28. Savero and Komang

17 4 0
                                    


"Loh, Bang! Tumben ke sini, bikin kaget aja," Komang menyambut Savero dengan wajah cerah di kontrakannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Loh, Bang! Tumben ke sini, bikin kaget aja," Komang menyambut Savero dengan wajah cerah di kontrakannya. Ia membuka pintu lebar dan mengajak Savero masuk. "Sendirian aja, Bang. Pacarnya gak diajak?"

Savero masuk setelah melepas sepatunya di depan pintu. Ia langsung rebahan di karpet yang ada di ruang tamu dan menjadikan lengannya sebagai bantal.

"Gue sendiri, Mang. Cewek gue lagi sibuk. Lagian gue emang niatnya ke sini."

Komang membalasnya dengan tawa renyah. Ia duduk di dekat Savero dengan posisi bersila. "Dih, aneh. Ngapain lo, Bang. Kangen sama gue?"

"Ck! Enggak. Mau nenangin pikiran doang. Lagi buntu, nih."

"Nenangin pikiran malah di sini. Ini bukan tempat seneng-seneng, Bang. Gak ada yang bisa bikin pikiran lo adem di rumah gue. Yang ada malah adonan siomay, noh!"

Savero tertawa saja sambil memukul kaki Komang yang terjangkau tangannya tanpa rasa bersalah. "Bisa aja, lo. Gue bantuin aja kali, ya, bikin siomay. Siapa tau gue bisa jadi penjual siomay kayak lo."

"Lo mau ngambil lahan dagangan gue? Enak aja. Sono balik ke kantor aja. Ngeri gue lama-lama. Orang kaya, mah, otaknya bisnis. Kagak mikirin nasib orang kayak gue cuma butuh cukup buat makan besok," canda Komang sambil mendorong Savero berniat menggulingkannya.

"Canda, Mang. Baperan, dasar."

"Gue juga bercanda, Bang. Tapi gue bakalan marah beneran kalau sampai lo banting setir jadi penjual siomay kayak gue" Lalu mereka tertawa bersama. "Eh, gue tinggal bikin siomay, ya. Kalo kaga dibikin sekarang, tar kaga mateng. Kalo kaga mateng, nanti kaga bisa jualan."

Savero langsung bangun dari posisinya mendengar Komang hendak membuat siomay. "Gue bantuin, deh. Mumpung gue nganggur."

"Lah, ngapain? Kaga usah. Baju lo tar kotor. Mana kemeja lo putih banget kayak ubin sekolah gue."

"Gak apa-apa. Gue pake kaos, kok," Savero pun melepas kemejanya dan menyisakan kaos polos berwarna abu-abu. Ia letakkan kemejanya begitu saja di karpet kemudian beranjak menyusul Komang ke dapur.

Komang tidak keberatan saat Savero mengikutinya ke dapur. Ia memberikan kursi kecil supaya Savero bisa duduk di situ sementara dirinya sendiri duduk di ubi menghadap adonan siomay, tahu, pare, dan kawan-kawannya.

"Pake sarung tangan plastik, nih. Biar bersih," Komang memberikan dua sarung tangan plastik yang kemudian diterima dan dikenakan oleh Savero.

"Ini bikinnya gimana?"

"Ambil satu sendok adonan, masukin ke tahu, pare, atau Bang Sav bisa taruh di kulit langsit gini," Komang memberikan contoh membuat siomay menggunakan kulit pangsit.

Savero mengamatinya dan berdecak karena merasa menggunakan kulit pangsit terlalu sulit. "Gue isi bagian pare aja, deh. Lebih mudah."

"Iya terserah, deh. Asal jangan di berantakin aja calon dagangan gue."

Another ColorWhere stories live. Discover now