27. Savero's Family Lunch

16 3 0
                                    

Siang itu, di kediaman keluarga Floyd tempat tinggal Savero

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Siang itu, di kediaman keluarga Floyd tempat tinggal Savero. Ia dan keluarga besarnya makan siang bersama di rumah. Mereka mengadakan makan siang spesial karena hari itu, Nadin perempuan yang dijodohkan dengan Milo ikut makan siang bersama. Kedua orang tua Nadin pun turut hadir. Mereka makan bersama dan menikmati obrolan yang menyenangkan yang diselingi dengan candaan.

Dalam bayangan di kepalanya, Savero berharap bahwa Milo adalah dirinya sementara Nadin adalah Lala. Mereka tertawa bersama membicarakan rencana penyatuan dua keluarga. Lalu mereka bisa menikah dan hidup sebagai keluarga yang hangat. Tapi, semua itu hanya bayangan semata. Hanya khayalan yang hanya mampu Savero simpan di kepalanya. Keinginan itu selalu ada, tapi untuk mewujudkannya banyak sekali hal yang perlu ia lakukan. Tapi, Savero tidak mengeluh. Memperjuangkan hubungannya dengan Lala adalah salah satu bentuk usahanya untuk mendapatkan kebahagiaan.

"Pertunangan kalian nanti tentu akan menjadi pertunangan paling diidamkan. Pertunangan yang indah karena mempersatukan dua orang yang rupawan. Pasti akan banyak yang iri," ucapan nenek terdengar masuk akal mengingat keduanya memang memiliki paras yang menawan. Tapi nenek belum pernah melihat Lala, dan jika nenek melihat perempuan itu mungkin nenek akan mengatakan bahwa Lala adalah perempuan paling menarik yang pernah ia lihat. Sama seperti penilaian Savero terhadap Lala.

"Kami tidak ingin berharap yang berlebihan. Yang penting mereka berdua bahagia, itu saja," mamanya Nadin tersenyum. Ia tampak bahagia dengan rencana yang sudah mereka bicarakan sejak tadi.

"Kami berencana untuk mengumumkan pertunangan Milo dan Nadin nanti ketika acara perayaan hari jadi perusahaan. Karena ini peristiwa penting dan begitu berarti bagi kami, kami ingin mengumumkannya di hari yang spesial itu," kata Pak Haris dengan ceria.

Savero yang menjadi pengamat pun hanya diam. Melihat setiap interaksi itu dengan perasaan yang tidak nyaman. Ia menganggap Lala berhak juga diperlakukan seperti Nadin. Disayangi oleh papa kandungnya dan dipedulikan segala urusannya. Tapi, Lala bertahan sendirian kemarin. Bahkan ketika di rawat di rumah sakit, papanya hanya sekedarnya menelpon. Tidak datang untuk menjaganya barang semalam.

Savero bertekad untuk mendampingi Lala. Memegang tangannya dan bersamanya dalam keadaan apapun. Merasa senasib karena diabaikan keluarga, Savero ingin ia dan Lala membangun keluarga sendiri. Yang saling mencintai dan saling menyayangi. Meski untuk sampai ke titik itu, akan banyak rintangan yang menghalangi.

"Jadi kapan acara peringatan hari jadi perusahaan itu, Pak Haris?" tanya Kakek tampak tertarik.

"Kira-kira bulan depan, Pak. Persiapannya sudah mulai sejak bulan lalu karena perayaan ini sangat istimewa. Sama seperti sebelumnya, Papa meneruskan tradisi untuk mengumumkan para penerus Nabastala selanjutnya. Tentu saja dalam hal ini Nadin akan jadi satu-satunya penerus perempuan dalam daftar."

Savero mengerutkan dahi mendengar penuturan Pak Haris. Jadi benar, Lala sudah dicoret dari daftar ahli waris dan penerus keluarga Nabastala. Lalu bagaimana dengan nasib Lala di keluarga itu selanjutnya?

Another ColorWhere stories live. Discover now