin.

"Cukup." Lanjut Hendery sembari tersenyum lebar.

Dejun mengernyitkan dahinya mendengar perkataan Hendery. Sepertinya ada yang aneh dari ucapan Hendery barusan.

"Oke. Kita bawa ke kasir ya?" Sumin langsung membawa buah kiwi yang akan dibeli Hendery dan Dejun ke kasir untuk dilihat harganya.

Hendery dan Dejun dengan tenang berdiri di depan kasir dan memperhatikan Sumin yang kini memindai buah kiwi untuk mereka.

"Harganya enam ribu won." Ujar Sumin, sembari memasukkan buah kiwi ke dalam kantung plastik.

"Kartu atau uangnya mana?" Tanya Sumin saat Hendery diam saja menatap Sumin dan Dejun tampak mengusap-usap kedua tangannya di celana.

"Nana..." Bisik Dejun dengan lemas.

"Uwang, Nana pegang!!" Jawab Hendery, sembari menunjuk ke arah luar toko buah.

"Nana? Ooooh..." Sumin langsung mengerti saat memperhatikan wajah Hendery. Anak yang membawa kartu kredit tadi mirip dengan Hendery namun menggunakan kaus oranye bergambar nemo. Sementara balita di hadapannya mengenakan kaus ungu pastel bergambar unicorn.

STORIES OF IMMORTALS [JOHNTEN]Where stories live. Discover now