CARRANT : 14

0 2 0
                                    

Ravell merasakan tangan lembut Spencer yang memegang tangannya. Dia mengangguk perlahan, berusaha menyingkirkan kebingungannya. "Iya, aku... aku rasa aku baik-baik saja. Apa yang terjadi?"

Iregim menjelaskan dengan cepat tentang penyihir tua, ledakan, dan penginapan yang dimaksud. "Maaf tidak bisa membawamu ke tempat yang lebih baik karena ternyata Spencer telah ditempeli snitch sehingga mereka tahu di mana kita dan tidak ada seorangpun yang mau menampung kita ke dalam penginapan milik mereka."

Ravell menggalang pelan "Tidak masalah Iregim yang penting kita bertiga selamat"

Spencer mengangguk setuju. "Dia benar. Kita juga tidak tahu kapan penyihir itu akan kembali atau jika ada ancaman lain yang mengintai. Kita harus mencari tempat yang lebih aman." Iregim masih menatap Spencer dengan serius dan kemudian mengangguk untuk mengiyakan tapi di luar dari semua itu Ravell menganga menatap Iregim.

Biasanya Iregim akan seperti hantu bersosok mumi dengan gigi tajam melayang-layang tembus pandang, dapat juga menembus bangunan apapun dan tidak dapat disentuh tetapi Iregim yang sekarang berbicara dengannya tampak terlihat tetap berwujud seperti mumi menyeramkan dengan gigi taring seperti vampir namun tidak melayang, Iregim terlihat menapak di tanah, tidak tembus pandang dan dapat disentuh oleh Ravell.

Menatap takjub sosok Iregim yang sekarang seperti makhluk tiga dimensi Ravell mencoba menyentuh pundak Iregim "kau nyata?" Kagumnya dengan sebuah mata berwarna lime Green yang benar-benar dapat membuat Iregim balik terkejut menatapnya.

Iregim balik menatapnya kikuk lalu menggosok perban yang berada di pipinya "ummm.... iya apa itu hal buruk ?" tanyanya kebingungan.

Spencer mendengus "Aku gatal ingin mengelupasi perban-perban yang ada di kulitnya" sedangkan Iregim mendelik "Hei jangan lakukan itu!!"

Gadis bersurai jasnet itu tertawa kemudian Ravel mencoba bangkit, masih merasa agak pusing. "Tapi... bagaimana dengan penyihir itu? Dan Livgarr?"

Iregim menggenggam tangan Ravell dengan lembut. "Kita akan kembali untuk melawan ancaman itu, Ravell. Tapi sekarang, keselamatanmu lebih penting. Kita harus mendapatkan bantuan dan merencanakan langkah selanjutnya."

Dengan bantuan Iregim dan Spencer, Ravell akhirnya berhasil bangkit berdiri. Dia melihat sekeliling, mencoba memahami tempat di mana mereka berada. Mereka berada di tengah-tengah gua yang kering dan berpasir di atas mereka terdapat stalagtite yang untung saja tumpul.

"Jadi apa rencana selanjutnya?"

"Aku mendapatkan beberapa informasi terkait dengan Oracle paling berpengaruh dia merupakan Oracle yang dulunya bekerja untuk kerajaan Bullmar dan sekarang karena ketahuan berpartisipasi pada beberapa lepasnya monster-monster di dalam dungeons lalu Oracle ini diasingkan ke Carrant. Orang-orang menyebutnya Vizier Agung Ay. Dan aku sangat yakin Vizier Agung tentu pasti memiliki informasi yang akan berguna bagi kita nantinya dan juga informasi mengenai penyihir tua itu."

"Mungkin butuh beberapa waktu bagiku untuk bisa pulih kembali" ujar Ravell sembari berusaha bangkit dari duduknya,

"Tidak perlu Ravell jangan terburu-buru, aku yang akan mencari informasinya sedangkan kau dan Irregim di sini saja apabila menjelang malam nanti aku tidak kembali kalian boleh untuk menyusulku ke Carrant, gua ini terletak 3 km dari Utara Carrant dan aku bisa pastikan gua ini lumayan terpencil sehingga ini sekarang menjadi tempat persembunyian paling menguntungkan bagi kita."

Namun kemudian Iregim berdiri dari duduknya mumi vampir itu mendekati Spencer dan dapat dilihat dari tatapan sorot matanya yang kosong memancarkan sedikit keraguan "Apakah kau yakin bahwa Vizier Agung yang kau maksud adalah Vizier Agung yang memakai penutup mata pada salah satu matanya?"

Ravell Mogarr and The Legend of Ugr : City of Dragon | ft. TkWhere stories live. Discover now