Bicara dengan Mark (61)

1.1K 149 110
                                    

Hai haiii..

Liburan emang paling enak nulis 🤣

✨Jangan lupa vote dan comment ya✨

***

"Jangan langsung dimarahi loh, bicarakan pelan-pelan..." Johnny memperingatkan Ten sembari berjalan beriringan ke kamar Mark.

"Kapan aku marah-marah?" Ten mengangkat kedua alisnya dan protes. Tadi sore Ten juga mencoba menasihati Mark dengan perlahan.

"Maksudkuㅡeh?" Johnny berhenti berjalan saat melihat pintu kamar Mark tampak sedikit terbuka.

"Pintunya terbuka." Ten buru-buru masuk kamar Mark dan menyalakan lampu.

"Mark?" Panggil Ten, mencoba mencari Mark ke seluruh penjuru kamar.

"Masa sudah kabur? Kan Minhyung tidak jadi jemput." Bisik Johnny, membuka tas ransel Mark yang tergeletak di atas tempat tidur. Tampaknya Mark memang berniat kabur dari rumah.

"Baunya masih di sekitar sini, kok." Ujar Ten, menghampiri Johnny dan mendengus pelan melihat isi tas ransel Mark yang penuh dengan baju.

"Kenapa pakai ransel sih? Padahal punya koper. Hahahaha anak ini... Lucu sekali, mau kabur dari rumah." Ten tertawa pelan dan menggelengkan kepalanya.

"Kalau tidak di kamar, kemana?" Tanya Johnny.

"Paling ke dapur, mencari makanan. Atau kalau tidak ya di kamar mandi karena sejak tadi mengurung diri, pasti ingin ke toilet juga." Ten dengan santai berjalan ke luar kamar Mark untuk pergi ke dapur yang terhubung dengan ruang makan.

Dapur dan ruang makan masih gelap, namun Ten dapat melihat cahaya terang dari arah lemari pendingin.

"Mark Hyung, lapar ya?" Tanya Ten, menghampiri lemari pendingin sementara Johnny menyalakan lampu.

"Kalau mau makan itu, dipanaskan dulu, Mark hyung sayang..." Ten tersenyum melihat Mark berdiri di depan lemari pendingin dengan mulut yang penuh dan kedua tangan memegang dua potong tangsuyuk. Ten memang sengaja memasukkan tangsuyuk sisa makan malam tadi ke lemari pendingin.

"Mark hyung lapar?" Tanya Ten, berjongkok di hadapan Mark dan menghela nafasnya melihat bungkus ramyeon yang sudah terbuka dan sekotak darah di dekat kaki Mark.

"Kalau lapar, Mark hyung bisa bangunkan Papa. Jangan makan mie mentah dan tangsuyuk dingin begitu." Ujar Ten dengan lembut.

Mark perlahan menatap Ten dengan bola mata yang berkaca-kaca.

"Ppwapwaaah... Hhhwaaaaaaaaa..."

Ten tersenyum begitu Mark menangis dan memeluk Ten. Masih dengan mulut penuh tangsuyuk dan kedua tangan memegang potongan tangsuyuk.

"HHHHWAAAAAAAA... HHHWAAAAAAAAA...." Tangis Mark semakin kencang saat Ten mengelus pelan punggung Mark.

"Sudah.. Sudah. Papa buatkan omurice ya? Mau?" Tanya Ten, perlahan melepas pelukannya dari Mark dan menyeka air mata Mark sembari tersenyum.

"Mau?" Tanya Ten lagi, yang kemudian tertawa pelan begitu Mark dengan malu-malu menganggukkan kepalanya.

***

"Makannya pelan-pelan, sayang." Bisik Ten, sembari membelai kepala Mark yang kini terburu-buru mengunyah omurice buatan Ten.

"Enak?" Ten tersenyum dan menggeser segelas air minum ke arah Mark yang langsung menganggukkan kepala lalu meletakkan sendoknya dan minum beberapa teguk air.

STORIES OF IMMORTALS [JOHNTEN]Onde histórias criam vida. Descubra agora