Choco stealer (1)

3K 267 349
                                    

Welcome to the new book
✨Jangan lupa vote dan comment ✨

***

"Iya. Aku ke depan. Tolong bilang pada orangnya untuk tunggu di depan, jangan dibiarkan masuk." Johnny menoleh pada Kun yang masih terlihat sibuk menata balok-balok kayu di hadapannya menjadi sebuah bangunan tidak jelas yang katanya kastil.

"Nong Kun," Panggil Johnny pada putra bungsunya yang kini berhenti menyusun balok kayu dan menatap Johnny.

"Daddy ada tamu dari kantor di depan." Jelas Johnny, menunjuk ke arah pintu depan. Kun langsung menoleh ke arah pintu depan dan mengernyitkan dahinya.

"Manah?" Tanya Kun, bingung karena ia tidak melihat ada siapa-siapa dan tidak mendengar ada yang mengetuk pintu.

"Manah Dada?" Tanya Kun kembali, kali ini berdiri dan berlari ke arah pintu dengan tangan kanan masih menggenggam balok kayu berbentuk segitiga.

"Gada!!" Teriak Kun, pintu rumahnya masih tertutup rapat. Tidak ada orang yang masuk ke dalam rumah.

"Bukan di depan rumah, di depan sana... Di depan gerbang. Di rumah kecil ahjussi-ahjussi." Jelas Johnny, ikut berjalan menghampiri Kun yang sudah ada di depan pintu.

"Nong Kun ikut dengan Daddy yuk? Ke sana?" Tanya Johnny kembali. Ten pergi ke Thailand kemarin, jadi kali ini giliran Johnny yang menjaga anak-anak dan bekerja dari rumah sampai Ten menyelesaikan urusannya dan kembali ke Korea.

Kun terdiam dan menatap Johnny, kemudian menatap balok kayu di tangannya.

"Ga mawu." Jawab Kun dengan segera, dan langsung berlari kembali ke ruang tengah dimana ia meninggalkan kastil kayunya.

"Ikut yuk? Masa mau di sini sendirian?" Bujuk Johnny. Mark juga belum pulang sekolah, sementara Hendery dan Jaemin bermain di luar. Johnny tidak mungkin meninggalkan Kun sendirian di rumah.

"Ga mawu." Kun menggelengkan kepalanya dan kembali fokus pada balok-balok kayu di lantai.

"Sebentar yuk. Nanti kita main lagi, cuma sebentar. Ikut Daddy ke depan." Johnny berjongkok di hadapan Kun dan kembali membujuk putra bungsunya. Anak-anak vampir berkeliaran bebas di sekitar rumah, berbahaya kalau ada manusia asing masuk dan melihat mereka yang masih bermata merah.

"Ga mawu." Kun tetap enggan pergi bersama Johnny ke gerbang depan.

"Dada pwegi diyyi yah?" [Daddy pergi sendiri ya?] ujar Kun, masih sibuk memilih balok kayu mana yang akan ia gunakan di bagian kiri atas menaranya.

"Nanti nongㅡ"

'Dddrrrtttttt... Dddrrrrtttt...'

Johnny mendengus pelan saat ponselnya kembali bergetar. Panggilan telephone dari gerbang depan kembali masuk ke ponsel Johnny.

"Nong Kun main balok kayu sendiri tidak apa-apa?" Tanya Johnny, sedikit khawatir untuk meninggalkan putra bungsunya sendirian.

"Iyah." Jawab Kun, masih fokus pada balok kayunya.

Johnny kembali menatap Kun yang sepertinya sangat fokus bermain dengan balok kayunya. Mungkin tidak apa-apa jika Johnny meninggalkan Kun sendirian. Kun juga bukan lagi bayi kecil yang harus diberi pengawasan ekstra. Kun bahkan sudah cukup besar untuk berjalan atau naik sepedanya keluar rumah dan main ke rumah Yangyang sendirian. Lagipula, Kun juga vampir dan tidak akan mudah terluka.

"Daddy ke depan dulu ya sebentar? Nong Kun main saja. Nanti kalau ada apa-apa panggil Gege dan Oppa di taman depan. Oke?" Tanya Johnny pada Kun yang sama sekali tidak menoleh padanya dan tetap fokus dengan balok-balok kayu.

STORIES OF IMMORTALS [JOHNTEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang