Chamber of Light : 21

2 2 0
                                    

Namun, walaupun pengakuan Iregim membuat suasana semakin tegang, Spencer dan Ravell tetap berdiri di sampingnya dengan dukungan penuh. "Sekarang semuanya menjadi semakin rumit. Banyak hal tumpang tindih satu sama lain, terlepas dari kenyataan bahwa kau berkorban untuk Allegor hingga membuat Plausibilitas terjadi, aku harus berterimakasih karena kau bisa dikatakan menyelamatkanku," ujar Spencer dengan penuh keyakinan.

Iregim menatap kedua sahabatnya dengan harapan yang tumbuh kembali di matanya. "Tapi aku telah merusak banyak hal dengan keputusanku. Kekuatanku menjadi terbatas, banyak hal yang nantinya akan sulit kita lakukan"

Ravell meletakkan tangannya di pundak Iregim dengan lembut. "Kita akan mencari cara bersama-sama, Iregim. Kita tidak akan membiarkanmu sendirian menghadapi semua ini."

Spencer menganggukkan setuju. "Kita sudah melalui banyak hal bersama, dan kita akan tetap bersama. Kita akan menemukan cara untuk mengatasi Plausibilitas ini dan membantumu mendapatkan kembali kekuatanmu."

Dengan perlahan, senyuman samar muncul di wajah Iregim. Meskipun masih penuh keraguan dan penderitaan, ia merasakan getaran kehangatan dari persahabatan mereka berdua. "Terima kasih, teman-teman. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpa kalian."

Ravell tersenyum, "Kami juga tidak akan tahu apa yang akan kami lakukan tanpa kau, Iregim. Kau banyak sekali membantu selama ini. Jika bukan karena kemampuan teleportasi mu kita mungkin sudah tamat sejak kemarin."

Adalah Spencer yang pertama kali sadar dan bergegas menjauhkan tangannya dari kristal cahaya tersebut. Pemuda rupawan itu mundur beberapa langkah untuk mengamati kristal lebih jelas. Kristal tersebut melayang diatas podium. Tampak seperti jantung permata yang memancarkan cahaya warna-warni, menciptakan lingkaran cahaya gemerlap di sekitarnya.

Cahaya yang dipantulkan oleh kristal tersebut memancar ke seluruh penjuru ruangan, mengisi setiap sudut dengan kilauan magis. Dalam keheningan ruangan itu, terdengar suara pelan seperti bisikan yang menggema. Seakan-akan, kristal itu memiliki suara sendiri, memancarkan energi yang memikat hati siapa pun yang menyaksikannya.

Kristal berkilauan itu seolah-olah menjadi pusat energi, menghentikan waktu sejenak dan mengundang siapa pun yang melihatnya untuk terpesona. Dalam kilauannya yang memikat, kristal ini mewakili keindahan alam semesta dan misteri yang masih belum terpecahkan.

"Artifak ini aneh. Dia menunjukkan kita masing masing vision yang berhubungan dengan kita. Masa lalu kita" ujar Spencer dengan iris yang masih mengawasi kristal tersebut.

Ravell mengikuti Spencer, ia mundur beberapa langkah untuk mengamati Kristal yang berwarna warni tersebut.

"Jadi apakah ini benar benar yang namanya Kamar cahaya? Wow!!" Seru Iregim takjub saat mengedarkan pandangan ke sekelilingnya.

Dalam cahaya gemerlap kristal, tiga kristal berwarna ungu, hijau, dan merah tiba-tiba terlepas dari podium cahaya dan melayang menuju Ravell, Iregim, dan Spencer. Masing-masing kristal memiliki pesona dan keunikan sendiri-sendiri saat mereka mengambang di udara, menunggu untuk diambil.

Kristal ungu dengan kemilau lembutnya melayang di hadapan Ravell, seolah menawarkan kedamaian dan kebijaksanaan. Kristal ungu memancarkan aura kebijaksanaan dan misteri. Dengan cahaya lembut yang mengalir di dalamnya, kristal ini tampak seperti pintu ke alam pikiran yang dalam. Permukaannya menghadirkan pola-pola geometris yang rumit, seperti membawa rahasia sepanjang zaman

Sementara itu, kristal hijau melayang di depan Iregim dengan kehidupan dan vitalitas yang berkilauan. Kristal hijau memiliki kehidupan dan keberanian yang menggetarkan. Cahaya hijaunya begitu terang, seakan menciptakan lingkaran kehidupan di sekitarnya. Permukaannya dipenuhi dengan spiral tumbuh-tumbuhan dan flora fantastis, memberikan perasaan akan kekuatan alam dan siklus kehidupan yang tak terputus.

Ravell Mogarr and The Legend of Ugr : City of Dragon | ft. TkWhere stories live. Discover now